186
to Learn belum tersentuh dengan memadai. Di samping itu ditemukan pula bahwa metode ceramah merupakan metode yang dominan yakni 70 digunakan guru, sedangkan
tingkat dominasi guru dalam interaksi belajar mengajar juga tinggi yaitu 67 sehingga para siswa relatif pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu, Majid dan Andayani 2004
menyatakan bahwa “dalam proses pembelajaran, guru tidak berfokus pada hasil output yang harus dicapai tetapi sekedar memenuhi target administrasi sesuai petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis”, akibatnya komponen input dan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif, dan hasilnya kurang optimal. Berkaitan dengan
masalah evaluasi pembelajaran, Wija 2004 menyatakan bahwa “sebagian guru masih menghadapi kesulitan dalam proses penilaian hasil belajar siswa”. Hasil belajar dalam
penerapan KBK mencerminkan keluasan dan kedalaman kompetensi yang dirumuskan dalam pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap dan nilai. Juga Drost 2005
menyatakan bahwa di berbagai sekolah banyak guru tidak siap dengan penerapan KBK, guru masih bingung bagaimana mengajar dengan KBK, dan sebagian guru masih
mengajar dengan cara lama. Hal tersebut berdampak pada tataran operasionalnya, guru masih meraba-raba dan tidak tahu mengapa sustu tindakan harus dilakukan, ujung-
jungnya mereka selalu menunggu petunjuk teknis operasional. Dan kelihatannya KTSP yang diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006 inipun tidak jauh berbeda
nasibnya dengan KBK. Apalagi, kurikulum yang dianggap sebagai penyempurnaan KBK ini memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah untuk mengembangkannya.
D. Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP Selayang Pandang
Berdasarkan Panduan Penyusunan KTSP oleh BSNP , KTSP terdiri dari empat komponen, yaitu 1 tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, 2 struktur dan muatan
KTSP, 3 kalender pendidikan, dan 4 silanus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu kepada tujuan umum
pendidikan berikut.
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ajhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
187
c. Tujuan pendidikan menngah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran: agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, dan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Muatan KTSP meliputi mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan.
a. Mata Pelajaran: mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-msing tingkat satuan pendidikan
tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi. b. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
c. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatn peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesui dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
d. Pengaturan Beban Belajar Berisi tentang beban belajar dalam sistem paket, beban belajar dalam sistem kredit
semester, jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
e. Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan Kelulusan Kenaikan kelas, penju mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan oleh
BSNP.
188
f. Pendidikan Kecakapan Hidup 1 Kurikulum untuk SDMISLB, SMPMTsSMPLB, SMAMASMALB, SMKSMAK
dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan atau kecakapan vokasional.
2 Endidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran.
3 Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan
atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. g. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1 Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
2 Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran
3 Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
3. Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dapat menyususn kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.
4. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan silabus guru mengembangkannya menjadi Rancangan
pelaksanaan Pembelajaran RPP yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar bagi siswanya.
E. Perencanaan Proses Pembelajaran