59
4.6 Batasan dan Definisi Operasional
Petani pandanwangi adalah petani yang mengusahakan padi
pandanwangi.
Beras pandanwangi adalah beras murni pandanwangi yang dihasilkan
dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tanpa campuran beras jenis lain.
Saluran Tataniaga adalah saluran yang digunakan oleh lembaga tataniaga
untuk menyalurkan gabah dan Beras pandanwangi dari produsen sampai konsumen
Lembaga Tataniaga adalah lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi-
fungsi tataniaga mulai titik produsen yaitu petani serta lembaga perantara yang lain.
Harga jual petani Rp. adalah harga gabah kering pungut MKP yang
diterima petani di lokasi penelitian.
Harga beli pedagang Rp. adalah harga gabah yang diterima pedagang
pengumpul maupun pedagang besar daerah dan harga beras yang diterima pedagang baik npedagang besar daerah per luar daerah maupun pedagang
pengecer dalam per luar daerah.
Harga Beras Konsumen Rp. adalah harga transaksi antara pedagang
pengecer dan pembeli yang diukur dalam satuan Rp. per kg
Rasio R per C
adalah perbandingan antara penerimaan yang diterima lembaga tataniaga dengan biaya yang dikeluarkannya
60
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Karakteristik Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 2.098.644 jiwa BPS, 2007. Mata pencaharian utama penduduk di
daerah ini adalah bertani dan berdagang. Sebanyak 62,99 persen dan 14,60 persen penduduk Kabupaten Cianjur bekerja di bidang pertanian dan perdagangan.
Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan keuntungan berupa pendapatan daerah yang tersebesar. Keuntungan berupa pendapatan daerah yaitu
sebesar 42,8 persen. Bidang perdagang berada dalam posisi ke dua yaitu menyumbang pendapatan sebesar 24,62 persen dari jumlah total seluruh PDRB
Kabupaten Cianjur BPS, 2007. Secara administratif Pemerintah Kabupaten Cianjur terbagi dalam 30
Kecamatan, dengan batas-batas administratif sebagai berikut : 1.
Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta.
2. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.
4. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut.
61
Secara geografis , Kabupaten Cianjur dapat dibedakan dalam tiga wilayah pembangunan yaitu :
1. Wilayah Utara
Meliputi 15 Kecamatan : Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Gekbrong,
Cibeber, Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, Bojongpicung, Mande, Cikalongkulon, Cugenang , Sukaresmi, Cipanas dan Pacet.
2. Wilayah Tengah
Meliputi 9 Kecamatan : Sukanagara, Takokak, Campaka, Campaka Mulya,
Tanggeung, Pagelaran, Leles, Cijati dan Kadupandak.
3. Wilayah Selatan
Meliputi 6 Kecamatan : Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun ,
Naringgul dan Cikadu. Sebagai daerah beriklim tropis, di wilayah Cianjur Utara dapat tumbuh
dengan subur tanaman seperti sayuran, padi, teh dan tanaman hias. Wilayah Cianjur Tengah merupakan daerah yang baik untuk tanaman padi, kelapa dan
buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tanaman Palawija, perkebunan teh, padi, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan
dapat dibudidayakan dengan subur. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi. Sebagai
daerah agraris yang pembangunannya bertumpu pada sektor pertanian, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah swasembada padi. Produksi padi pertahun
sekitar 625.000 ton, dari jumlah itu setelah dikurangi kebutuhan konsumsi lokal dan benih, Kabupaten Cianjur masih memperoleh surplus padi sekitar 40 persen
dari total produksi padi. Produksi padi terdapat hampir di seluruh wilayah Cianjur,
62
kecuali di Kecamatan Pacet dan Sukanagara. Wilayah ini setiap harinya memasok puluhan ton sayur mayur ke Jabotabek .
Letak strategis sebagai lintasan Jakarta-Bogor-Sukabumi-Bandung membawa keberuntungan tersendiri bagi Kabupaten Cianjur. Tersedianya sarana
prasarana transportasi dan perhubungan yang cukup memadai memberikan kemudahan dalam mendistribusikan dan mengembangkan akses pasar produk
unggulan Kabupaten Cianjur. Sebagai daerah yang berbasis pertanian, Kabupaten Cianjur memiliki
sejumlah komoditas pertanian yang menjadi komoditas unggulannya. Komoditas unggulan tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu komoditas unggulan utama
dan komoditas unggulan prospektif. Beras pandanwangi merupakan salah satu komoditas unggulan utama di
samping komoditas unggulan lain diantaranya kacang tanah, pisang, teh, cengkeh, kelapa, sayuran dan tanaman hias serta bunga Krisan. Sedangkan komoditas
unggulan prospektif diantaranya tomat dan jambu bol. Padi varietas pandanwangi yang merupakan kebanggaan warga Cianjur
sebab hanya dapat tumbuh pada daerah-daerah tertentu, seperti di daerah Warung Kondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber dan Campaka. Secara umum dari 58.000 Ha
lahan pertanian di Kabupaten Cianjur, luas lahan yang ditanami oleh padi pandanwangi jumlahnya mencapai 2.000 Ha sampai dengan 2.500 Ha, dengan
kapasitas produksinya mencapai 1.012 ton per bulan. Daerah yang dijadikan tempat penelitian, yaitu Kecamatan Warung
Kondang. Kecamatan Warung Kondang merupakan daerah sentra penghasil padi pandanwangi. Kecamatan ini merupakan daerah yang ditunjuk pemerintah daerah
63
sebagai tempat pembenihan padi pandanwangi. Secara administratif Kecamatan Warung Kondang berbatasan dengan :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cugenang dan Cianjur.
2. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gekbrong.
4. Sebela timur berbatasan dengan Kecamatan Cibeber dan Cilaku.
Masyaratkat Kecamatan Warung Kondang sebagian besar mempunyai pekerjaan utama sebagai petani petani pemilik penggarap dan penggarap. Selain
bertani pekerjaan masyrakat kecamatan ini adalah pedagang, buruh pabrik dan Tenaga Kerja Indonesia TKI.
Berdasarkan letak geografisnya daerah ini berada di bawah kaki Gunung Gede. Kondisi ini menyebabkan daerah ini mempunyai air yang melimpah.
Kondisi air yang melimpah ini membuat petani menanam sawahnya dengan sistem mina padi, yaitu menanam padi bersama ikan. Ikan yang mereka
budidayakan pada umumnya adalah ikan mas. Dengan sistem mina padi seperti ini dirasakan sangat membantu penghasilan petani. Mereka hanya membeli ikan
dibudidayakan baik bibit ikan maupun ikan yang masih kecil tanpa harus memberikan pakan terhadap ikan. Keuntungan cukup tinggi, sebab tanpa harus
memberikan pakan mereka mampu memanen ikan dalam jumlah yang banyak. Daerah ini sendiri pada tahun 1990-an areal tanam dan panen antara 700-1000 ha
permusim, saat ini hanya ditanam dan dipanen antara150-200 ha per musim.
64
5.2 Karakteristik Petani Padi Pandan Wangi