54
Biaya penyusutan = Nb – Ns n
Keterangan :
Nb = nilai pembelian Rp.
Ns = tafsiran nilai sisa Rp.
N =
jangka usia
ekonomis tahun
Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain apabila rasio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lain. Retum and
Cost Ratio R per C ratio merupakan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya atau perbandingan antara penerimaan usahatani dengan pengeluaran
usahatani. Dalam penelitian ini untyuk mengetahui keuntungan dari usahatani padi
dipergunakan R per C ratio dengan rumus yang digunakan oleh Soeharjo dan Patong 1973, yaitu :
R per C ratio = Jumlah penerimaan Rp. Jumlah
Biaya Rp.
4.5.2 Analisis Lembaga dan Saluran Tataniaga
Saluran tataniaga beras pandanwangi di Kabupaten Cianjur dapat dianalisis dengan mengamati lembaga tataniaga yang membentuk saluran
tataniaga tersebut. Lembaga-lembaga tataniaga ini beRp.eran sebagai perantara dalam penyampaian barang dari produsen ke konsumen akhir dan arus barang
yang melalui lembaga-lembaga yang menjadi perantara membentuk saluran tataniaga. Perbedaan saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu jenis barang akan
berpengaruh pada pembagian pendapatan yang diterima oleh masing-masing
55
lembaga tataniaga yang terlibat di dalamnya. Dengan begitu, suatu saluran tataniaga yang berbeda akan memberikan keuntungan yang berbeda pula kepada
masing-masing lembaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga.
4.5.3 Analisis Karakter Pelaku dan Struktur Pasar
Struktur pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna. Pernahaman mengenai struktur pasar dapat didekati dengan
mengetahui jumlah pelaku tataniaga yang terlibat, sifat produk, sumber informasi dan hambatan untuk memasuki pasar. Pernahaman mengenai tingkah laku pasar
dapat didekati dengan mengetahui cara penentuan harga serta parktek-praktek fungsi tataniaga lainnya.Karakter dari pelaku tataniaga Beras pandanwangi dapat
dianalisa dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian, sistem penentuan dan pembayaran harga, serta kerjasama diantara lembaga tataniaga.
4.5.4 Analisis Marjin Tataniaga
Analisis marjin tataniaga digunakan untuk melihat tingkat efisiensi jalur tataniaga Beras pandanwangi. Marjin tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan
harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkatan lembaga yang terlibat dalam distribusi Beras pandanwangi. Besarnya marjin tataniaga pada
dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya tataniaga dan keuntungan yang diperoleh setiap lembaga tataniaga yang terlibat dalam jalur distribusi tersebut,
secara matematik marjin tataniaga dirumuskan sebagai berikut Limbong dan Sitorus, 1987:
56
Mi = Psi – Pbi ................................................................................ 1 Mi = Ci + Li ................................................................................ 2
Dari perasamaan 1 dan 2 diperoleh Li = Psi – Pbi – Ci .......................................................................... 3
Dimana: Mi
= Marjin tataniaga pada lembaga tataniaga ke-i Rp. per kg. Psi
= Harga jual lembaga tataniaga ke-i Rp. per kg Pbi
= Harga beli lembaga tataniaga ke-i Rp. per kg Ci
= Biaya tataniaga pada lembaga tataniaga ke-i Rp. per kg Li
= Keuntungan lembaga tataniaga ke-i Rp. per kg Penyebaran marjin tataniaga Beras pandanwangi dapat juga dilihat
berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya tataniaga pada masing-masing lembaga tataniaga. Perhitungannya dilakukan dengan mengunakan rumus:
Rasio keuntungan – biaya persen = Li per Ci x 100 persen
4.5.5 Analisis Efisiensi Saluran Tataniaga