Model Logit Biner TINJAUAN PUSTAKA

� = y = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + ⋯+ � � � � 2.11 Dan jumlah kuadrat residual untuk sejumlah n observasi adalah : Σ� 2 = y = Σ [� − � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + ⋯+ � � � � ] 2 2.12 Menggunakan prinsip kuadr at terkecil, dengan meminimalkan nilai Σ� 2 , diperoleh jika turunan parsial Σ� 2 berturut-turut terhadap � , � 1 , � 2 ,.. � � adalah sama dengan nol. Dengan langkah ini maka akan diperoleh k+1 persamaan dengan sejumlah k+1 koefisien regresi, sehingga masing-masing koefisien regresi dapat ditentukan. 4. Analisa Logit dan Probit Metode analisis yang diperkirakan, paling banyak digunakan dalam praktek adalah model Unit Probabilitas Logistik. Untuk membangun model probabilitas ini, perlu dibuat asumsi-asumsi bahwa komponen random: a. Berdistribusi secara independen. b. Berdistribusi secara identik. c. Mengikuti distribusi Gumbell.

2.8 Model Logit Biner

Pada dasarnya perilaku agregat individu dalam memilih jasa transportasi sepenuhnya merupakan hasil keputusan setiap individu. Pelaku perjalanan dihadapkan pada berbagai alternatif baik berupa alternatif tujuan perjalanan, moda angkutan, maupun rute perjalanan. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan proses pemilihan perjalanan ini, dalam diri individu pelaku perjalanan terdapat hierarki pemilihan seperti terlihat pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Hierarki Keputusan Perjalanan Individu Manheim, 1979 Hierarki pemilihan tertinggi adalah aspirasi gaya hidup yang tercermin pada pola kegiatan yang diinginkan. Selanjutnya untuk melakukan aktivitas tertentu, setiap individu harus berada pada lokasi tertentu. Selanjutnya hal ini akan mengarahkan individu untuk berada pada lokasi tertentu. Pada tingkat terendah keputusan diambil berkenaan dengan di mana, kapan, dan bagaimana perjalanan dilakukan. Menurut Manheim 1979, tahapan proses yang dilakukan seseorang dalam menentukan perjalanannya adalah: 1. formulasi preferensi konsumen secara eksplisit. 2. identifikasi semua alternatif yang mungkin terjadi. 3. karakteristik semua alternatif berdasarkan atribut. 4. penggunaan informasi preferensi untuk memilih alternatif. Sedangkan untuk suatu pilihan dapat dipandang sebagai hasil dari proses pengambilan keputusan yang melibatkan tahap berikut ini: 1. pendefinisian masalah pilihan. Aspirasi gaya hidup Pola aktivitas yang Pemilihan lokasi Penentuan pergerakan Universitas Sumatera Utara 2. penentuan alternatif. 3. evaluasi atribut alternatif. 4. pengambilan keputusan. 5. implementasi keputusan yang diambil. Model logit binomial dibangun atas dasar asumsi ε n = ε jn – ε in akan bersifat bebas dan tersebar secara identik IID menurut fungsi sebaran Gumbel seperti pada persamaan 2.13. Fεn = 1 1 n e µε − + ; μ 0; -∞ ε n ∞ 2.13 Pada kasus dua alternatif moda, peluang terpilihnya moda i dapat didekati dengan persamaan 2.14 berikut. P n i = }] exp{ } [exp{ } exp{ jn in in V V V β β β − + − − 2.14 Dengan mengasumsikan Vin dan Vjn linear dalam parameternya, maka persamaan 2.14 dapat ditulis kembali dalam persamaan 2.15 berikut. P j = ui uj u j exp exp exp + = exp 1 exp i j i j U U − − + 2.15 P i = 1 – P j = exp 1 1 i j U − + 2.16 dimana: P j = probabilitas peluang moda j untuk dipilih. P i = probabilitas peluang moda i untuk dipilih. Universitas Sumatera Utara exp = eksponensial. U j = Nilai parameter atau nilai kepuasan menggunakan moda j. U i = Nilai parameter atau nilai kepuasan menggunakan moda i. Dengan menganggap bahwa fungsi utilitas linier, maka perbedaan utilitas diekspresikan dalam bentuk perbedaan dalam sejumlah atribut n yang relevan diantara kedua moda, dirumuskan sebagai berikut: U j - U i = U j-i = a + a 1 X 1j - X 1i + a 2 X 2j -X 2i + …+a n X nj -X ni 2.17 Analisa pengolahan data diperlukan guna mendapatkan hubungan kuantitatif antara atribut dan respon yang diekspresikan dalam skala semantik dengan rumusan model seperti pada persamaan diatas, dimana: U j - U i = respon individu pernyataan pilihan. a = konstanta. a 1 , a 2 , …,a n = koefisien masing-masing atribut yang ditentukan melalui metode least square dengan multiple linear regression.

2.9 Model Probit Biner

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PENUMPANG ANTARA BUS DAN KERETA API RUTE PURWODADI - SEMARANG Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 3 19

Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang Analisis Pemilihan Moda Transportasi Penumpang Antara Bus Dan Kereta Api Rute Purwodadi - Semarang.

0 2 16

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS TRANEX DENGAN KERETA API MENUJU BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU (BIM) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE.

0 0 6

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 1 9

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 1

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 11

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 25

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 2

Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

0 0 9

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM KERETA API DAN BIS EKONOMI (RUTE : CEPU-SEMARANG )

0 1 8