Fungsi Pelancar Fasilitas Analisis Fungsi-Fungsi Tataniaga

110 bertujuan untuk menjamin keberlangsungan produksi beras. Dengan mengolah gabah seperlunya mereka dapat memproduksi Beras pandanwangi baik dalam keadaan supply gabah sedang berlebih maupun saat supply berkurang. Penyimpanan gabah yang baik sangat mempengaruhi kualitas dari pada gabah. Jika tempatnya terlalu lembab maka akan menyebabkan gabah menjadi busuk dan menurunkan kualitas beras yang dihasilkan. Pasar Swalayan melakukan fungsi penyimpanan untuk menyimpan beras yang belum lakuk dijual. Tempat penyimpanan pada pasar swalayan biasanya sudah sangat modern. Penyimpanan beras yang dilakukan oleh pasar swalayan sangat hiegienis, sehingga kualitas beras yang disimpan tidak mudah rusak. Untuk pedagang pengecer fungsi penyimpanan yang dilakukan yakni dengan melakukan penyimpanan terhadap beras yang tidak habis terjual. Penyimpanan dilakukan dengan menyimpan beras yang terdapat dalam kemasan karung diatas papan. Jika karung beras disimpan secara langsung di lantai tanpa alas, maka hal itu akan mengakibatkan beras tersebut menjadi lembab, cepat busuk dan dapat dimasuki oleh kutu-kutu.

