Biaya Pokok Produksi Angkutan Umum Studi Terdahulu

perhitungan. Bila angka indeks korelasi bertanda minus - berarti korelasi tersebut mempunyai arah korelasi negatif. Tanda minus - yang terdapat di depan angka indeks korelasi tidak dapat diartikan bahwa korelasi antara variabel itu besarnya kurang dari nol, karena angka indeks korelasi yang paling kecil adalah nol. Bila angka indeks korelasi diberi tanda plus + atau tidak diberi tanda apapun menunjukkan arah korelasi tersebut adalah korelasi positif. Hal yang perlu diingat bahwa tanda plus + dan minus – di depan angka indeks korelasi itu bukanlah tanda aritmatika.

2.14 Biaya Pokok Produksi Angkutan Umum

Biaya pokok produksi angkutan umum BPP didefinisikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak operator untuk menghasilkan satuan produksi pelayanan angkutan umum. Besarnya biaya pokok pelayanan angkutan umum akan sangat tergantung pada besarnya biaya total operasi persatuan waktu dan besarnya produksi pelayanan persatuan waktu. Persamaan matematisnya adalah: BPP = pertahun Pelayanan oduksi Total pertahun Kendaraan oduksi Biaya Total _ _ Pr _ _ _ Pr _ _ 2.25

2.15 Biaya Operasi Kendaraan

Biaya Operasi Kendaraan didefinisikan sebagai biaya yang secara ekonomi terjadi dengan dioperasikan satu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan Universitas Sumatera Utara tertentu. Pengertian biaya ekonomi disini adalah biaya yang sebenarnya terjadi. Jadi bukan hanya biaya yang terasakan sesaat saja oleh pemilik kendaraan seperti pembelian bensin misalnya, tetapi juga termasuk biaya-biaya yang terkait lainnya yang tidak dirasakan secara langsung pada saat dilakukannya pengoperasian kendaraan. Komponen biaya operasi kendaraan total biasanya dibagi dalam kelompok: 1. Biaya tetap fixed cost. 2. Biaya tidak tetap variable cost. 3. Biaya lainnya overhead.

2.15.1 Biaya Tetap fixed cost

Biaya tetap adalah capital cost, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pada saat awal dioperasikan sistem angkutan umum. Biaya tetap ini tidak tergantung pada bagaimana sistem angkutan ini dioperasikan. Biaya tetap ini tergantung dari waktu dan tidak pernah terpengaruh dengan penggunaan kendaraan. Biaya tetap untuk angkutan umum penumpang terdiri dari empat komponen biaya yang semuanya dihitung dari satuan waktu tertentu. Biasanya jangka waktu perhitungan adalah satu tahun, karena sebagian besar komponen biaya dibayar setiap tahun Santoso, 1996. Empat komponen biaya dari biaya tetap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyusutan Metode perhitungan akuntansi yang bermaksud membebankan biaya perolehan aktiva tetap atau asset dengan menyebar selama periode tertentu Universitas Sumatera Utara dimana asset tersebut masih berfungsi sepanjang umur ekonomi, tetapi sesungguhnya penyusutan itu tidak merupakan pengeluaran biaya riil, sebaliknya merupakan pengeluaran sehubungan dengan pemakaian faktor modal, sebab yang betul-betul merupakan faktor pengeluaran biaya adalah investasi semula, atau kalau investasi proyek itu dibiayai dengan pinjaman terikat, maka yang dianggap sebagai biaya adalah arus pelunasan kredit angsuran beserta bunganya pada waktu kedua arus itu betul-betul dilaksanakan . Biaya inilah yang disebut sebagai biaya penyusutan depresiasi. Dikenal beberapa metode depresiasi, yaitu: a. Merata sepanjang periode asset masih berfungsi. Metode ini disebut depresiasi garis lurus straight line depreciation – SL. b. Tidak merata, dalam arti jumlahnya lebih besar di tahun-tahun awal. 1. Sum of the year digit-SY. 2. Double declining balance – DDB. 3. Accelerated cost recovery system – ACRS. Pelunasan Hutang Beserta Bunganya Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pinjaman beserta bunganya, bunga modal sesuai dengan bunga kredit yang berlaku. Asumsi-asumsi yang digunakan: a. Pemilik kendaraan dengan menggunakan modal yang dipinjam seluruhnya dari bank. Universitas Sumatera Utara b. Pinjaman tersebut beserta bunganya harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu. c. Jika pemilik kendaraan membeli kendaraan dengan uang sendiri, maka tidak ada biaya pelunasan pinjaman beserta bunganya. 2. Perijinan dan Administrasi Pada dasarnya tidak ada persoalan dalam menghitung ijin kendaraan ini, karena besarnya ijin telah ditetapkan pemerintah berdasarkan ukuran dan tahun kendaraan. 3. Gaji Operator Kendaraan Gaji operator diperhitungkan sebagai biaya tetap dengan pertimbangan bahwa operator tetap memperoleh penghasilan baik kendaraan beroperasi maupun tidak beroperasi seperti pada waktu perbaikan. 4. Asuransi Kendaraan Dibeberapa negara, asuransi wajib diberikan kepada kendaraan dan dimasukkan dalam perhitungan biaya operasi kendaraan. Beban yang ditanggung pihak asuransi apabila kendaraan rusak sangat tergantung besarnya premi yang dibayar setiap waktunya. Dengan premi yang tinggi, kendaraan dapat terlindungi dari bahaya pencurian atau hancur karena kebakaran. Asuransi bahkan dapat dijadikan perlindungan terhadap seluruh kerusakan kendaraan. Tetapi perlu diingat bahwa beberapa asuransi memberikan pergantian karena kerusakan kendaraan maka perhitungan biaya operasi secara keseluruhan dapat terjadi perhitungan ganda double Universitas Sumatera Utara account, karena kerusakan tertentu telah dimasukkan ke dalam biaya tidak tetap, yaitu biaya perawatan kendaraan.

