Jamuran Macam-macam Permainan Jawa 1. Bethet Thing-thong

39 pelaksanaan pemberian hukuman berupa kewajiban menggendhong bagi kelompok yang kalah, sehingga setiap anak akan mendapat beban yang sesuai dengan kemampuannya. Juri embok atau bapak duduk di antara ujung barisan kedua kelompok. Jadi masing-masing anggota kelompok berdiri tepat berhadaphadapan. Misalkan Kelompok I di sebelah barat, dan Kelompok II di sebelah timur. Jarak antara kedua kelompok sekitar 12 meter. permainan dimulai oleh juri dengan cara memanggil salah seorang pemain dari salah satu kelompok. Misalkan memanggil anggota Kelompok I yang berada di sebelah barat. Juri memanggil dengan mengucapkan kata-kata Sar-sur Kulonan atau Sur Kulon. Salah seorang anggota Kelompok I misalnya C maju ke tempat juri lalu berjongkok. C membisikkan kepada juri, menyebut nama pemain Kelompok II misalnya J. C mundur kembali ke tempat semula. Juri kemudian memanggil agar salah seorang pemain dari Kelompok II dengan kata-kata Sar-sur Wetanan atau Sur Wetan. Salah seorang pemain Kelompok II misalnya H maju dengan rasa waswas. Dia khawatir jangan-jangan dia yang dibisikkan oleh C tadi. Ternyata yang dibisikkan oleh C adalah J, jadi H selamat. Dalam hal seperti ini maka juri mengatakan Slamet sega liwet. Tibalah giiiran H untuk ganti membisikkan salah satu nama pemain Kelompok I, setelah itu dia mundur kembali ke tempat semula. Demikianlah berlangsung berulang-ulang, hingga akhirnya ada anak yang maju yang tepat dengan narna yang dibisikkan oleh kelompok lawan. Apabila juri mendapatkan bahwa yang maju adalah pemain yang dibisikkan oleh lawannya, maka ketika pemain yang dipanggil sudah mendekatinya maka juri berteriak dhor seolah-olah menembak anak tersebut. Ini berarti anak tersebut beserta kelompoknya kalah. Sebagai hukumannya maka kelompok yang kalah tadi harus menggendong kelompok yang menang dengan jarak sebagaimana telah disepakati sebelumnya. Setelah gendongan tadi bila masih diinginkan maka permainan dapat dimulai kembali, bila tidak maka bubar. Di kota-kota ada yang menamakan permainan Genukan dengan nama Butul. Adapun syair lagu Sar-sur Kulonan ciptaan S. Hadisukatno adalah sebagai berikut: Sar-sur kulonan, Mak mak-emake re te te, Tak undange, re te te, Yen kecandhak kanggo gawe, Dadi mesti mati, Dadi mesti mati, Takbedhile mimis wesi, Trong trong trong trong bleng,