7.2.3 Fungsi Pelancar Fasilitas

Fungsi pelancar meliputi permodalnya, informasi pasar dan harga, grading, sortasi dan penanggungan resiko. 1. Pembiayaan Modal mutlak diperlukan oleh semua lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses tataniaga pandanwangi. Petani memerlukannya untuk mengolah lahan dan menanam padi di sawah hingga panen tiba. Sebagian besar dari mereka 111 menggunakan modal pribadi dan meminjam kepada sesama petani ataupun pihak lain. Di daerah penelitian tidak ditemukan seorang petani pun yang meminjam dari lembaga keuangan baik pemerintah maupun nonpemerintah. Pada tingkat pedagang baik pengumpul, pedagang besar daerah per luar daerah dan pedagang pengecer daerah per luar daerah dalam hal permodalan usahanya sebagian besar menggunakan modal pribadi. 2. Informasi Pasar dan Harga Dalam setiap proses tataniaga setiap lembaga yang terlibat di dalamnya memerlukan informasi pasar dan harga. Informasi pasar diperlukan oleh mereka untuk mengetahui tentang kondisi pasar, lokasi, jenis mutu, waktu dan harga pasar. Petani pandanwangi di daerah penelitian tidak melakukan fungsi fasilitas yang berupa fungsi informasi pasar dan harga. Hal itu dikarenakan bagaimanapun kondisi pasar, apakah kondisi harga yang terjadi sedang membaik ataukah memburuk, tidak memiliki pengaruh apapun terhadap petani. Mereka tidak akan mengurungkan niatnya untuk menjual hasil panen sekalipun keadaan harga di pasaran sedang mengalami penurunan. Hal itu dikarenakan usahatani padi merupakan mata pencaharian pokok dan saat panen tiba merupakan waktu bagi mereka untuk menuai hasilnya. Jika dilihat dari waktu panen pandanwangi, maka hanya terjadi dua kali setiap tahunnya. Apabila kondisi harga di pasaran meningkat, maka petani akan mengeruk keuntungan. Sebaliknya jika harga yang terjadi anjlok atau mengalami penurunan, maka mereka akan mengalami kerugian.Untung ataupun rugi keduanya merupakan resiko yang harus diterima oleh petani. Harga yang terjadi diantara petani dan pedagang adalah hasil dari 112 tawar-menawar diantara dua belah pihak. Namun seringkali petani berlaku sebagai pihak yang menerima harga price taker yang ditetapkan oleh pedagang pengumpul maupun pedagang besar daerah. Adapun di tingkat pedagang pengumpul informasi pasar dan harga sangat diperlukan. Informasi pasar diperlukan untuk mengetahui secara pasti mengenai kapan musim panen terjadi dan didaerah mana saja. Sehingga dari informasi tersebut jauh hari sebelumnya pedagang pengumpul akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk mendatangi petani di daerah yang sedang panen. Informasi tentang keberlangsungan panen di suatu daerah tertentu berasal dari mulut ke mulut setiap pedagang pengumpul ataupun dari pihak lain, sedangkan informasi harga diterimanya dari pedagang besar daerah. Pedagang besar daerah merupakan pihak yang dominan dalam menentukan harga bagi pihak petani. Pada umumnya pedagang pengecer daerah atau luar daerah tidak memerlukan informasi pasar maupun harga dalam menjajakan Beras pandanwangi. Hal itu dikarenakan harga yang terjadi di tingkat pedagang pengecer cenderung tetap per stabil setiap tahunnya. Mereka menjualnya dalam jumlah terbatas disebabkan oleh konsumen beras jenis ini hanyalah golongan menengah ke atas. 3. Grading dan Sortasi Grading adalah suatu proses penggolongan beras ke dalam kelompok- kelompok khusus yang mempunyai kriteria mutu dan ukuran yang sama. Tujuan pengkelasan tersebut adalah untuk membentuk diferensiasi harga bagi konsumen agar memperoleh nilai jual yang lebih tinggi serta menguntungkan. Suatu proses menggolongkan beras ke dalam beberapa jenis kualitas yang didasarkan atas 113 standar mutu tertentu sebagian besar dilakukan oleh pedagang besar. Pada tingkat pedagang pengumpul tidak dilakukan penggradingan secara khusus. Pengkategorian Beras pandanwangi dilakukan berdasarkan jenis serta bentuk. Hasil dari grading dan sortasi yang dilakukan oleh pedagang besar daerah berupa beras Kepala, Super dan Jitay. Jenis Kepala adalah beras yang mengandung unsur kepala yang bentuknya bulat tanpa ada sedikitpun patahan didalamnya, sedangkan Super adalah jenis beras yang terdiri dari unsur kepala dan patahan. Sebaliknya Jitay adalah beras yang secara keseluruhan berisi patahan. Sortasi merupakan proses pemisahan beras dari bagian yang tidak dapat dipasarkan. Sortasi dapat dilakukan dengan menggunakan tangan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin. Tujuan melakukan sortasi terhadap Beras pandanwangi adalah untuk memisahkan beras yang tidak memenuhi kriteria tataniaga yang diinginkan dan memisahkan beras dari bebagai barang ataupun produk ikutan lainnya pada saat proses penggilingan. Sortasi biasanya memisahkan beras dari pasir, sekam, kerikil ataupun yang lainnya. Proses sortasi itu sendiri hanya dilakukan oleh pedagang pengumpul yang mengolah gabah hingga menjadi beras dan pedagang besar daerah. Sedangkan lembaga-lembaga tataniaga berikutnya tidak lagi melakukan fungsi sortasi. 4. Penanggungan Resiko Kemungkinan terjadinya resiko dapat terjadi dalam berbagai proses termasuk proses tataniaga Beras pandanwangi. Lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses tataniaga Beras pandanwangi dapat mengalami resiko. Lembaga- lembaga tersebut adalah petani, pedagang pengumpul, pedagang besar daerah atau luar daerah dan pengecer daerah atau luar daerah. 114 Pada tingkat petani resiko tidak menjadi tanggungan mereka. Hal ini disebakan oleh proses penjualan yang petani lakukan kepada pedagang pengumpul ataupun pedagang besar adalah sistem ijon. Resiko kerugian yang ditanggung pihak pedagang pengumpul atau pedagang besar akibat membeli padi dengan sistem ijon bukanlah menjadi tanggung jawab petani. Keuntungan dan kerugian menjadi resiko bagi pedagang pengumpul dan pedagang besar daerah. Pedagang pengumpul biasanya menanggung resiko saat mengirimkan gabah per beras kepada pedagang besar ataupun saat mengirimkan beras kepada pedagang pengecer. Jika volume timbang sebelum barang tiba di tempat pedagang besar tidak sama dengan volume timbang pada saat tiba di tempat pedagang besar, maka resiko berupa biaya penyusutan menjadi tanggung-jawab pedagang pengumpul. Begitu pula dalam mengirimkan beras kepada pedagang pengecer, jika kemasan karung beras ada yang mengalami kerusakan, maka mereka juga yang harus bertanggung jawab menggantinya dengan yang baru. Namun pada kenyataannya beras pandanwangi jarang mengalami kerusakan pada saat proses pengirimannya terutama output yang sudah menjadi beras. Hal ini dikarenakan proses ini sudah dipersiapkan dengan baik. Akan tetapi bila proses yang dilakukan adalah pengiriman dalam bentuk gabah, penyusutan yang terjadi kira-kira 10 persen dari total pengiriman. Pada tingkat pedagang besar daerah mereka biasanya membayar resiko pada saat penyimpanan gabah di gudang dari kemungkinan kerusakan atau gangguan lainnya. Selain itu mereka juga harus menanggung resiko pada saat mengirimkan barang kepada pedagang pengecer daerah per luar daerah dan 115 kepada pedagang besar luar daerah. Resiko itu berupa biaya penyusutan per kerusakan kemasan beras pada waktu pengiriman. Sementara pedagang pengecer daerah per luar daerah harus menanggung resiko pada saat beras yang belum habis terjual mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh kelalaian dalam proses penyimpanan ataupun dari gangguan hal- hal yang tidak diinginkan seperti dimakan tikus, kutu beras dan sebagainya. 116 VIII ANALISIS MARJIN SALURAN TATANIAGA DAN STRUKTUR PASAR BERAS PANDANWANGI Tujuan penggunaan analisis marjin saluran tataniaga beras pandanwangi adalah untuk melihat perbedaan harga yang terjadi antara saluran-saluran tataniaga beras pandanwangi. Definisi dari marjin tataniaga adalah selisih perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir terhadap harga yang dikeluarkan oleh produsen. Perbedaan rantai tataniaga pada setiap saluran tataniaga akan menyebabkan perbedaan harga jual yang diterima konsumen akhir. Hal itu disebabkan oleh fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses penyampaian barang dari produsen hingga konsumen saluran tataniaga. Tujuan lembaga-lembaga tataniaga melakukan fungsi-fungsi tataniaga adalah memperoleh keuntungan. Semakin banyak lembaga yang terlibat dalam suatu sistem tataniaga, maka akan semakin banyak biaya tataniaga yang harus dikeluarkan dan semakin besar juga perbedaan harga yang harus dibayar oleh konsumen.

8.1 Biaya, Keuntungan, Marjin dan Saluran Tataniaga