82
produksi yang harus dikeluarkan oleh petani dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tunai dan tidak tunai. Pendapatan yang diterima petani pemilik penggarap maupun
penggarap terdiri dari dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai atau biaya total.
6.3.1 Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Petani Pemilik Penggarap.
Sumber penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani pemilik penggarap secara rinci dapat dilihat dari Tabel 9.
Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa penerimaan yang diterima petani pemilik penggarap berasal dari produksi gabah dan ikan. Gabah yang dihasilkan
sebanyak 3.588,31 kg GKP per musim tanamnya. Angka produksi gabah yang dihasilkan oleh pemilik dipengaruhi oleh faktor lamanya pengalaman dalam
usahatani dan tingkat pendidikan Tabel 8. Petani pemilik penggarap menjual gabah sebanyak 3.065,28 kg atau
sebesar 85,41 persen dari total gabah yang dihasilkan. Sisanya sebanyak 216,35 kg 6,04 persen dipakai untuk konsumsi keluarga dan sebanyak 306,88 kg 8,55
persen dipakai sebagai tambahan stok benih untuk penanaman musim berikutnya. Mayoritas petani pemilik penggarap 85,7 persen menjual gabah tanpa
melakukan pengolahan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh ; keinginan untuk cepat memperoleh uang, rumit dan lamanya proses pengolahan gabah
pandanwangi menjadi beras pandanwangi serta besarnya modal yang diperlukan. Penerimaan yang diterima petani pemilik penggarap dari hasil penjualan gabah
sebesar Rp. 9.195.840,10.
83 Tabel 9. Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-Rata Per Musim Usahatani Petani
Pemilik Penggarap padi pandanwangi pada Lahan 1 Ha No
Komponen Jumlah
Fisik Rata‐Rata per Musim
Tanam Rp
1 Penerimaan
Penerimaan
Tunai
Penjualan gabah kg
3.065,28 9.195.840,10
Penjualan ikan kg
72,42 579.332,93
Total Penerimaan Tunai
9.775.173,03
Penerimaan Tidak Tunai
Konsumsi gabah keluarga kg
216,35 649.035,00
Konsumsi Ikan keluarga kg
7,78 69.992,68
Penyimpanan kg
306,88 920.625,00
Total Penerimaan Tidak Tunai
1.639.652,68
Total Penerimaan Usahatani
11.414.825,71
2 Biaya
Biaya
Tunai
Pembelian benih padi kg
43,33 303.300,00
pembelian bibit ikan kg
41,32 198.350,21
pembelian pupuk :
~ Urea kg
135,80 203.696,12
~ SP 36 kg
118,20 212.760,63
~ NPK kg
41,48 103.708,25
Total pembelian Pupuk
520.165,00 Pembelian
Insektisida 75.000,00
Biaya Panen per kg
538.275,00
Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga HOK
143,19 2.147.796,40
Iuran Pajak
60.000,00 Zakat
157.025,00 Biaya
lain‐lain 38.860,00
Total Biaya Tunai
4.038.771,61
Biaya Tidak Tunai
Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga HOK
11,31 169.684,12
Penyusutan alat
95.100,25
Biaya imbangan penggunaan lahan
5.315.091,70
Total Biaya Tidak tunai
5.579.876,07
Total Biaya Produksi
9.618.647,68 3
Pendapatan Pendapatan
atas biaya tunai
5.736.401,43
Pandapatan atas biaya total
1.796.178,04 RC
atas biaya tunai
2,42 RC
atas biaya total
1,1867 Sumber: Data primer, diolah
84
Total biaya per musim yang dikeluarkan oleh petani pemilik penggarap besarnya mencapai Rp. 9.618.647,68, yang terdiri dari 41,99 persen biaya tunai
dan 58,01 persen biaya tidak tunai. Persentase biaya tidak tunai lebih besar dibanding dengan biaya tunai. Komponen penyusun biaya tidak tunai terbesar
adalah biaya imbangan penggunaan lahan. Dalam penggunaan insektisida, data yang diperoleh dari petani tidak sama
dalam hal satuan fisik yang digunakan. Oleh karena itu untuk penggunaan insektisida hanya dapat diketahui dari rataan besarnya biaya yang dikeluarkan
oleh setiap responden untuk biaya membeli insektisida.
Kegiatan usahatani di daerah penelitian memerlukan tenaga kerja yang berasal dari tenaga kerja manusia pria dan wanita, tenaga kerja dan tenaga kerja
mesin. Tenaga kerja manusia berasal dari dalam dan luar keluarga. Petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga disebabkan oleh keterbatasan yang
dimilki oleh tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja dari luar sering disebut sebagai tenaga buruh tani. Penggunaaan tenaga kerja ternak seperti penggunaan
kerbau atau sapi untuk membajak tidak di temui di daerah penelitian. Hal ini disebabkan karena sebagian besar petani telah menggunakan tenaga mesin traktor
untuk membajak lahan sawahnya. Selein itu penggunaan mesin traktor lebih efektif, efisien dan praktis. Sebagian besar petani mempekerjakan tenaga dari luar
untuk membajak lahannya dengan menggunakan mesin traktor. Pembayaran upahnya di lakukan dengan sistem borongan dengan atau tanpa memberi makan.
Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK diperlukan dalam proses pemangkasan, pembajakan, penyiangan, penanaman bibit, pengangkutan bibit dari
tempat penyemaian, pemupukan , pemberantasan hama penyakit serta panen padi
85
dan ikan. Sebagian besar tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria, Tenaga kerja wanita hanya dibutuhkan pada saat pengambilan bibit dari tempat
penyemaian, penanaman bibit dan penyiangan rumput dan gulma. Penggunaaan tenaga kerja baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
keluarga dikonversikan ke dalam satuan hari orang kerja HOK. Tenaga kerja pria dijadikan sebagai standar pokok bagi penentuan satu satuan HOK yang
memiliki rata-rata jam kerja 6 jam per hari. Petani mulai bekerja dari pukul enam pagi sampai pukul 12 siang. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga rata-rata
responden petani pemilik penggarap 143,19 HOK per per musimnya. Penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga rata-rata responden petani pemilik penggarap
per musimnya adalah 11,3 HOK. Penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja luar keluarga.
Pendapatan atas biaya tunai per musim petani pemilik penggarap besarnya adalah Rp. 5.736.401,43 sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp. 1.796.178,04.
6.3.2 Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Petani Penggarap