24
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Komoditas Beras
Beras yang berasal dari Padi Oryza Sativa Sp merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Rata-rata konsumsi beras masyarakat
Indonesia adalah 290 gr per kapita per hari Susenas, 2002. Beras memiliki rasa yang enak, sesuai dengan selera masyarakat Indonesia umumnya serta memiliki
kandungan gizi kalori dan protein yang jauh lebih tinggi dibanding komoditas yang lainnya seperti jagung, ketela, kentang dan sagu.
Beras termasuk komoditas pertanian strategis, karena ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia saat ini bertumpu pada produksi beras dengan
jumlah yang sesuai konsumsi nasional, harga terjangkau dan bergizi tinggi. Untuk itu pemenuhan kebutuhan pokok ini tergantung pada produksi beras dalam negeri.
Apabila terjadi kekurangan stok beras nasional akibat kurangnya produksi dalam negeri, pemecahan yang selalu dilakukan pemerintah adalah dengan cara
mengimpor beras dari luar negeri.
2.2 Gambaran Beras pandanwangi
Pandanwangi adalah beras khas Cianjur yang berasal dari padi bulu varietas unggul lokal Javanica. Aroma yang dimiliki oleh padi dan beras ini
adalah aroma daun pandan, maka sejak tahun 1973 padi ini dikenal dengan sebutan “pandanwangi”. Deskripsi padi pandanwangi antara lain; Varietas unggul
lokal ini ditanam di dataran sedang dengan ketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut, umur tanaman 150-160 hari, tinggi tanaman 150 – 170 cm,
bentuk gabah endosperm bulat atau gemuk berperut, berbulu, tahan rontok, berat
25
1.000 butir gabah adalah 30 gr, beraroma daun pandan, kadar amilose 26 persen dan potensi hasil 6-7 Ton per Ha malai kering pungut.
Jenis padi varietas lokal asli Cianjur ini secara terbatas di tanam pada areal pesawahan di Kecamatan Warung Kondang, Cugenang, Cianjur dan
sekitarnya dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Termasuk varietas Javanika varietas unggul atau padi bulu dengan ciri-ciri tinggi tanaman rata-rata
diatas 1 meter, tidak tahan rebah, umur panjang panen 2 kali setahun dan kurang respon terhadap pemupukan. Ciri-ciri lainnya adalah tidak tahan terhadap virus
kerdil, rumput dan tungro, rasanya beras enak, wangi dan tidak basi sehingga harga beras jenis ini cukup mahal. Keunikannya apabila padi ini ditanam di luar
daerah setra produksinya di Cianjur, maka rasanya berbeda dan aroma pandannya tidak muncul Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur,2002. Daerah-daerah sentra
produksi padi pandanwangi di Kabupaten Cianjur tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Daerah Sentra Produksi padi pandanwangi di Kabupaten Cianjur Tahun
2002
Kecamatan Jumlah
Kelompok Tani
Jumlah Anggota
Orang Luas
Sawah Ha
Jumlah Petani
P.Wangi Total
Produksi Ton
Dikonsumsi Ton
Dijual Ton
Wr.Kondang 28
2,597 2,985
760 6,298
348 5,950
Cibeber 20
818 3,200
351 2,080
216 1,864
Cugenang 14
912 2,174
357 1,874
468 1,406
Cilaku 31
412 2,574
210 1,472
143 1,329
Cianjur 14
494 1,206
183 1,088
187 901
Campaka 2
40 2,800
15 88
12 76
Jumlah 78
4,870 14,939
1,876 12,901
1,374 11,527
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur 2002 Menurut laporan Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur 2001, beras
pandanwangi mengandung berbagai macam zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh,
26
diantaranya protein, lemak, gula pereduksi, zat besi Fe, zat tembaga Cu dan kalori. Persentase kadar gula pereduksi lebih besar dibandingkan dengan kadar
protein dan lemak Tabel 6. Teknik usahatani padi pandanwangi hampir sama dengan menanam padi
varietas lokal lainnya. Langkah pertama adalah persiapan pengolahan tanah dimulai dengan pembabatan jerami, pembuatan saluran air sepanjang pematang
dan perbaikan pematang yang dikerjakan dengan menggunakan cangkul dan arit. Kemudian langkah pengolahan tanah dapat dilakukan dengan mengunakan tenaga
manusia, hewan ataupun mesin. Alat yang biasa digunakan adalah bajak, garu, papan perata tanah, singkal dan rotari. Langkah berikutnya adalah membuat
persemaian dan pemupukan persemaian. Persemaian dibuat pada bagian sawah yang airnya terjamin terhindar dari banjir pada waktu hujan serta terhindar dari
gangguan ternak peliharaan. Luas lahan persemaian perhektar antara 450-500 meter persegi. Proses ini dikerjakan dengan tenaga manusia dan mengunakan
cangkul. Setelah itu proses selanjutnya adalah pembenihan dan perlakuan benih. Benih yang baik adalah benih hasil pemurnian pertumbuhan di lapangan sawah.
