98
Tabel 13. Fungsi-Fungsi Tataniaga yang Dilaksanakan Oleh Lembaga
Lembaga Tataniaga Beras pandanwangi di Kabupaten Cianjur
No Lembaga
Pemasaran Fungsi
Tataniaga Perlakuan
Pertukaran Penjualan
Pelancar Permodalan
Pertukaran Penjualan
dan Pembelian Pengadaan
Secara Fisik
Pengolahan, Pengemasan,
Pengangkutan dan Penyimpanan
Pertukaran Pembelian
dan Penjualan Pengadaan
Secara Fisik
Pengolahan, Pengemasan,
Pengangkutan dan Penyimpanan
Pertukaran Pembelian
dan Penjualan Pengadaan
Secara Fisik
Pengangkutan dan Penyimpanan
Pelancar Informasi
harga dan Pasar, Permodalan
dan penanggungan Resiko
Pertukaran Pembelian
dan Penjualan Pengadaan
Secara Fisik
Pengangkutan dan Penyimpanan
Pelancar Informasi
harga dan Pasar, Permodalan
dan penanggungan Resiko
Pertukaran Pembelian
dan Penjualan Pengadaan
Secara Fisik
Pengangkutan, pengemasan dan
Penyimpanan 1 Petani
Informasi Harga dan Pasar,
Sortasi, Permodalan dan
Penanggungan resiko
Pelancar Pedagang
Pengumpul 2
Pasar Swalayan
6 5 Pedagang
Pengecer Informasi
Harga dan Pasar, Sortasi
dan Grading, Permodalan dan
Penanggungan resiko Pedagang
Besar Daerah Pelancar
3
Pedagang Besar Luar daerah
4
Sumber: Data primer, diolah
7.2.1 Fungsi Pertukaran
Dalam setiap kegiatan tataniaga produk atau komoditas apapun tidak akan terlepas dari proses transaksi penjualan-pembelian. Begitu pula untuk tataniaga
99
beras pandanwangi. Proses jual-beli yang merupakan bagian dari fungsi pertukaran tataniaga.
Pada tingkat petani fungsi pertukaran yang dilakukan yaitu fungsi penjualan. Mereka menjual gabah kepada pedagang pengumpul ataupun kepada
pedagang besar daerah. Sistem pembayaran dari jual-beli yang terjadi bisa dalam bentuk tunai maupun kredit.
Pedagang pengumpul tingkat desa juga melakukan fungsi pertukaran yaitu penjualan dan pembelian. Mereka malakukan fungsi pembelian saat membeli
gabah dari petani. Sistem pembelian gabah yang berlaku di sana sebagian besar berupa sistem “ijon” dimana padi dibeli oleh pedagang sebelum dipanen. Sistem
ini tidak selamanya menguntungkan petani ataupun pedagang pengumpul. Dalam prakteknya, pedagang hanya menaksir luas dan kondisi tanaman padi yang akan
dibeli dengan sebuah sistem yang disebut dengan istilah kemplang membeli dalam areal satu hamparan. Mereka memilik alasan untuk melakukan sistem jual
beli seperti itu. Alasannya bagi petani adalah sistem itu memudahkan keinginan mereka yang cepat memperoleh hasil tunai uang. Selain itu, dengan sistem ini
petani berharap dapat mengurangi resiko apabila ternyata hasil yang dipanen jumlahnya jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan. Keuntungan petani dan
pedagang sangat ditentukan sistem taksir-menaksir spekulasi terhadap jumlah produksi. Jika pedagang lebih pandai dalam menaksir, maka ia akan memperoleh
keuntungan yang besar. Namun, jika taksirannya meleset, maka mereka mengalami kerugian. Begitu pula bagi petani, jika taksiran pedagang sama dengan
taksiran hasil yang ia perkirakan, maka petani akan mengalami keuntungan. Walaupun faktor untung-rugi senantiasa menghampiri mereka pedagang
100
pengumpul dan petani, tetapi sistem jual-beli seperti ini sampai sekarang masih berlaku.
Fungsi penjualan terjadi saat pedagang pengumpul menjual gabah atau beras kepada pedagang besar. Sebagian dari mereka merubah gabah menjadi beras
dengan menggunakan fasilitas Huller yang dimiliki oleh pedagang besar tingkat desa setempat. Selain itu sebagian mereka menjual masih dalam bentuk gabah
kepada pedagang besar. Tidak hanya kepada pedagang besar, beras yang dihasilkannya dijual juga kepada pedagang pengecer baik di pasar ataupun di
toko-toko. Pada tingkat pedagang besar daerah, fungsi-fungsi pertukaran yang
dilakukan adalah fungsi pembelian dan penjualan. Fungsi pembelian dilakukan pada saat membeli gabah atau beras dari pedagang pengumpul. Pedagang
pengumpul yang telah menjadi langganan seorang pedagang besar secara kontinu akan mengirimkan gabah atau berasnya, sehingga pedagang besar tidak
mengeluarkan biaya transportasi untuk membeli gabah atau beras dari pedagang pengumpul. Namun selain dari pedagang pengumpul yang menjadi langganannya,
sebagian mereka ada juga yang langsung membeli dari petani. Untuk pembelian yang berasal dan petani, pedagang besar mengeluarkan ongkos untuk mengangkut
gabah dari petani. Fungsi penjualan juga terjadi saat pedagang besar menjual kepada
lembaga tataniaga berikutnya, seperti pedagang pengecer daerah atau luar daerah dan pedagang besar luar daerah. Atau saat mereka beRp.eran sebagai pedagang
pengecer yang menjual beras kepada konsumen yang langsung datang ke tempat mereka.
101
Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang besar luar daerah tidak berbeda dengan lembaga-lembaga tataniaga sebelumnya yakni fungsi pembelian
dan penjualan. Fungsi pembelian terjadi saat mereka membeli beras di tempat yang dikirim oleh pedagang besar daerah. Sementara untuk fungsi penjualan,
terjadi saat mereka menjual beras kepada konsumen baik rumah tangga, restoran atau rumah makan dan catering.
Fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan juga dilakukan oleh pasar swalayan. Pasar swalayan mengadakan pembelian dengan cara memesan
langsung kepada pedagang besar daerah. Sitem pembelian yang dilakukan oleh pasar swalayan adalah pembayaran sesuai beras yang laku retur. Fungsi penjulan
mereka lakukan saat mereka melakukan penjualan kepada konsumen. Sistem yang pembayaran yang merela lakukan saat penjualan adalah tunai cash.
Adapun fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan dilakukan pula oleh pedagang pengecer daerah atau luar daerah. Pedagang pengecer mengadakan
pembelian terhadap beras dengan cara dikirim langsung oleh pedagang pengumpul maupun pedagang besar daerah. Sistem pembelian yang dilakukan
oleh pedagang pengecer ada yang mengunakan sistem pembayaran tunai dan kredit. Fungsi penjualan terjadi pada saat mereka melakukan penjualan kepada
konsumen. Sistem pembayaran dari penjualan yang terjadi antara pedagang pengecer dan konsumen sebagai pembeli adalah tunai cash.
7.2.2 Fungsi Pengadaan Secara Fisik