2.15.2 Biaya Tidak Tetap Variable cost

Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan beroperasi. Biaya tidak tetap biasa juga disebut sebagai biaya variabel variable cost, karena biaya ini sangat bervariasi tergantung hasil yang diproduksi, seperti jarak tempuh atau jumlah penumpang atau barang yang diangkut. Komponen biaya dari biaya tidak tetap misalnya biaya untuk bahan bakar, oli dan perawatan kendaraan.

2.15.3 Biaya O verhead

Menurut David Lowe dalam Santoso 1996 menyatakan bahwa untuk menghitung biaya overhead ini, beberapa peneliti melakukan dengan dua cara: 1. Menghitung 20 – 25 dari jumlah biaya tidak tetap dan biaya tetap. 2. Menghitung biaya overhead secara terperinci, biaya overhead perlu terus dipantau secara berkala oleh pemilik kendaraan. Beberapa komponen dari biaya overhead yang dapat diamati, yaitu biaya untuk: a. Pengelolaan. b. Kantor dan administrasi. c. Bengkel dan took. d. Depot cabang. e. Pemasaran dan iklan. f. Armada tambahan. Universitas Sumatera Utara g. Pelayanan professional. Masih ada biaya-biaya lain yang dapat diturunkan dari komponen dari komponen biaya di atas, tergantung persoalan yang dihadapi oleh pemilik dan operator dalam mengelola suatu armada.