Benih yang diperlukan dalam satu hektar sawah adalah 30-40 kg.Waktu yang diperlukan dalam penyemaian sehingga menjadi malai antara 160-180 hari.
Setelah berbentuk malai barulah dilakukan persiapan tanam. Proses persiapan tanam meliputi : 1 Meratakan dan menggaris, 2 Mencabut bibit dan menanam.
Dalam proses tersebut alat yang digunakan adalah alat caplakan, tali, golok dan koran, sebagai alat pengangkut bibit digunakan tangkai merang padi. Tenaga yang
digunakan adalah tenaga kerja manusia. Proses selanjutnya adalah pemupukan. Dosis dan jenis pupuk kimia per hektar yang dianjurkan adalah 150-200 kg Urea,
27
SP 36 100-150 kg, KCl 50-75 kg. Apabila mengunakan pupuk organik maka bahan organik yang digunakan adalah feces atau urine hewan baik unggas
maupun hewan ternak domba, kambing atau sapi, sampah organik dapur berupa sisa-sisa sayuran, abu hawu dan sampah dapur organik lainnya, sisa tanaman padi
jerami, pohon pisang serta rumput-rumputan. Dosis pupuk organik yang diberikan cukup 4-6 ton per hektarnya. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan
adalah pengendalian hama dan penyakit padi pandanwangi. Hama yang dominan menyerang tanaman padi adalah tikus, keong mas, walang sangit, hama putih dan
Ulat Grayak. Sedangkan penyakit yang banyak menyerang adalah Balst, Tungro. Untuk menanggulanginya biasanya digunakan pestisida sesuai dengan hama atau
penyakit yang diderita. Kemudian penyiangan dan sanitasi serta pengaturan air di sawah irigasi adalah hal yang harus dilakukan sebelum panen. Panen padi
pandanwangi di panen sekitar 145-155 hari setelah tanam atau 160-190 hari semai. Alat yang digunakan adalah ani-ani. Setelah padi dipanen dilakukan
proses penjemuran secara bertahap 3-4 hari. Dari segi tataniaganya beras pandanwangi banyak dijual di toko-toko dan
kios-kios beras di sekitar Kota Cianjur yang dijajakan dalam berbagai ukuran kemasan mulai dari 5 kg sampai dengan 50 kg dengan berbagai grade dan
kualitas, diantaranya beras super, beras kepala I dan II. Harga beras di pasaran pun tergantung dari kualitasnya.
28
Tabel 6. Kandungan Zat Gizi Beras pandanwangi per 100 gram
No Parameter
Satuan Hasil
1. Kadar
Protein 8,97
2. Kadar
Lemak 0,32
3. Kadar
Gula Pereduksi 63,39
4. Fe
Ppm 4,65
5. Cu
Ppm 6,42
6. Kalori
kgg 14,81
Sumber : Institut Pertanian Bogor IPB 2001 Selain pandanwangi, petani di Kabupaten Cianjur juga menanam padi
varietas IR 64, Cisadane, Way seputih, Way Apo Buru, Cibodas, Cilamaya Muncul, Widas, Ciherang, Aromatik, Towuti, Tambleg, Cere, Hawara, Cingkrik,
Boneng dan BTN. Jenis padi non lokal yang banyak ditanam oleh petani adalah IR 64. Pemerintah mengenalkan jenis padi non lokal pertama kali melalui
Program Varietas Unggul Tahan Wereng VUTW. Berbeda dengan padi pandanwangi, penanaman padi IR 64 menyebar diseluruh daerah Kabupaten
Cianjur. Hal itu terlihat dari realisasi penyebaran padi ini pada masa tanam periode September 2001 sampai dengan Februari 2002 yang mencapai 29,828 Ha.
Perkiraan hasil potensial padi varietas ini mencapai 5-7 Ton per Ha dalam satu kali panen.
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu