Data Sekunder Lokasi Survei Waktu Survei Penentuan Jumlah Sampel

dengan teknik wawancara ini digunakan untuk memperkuat informasi yang diperoleh melalui kuisioner dan memformulasikan permasalahan yang dihadapi. Adapun bentuk pertanyaan form survei direncanakan adalah untuk: 1. Mengetahui kondisi eksisting dan karakteristik umum pengguna jasa angkutan, yaitu berupa kondisi sosioekonomi dan informasi dasar melakukan perjalanan dengan menggunakan kedua moda tersebut. 2. Untuk mengetahui preferensi responden seandainya beberapa atribut pelayanan yang ditawarkan mengalami perubahan baik itu peningkatan, pengurangan ataupun sama sekali tidak ada perubahan pada biayatarif perjalanan, waktu tempuh, jedah keberangkatan headway di dalam angkutan yang dilakukan berdasarkan kondisi eksisting pada setiap moda.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data jumlah penumpang harian Kereta Api Bandara dari Stasiun besar Kereta Api Medan ke Kuala Namu Daftar Lampiran 10 maupun data jumlah penumpang harian Bus Bandara dari Shelter Plaza Medan Fair ke Kuala Namu Daftar Lampiran 9.

3.5.3 Lokasi Survei

Karena tujuan survei adalah menganalisa preferensi pengguna kedua moda angkutan penumpang tersebut yaitu Medan ke Kuala Namu maka survei ini dilakukan pada dua tempat utama yang melayani pergerakan penumpang dari Medan ke Kuala Universitas Sumatera Utara Namu yaitu stasiun keberangkatan pada kedua moda angkutan tersebut. Untuk Kereta Api Bandara di stasiun besar kereta api Medan dan Bus Bandara di Carrefour, Plaza Medan Fair.

3.5.4 Waktu Survei

Waktu pelaksanaan survei dilakukan pada tanggal 19 September sampai dengan 30 September 2013. Karena keberangkatan angkutan penumpang waktunya ada setiap saat maka pengambilan data dilakukan ketika para penumpang yang sedang menunggu keberangkatan angkutan yang akan berangkat.

3.5.5 Penentuan Jumlah Sampel

Mengacu pada tujuan penelitian, data akan dikumpulkan dengan survei wawancara menggunakan formulir survei stated preference. Sebelum survei utama dilaksanakan, survei pendahuluan perlu dilakukan untuk menguji efisiensi dan desain stated prefence dan juga kecukupannya. Sampel untuk survei SP merupakan isu yang kompleks, meskipun masalah yang muncul banyak berkaitan dengan aplikasi ke penelitian survei pasar. Pokok masalahnya mungkin dapat disimpulkan dalam dua pertanyaan: Siapa yang diwawancara? Dan berapa banyak responden yang diwawancara? Wawancara dilakukan kepada responden tersebut disegmentasi lagi berdasarkan moda eksisting yang mereka gunakan menuju Bandara Kuala Namu. Mengenai ukuran jumlah sampel, tampaknya sekitar 30 responden per segmen perjalanan merupakan jumlah yang cukup, sejauh ini tidak ada teori yang mendasari hal ini Pearmain et al. 1991. Kenyataannya dari studi-studi yang pernah Universitas Sumatera Utara dilakukan mengindikasikan bahwa dibutuhkan jumlah sampel yang lebih besar. Pekerjaan simulasi yang dilakukan secara internal oleh Steer Davies Gleave menyarankan sekitar 75 sampai 100 Pearmain et al. 1991. Bradley dan Kroes 1990 secara independen melaporkan kesimpulan yang sama. Beaton at al. 1996 menemukan sampel sebesar 100 sampai 200 responden sudah mampu untuk menghasilkan parameter yang stabil. Untuk kebutuhan survei pendahuluan, paling tidak 15 sampai 20 wawancara diperkirakan cukup untuk menyediakan informasi statistik untuk menemukan masalah yang potensial dalam analisis. Namun demikian, pada akhirnya jumlah sampel data yang harus dikumpulkan sangat bergantung pada karakteristik data di lapangan. Selain itu, faktor sumberdaya dan waktu yang tersedia juga berpengaruh terhadap jumlah sampel responden. Pada penelitian ini jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi didasarkan pada rumus Frank Lynch dan rumus Slovin, jumlah sampel yang diambil adalah dengan n terbesar. Rumus Frank Lynch: 1 . . 1 . . 2 2 2 p p z d N p p z N n − + − ≥ 3.1 Rumus Slovin: 1 . 2 + ≥ d N N n 3.2 dimana: n = jumlah sampel. N = jumlah populasi. Universitas Sumatera Utara z = nilai yang diperoleh dari tabel z berdasarkan tingkat kepercayaan. p = variasi populasi yang dinyatakan dalam bentuk proporsi. d = derajat kesalahan sampel sampling error. Derajat kesalahan sampel sampling error yang digunakan dalam studi ini sebesar 10 d = 10.

3.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PENUMPANG ANTARA BUS DAN KERETA API RUTE PURWODADI - SEMARANG Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 3 19

Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 2 16

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS TRANEX DENGAN KERETA API MENUJU BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU (BIM) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE.

0 0 6

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 1 9

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 1

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 11

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 25

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 2

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 9

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM KERETA API DAN BIS EKONOMI (RUTE : CEPU-SEMARANG )

0 1 8