2.16 Studi Terdahulu

Beberapa studi terdahulu yang meneliti pemilihan moda angkutan dengan menggunakan Model Logit dan Probit dan Teknik Stated Preference, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Elsa Tri Mukti dalam tesisnya yang berjudul: Kompetisi Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Antar Kota Antara Moda Kereta Api dan Bus Studi Kasus : Rute Bandung - Jakarta. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati perilaku pelaku perjalanan angkutan umum antar kota agar diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku perjalanan dalam melakukan pemilihan moda, untuk memperoleh suatu model pemilihan moda angkutan umum antara moda kereta api dan bus, serta untuk mengestimasi sensitifitas pelaku perjalanan dalam penentuan pemilihan moda apabila dilakukan perubahan terhadap atribut perjalanannya. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode Stated Preference dengan melibatkan sebanyak 356 responden. Model pemilihan moda yang digunakan dalam studi ini adalah model logit binomial. Berdasarkan hasil analis diperoleh model pemilihan moda untuk moda kereta api dan bus adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Probabilitas pemilihan Kereta Api: P ka = exp 1 exp bus ka bus ka U U U U − − + Probabilitas pemilihan Bus: P bus = exp 1 exp ka bus ka bus U U U U − − + Dimana U ka-bus = -0,139281 - 0,000162x 1 - 1,031402x 2 – 0,025847x 3 + 0,53191x 4 Dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah selisih biaya perjalanan x 1 , selisih waktu tempuh perjalanan x 2 , selisih headway x 3 dan selisih tingkat pelayanan x 4 antara kereta api dan bus. Selanjutnya berdasarkan analisis sensitifitas, diketahui bahwa yang paling sensitif mempengaruhi probabilitas pemilihan moda adalah waktu tempuh perjalanan, dimana perubahan pada waktu tempuh perjalanan akan mengakibatkan perubahan probabilitas pemilihan moda yang relatif lebih besar dibandingkan bila terjadi perubahan pada atribut lainnya. 2. M.Aris Supriyanto dalam tesisnya yang berjudul : Analisis Pemilihan Moda antara Busway dan Kendaraan Pribadi dengan Model Logit – Probit Studi kasus koridor blok M – Kota. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis probabilitas pemilihan moda antara Busway dan kendaraan pribadi pada koridor blok M – kota. Dalam penelitian ini dipakai asumsi bahwa penggunaan angkutan umum tidak elastik terhadap pemilihan busway. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah stated preference dengan metode estimasi parameter adalah maximum likelihood. Model yang digunakan untuk menganalisis pemilihan moda digunakan model binomial probit dan binomial logit. Untuk model binomial probit dianalisis Universitas Sumatera Utara dengan dua pendekatan yakni, menggunakan simulasi Monte Carlo dan Aproximasi Clark, hasil selanjutnya diuji dengan alat uji statistik untuk mendapatkan parameter model yang terbaik. Berdasarkan analisa terlihat bahwa ketiga metode menghasilkan model yang sama baiknya. Untuk model logit perhitungan secara matematis relatif mudah tetapi akurasi yang didapat kurang. Sedangkan model approximasi Probit Clark lebih akurat bila dibandingkan dengan model logit, tetapi secara matematis perhitungannya lebih sulit dari model logit. Model Probit simulasi Monte Carlo menghasilkan model yang paling akurat, hal ini karena model ini sudah memperhitungkan error terms, akan tetapi perhitungan secara matematis dari model ini paling rumit dan memerlukan waktu paling lama serta ketelitian yang tinggi. Terlihat juga bahwa ada responden yang captive untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi meskipun utilitas yang ditawarkan oleh busway sudah maksimum. Responden yang captive untuk menggunakan mobil sebesar 14 sedangkan penggunaan sepeda motor adalah 12. 3. Ade Sjafruddin, Harun Al Rasyid Sorah Lubis dan Bambang Setawan dengan jurnalnya yang berjudul : Analisis Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Pesawat Terbang dan kapal Cepat dengan Data SP Stated Preference. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pemilihan moda angkutan penumpang antara pesawat terbang dan kapal cepat rute Palembang – Batam melalui pengetahuan atas preferensi pengguna jasa terhadap atribut perjalanan moda yang kemudian dimodelkan untuk memperoleh nilai utilitas dan Universitas Sumatera Utara probabilitas pemilihan masing-masing moda. Perumusan perilaku individu dalam memilih moda angkutan ke dalam model pemilihan moda dilakukan dengan memanfaatkan data SP stated preference. Penelitian ini menggunakan 5 lima atribut perjalanan yang dianggap berpengaruh besar dalam perilaku pemilihan moda, yaitu biaya perjalanan, total waktu perjalanan, aksesibilitas menuju bandarapelabuhan, frekuensi keberangkatan, dan tingkat pelayananfasilitas di dalam moda. Dari hasil analisis diperoleh persamaan selisih utilitas pesawat terbang dan kapal cepat: U PT – U KC = -6,727088 – 0,000010X 1 – 1,502469X 2 + 2,363855X 5. U PT = utilitas pesawat terbang. U KC = utilitas kapal cepat. X 1 = selisih biaya perjalanan pesawat terbang dan kapal cepat. X 2 = selisih total waktu perjalanan pesawat terbang dan kapal cepat. X 5 = selisih tingkat pelayanan pesawat terbang dan kapal cepat. Dan, probabilitas memilih masing-masing moda adalah: P KC = exp 1 1 KC PT U U − + P KC = Probabilitas pemilihan kapal cepat. Berdasarkan analisis sensitifitas, waktu perjalanan merupakan atribut yang paling sensitif mempengaruhi probabilitas pemilihan pesawat terbang dan kapal cepat. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian dapat dipahami sebagai cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah Sugiyono, 2009.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang Analisis Pemilihan Moda Angkutan Umum Rute Medan – Bandara Kuala Namu Studi Kasus: Kompetisi antara Kereta Api Bandara dan Bus Bandara Koridor 1 ini termasuk jenis penelitian survei, dimana penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan informasi diperoleh dari responden yang menjawab kuisioner yang diberikan surveyor. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder dan metode yang digunakan adalah metode Stated Preferences. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan program Aplikasi SPSS 18.

3.2 Tahap- Tahap Proses Penelitian

1. Mengidentifikasi Masalah Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena 71 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PENUMPANG ANTARA BUS DAN KERETA API RUTE PURWODADI - SEMARANG Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 3 19

Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 2 16

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS TRANEX DENGAN KERETA API MENUJU BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU (BIM) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE.

0 0 6

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 1 9

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 1

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 11

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 25

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 2

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 9

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM KERETA API DAN BIS EKONOMI (RUTE : CEPU-SEMARANG )

0 1 8