4. Jamuran

Jamuran adalah permainan yang sangat populer di kalangan uanak-anak di Jawa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jamur artinya cendawan, dan mendapat akhiran an. Jamur berbentuk bulat, maka permainan Jamuran pun memvisuahsasikan bentuk jamur yang bulat tersebut, yaitu membentuk lingkaran. permainan ini biasanya dilakukan pada sore dan malam hari waktu bulan purnama. Jamuran dapat dilaksanakan di halaman rumah atau halaman sekolah. Jumlah pemain Jamuran tidak dibatasi, biasanya berkisar antara 4 - 12 anak. Sedangkan batasan umur pemain Jamuran juga tidak mengikat. Anak kecil pun dapat ikut serta walau hanya sebagai pemain pupuk bawang atau bawang kothong. Namun idealnya berumur sekitar 6 - 13 tahun. Permainan Jamuran ini dapat dilakukan oleh anak laki-laki saja, anak perempuan saja, atau campuran anak laki-laki dan anak perempuan. Jamuran tidak memerlukan perlengkapan apa pun kecuali sebidang tanah secukupnya menurut banyaknya pemain. Kecuali itu Jamuran juga memiliki lagu pengiring yang dinyanyikan oleh semua pemain Jamuran. Lagu Jamuran dinyanyikan satu kali setiap ronde. Jadi apabila bermain 10 ronde maka lagunya pun dinyanyikan sebanyak 10 kali. 40 Kejar-mengejar seru sekali. I berusaha untuk masuk ke dalam sanngkar, dan berhasil. Sekarang I berada dalam sangkar, maka pemain sangkar bernyanyi sebagai berikut: Jago teka, wul ung 1 unga . Demikianlah lagu tersebut dinyanyikan berulang kali. Syair lagu tersebut kadang diganti dengan melihat situasi yang sedang terjadi. Perrnainan Gowokan akan berhenti apabila I telah dapat ditangkap oleh J. Selanjutnya terserah kepada mereka semua apakah akan bermain lagi ataukah bubar. Jalannya permainan Setelah sekelompok anak-anak misalnya 10 orang anak yang berkeinginan bermain Jamuran berkumpul, maka dilakukanlah undian untuk meneiitukan siapa dadi siapa mentas. Barangsiapa yang paling kalah itulah yang dadi. Misalnya yang main adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J. Pemain yang paling kalah berdasarkan undian adalah J, maka J menjadi pemain dadi. Kemudian A, B, C, D, E, F, G, H, dan I berdiri membentuk lingkaran, sedangkan J berada di tengahnya. Bentuk ini menyerupai bentuk jamtir dengan titik pusatnya. Kemudian pemain yang membentuk lingkaran bergerak berputar sambil menyanyi lagu Jamuran dengan syair sebagai berikut: Jamuran ya ge ge thok, Jamur apa, ya ge ge thok, Jamur gajih mbejijih sakara-ara, Semprat-semprit jamur apa? Sampai pada bait terakhir Semprat-semprit jamur apa? maka berhentilah gerak berputar tadi. Kemudian J harus menjawab pertanyaan tadi. Misalnya J memilih menjawab Jamur Let Uwong, maka pemain yang membentuk lingkaran tadi saling mencari pasangan dan saling berangkulan tidak harus dua orang, tiga orang pun boleh. J kemudian mendatangi salah satu pasangan yang sedang berangkulan, misalnya pasangan A, B, dan C, dan berusaha memisahkan salah satu dari mereka. Misalkan A dapat dilepaskan dari rangkulannya, maka A berganti menjadi pemain dadi. A kemudian berada di tengah lingkaran sedangkan J ikut kelompok pemain yang membentuk lingkaran. Namun misalkan J tidak dapat melepaskan salah satu pun dari pasangan- pasangan tersebut maka J tetap menjadi pemain dadi. J akan berubah statusnya menjadi pemain mentas apabila dapat melepas salah satu pemain yang berangkul-rangkulan. Misalkan A menjadi pemain dadi maka permainan diawali dari depan dengan menyanyikan lagu dari awal sambil berputar. Sampai pada bait terakhir A harus menjawab pertanyaan. Misalnya A menjawab Jamur Lot Kayu, maka semua pemain yang membentuk lingkaran cepat-cepat mencari segala benda yang berasal dari kayu tiang, pohon, dan lain-lainnya untuk dipeluknya. Bila ada yang belum mendapatkan pelukan kayu tetapi sudah tertangkap oleh A maka pemain tersebut menjadi pemain dadi. Demikianlah permainan Jamuran diulang terus sampai mereka semua merasa lelah dan bosan, dan permainan pun dihentikan. Ada kalanya karena kekurangcekatannya maka seorang pemain menjadi pemain dadi terus menerus. Pemain demikian disebut dikungkung. Mengenai pertanyaan Jamur apa?, jawabannya banyak sekali. Dan ini pun tergantung kepandaian si penjawab. Ia dapat menjawab sest.atu jamur yang sangat sulit mempraktekkan dalam tingkah laku, sehingga kemungkinan untuk menangkap pemain menjadi lebih hesar. Contoh jawaban misalnya: Jamur parut: para pemain supaya menyiapkan salah satu telapak kakinya untuk digaruk-aaruk oleh pem.ain dadi. Apabila yang digaruk merasa geli dan tertawa maka pemain tersebut kalah, dan berubah status menjadi pemain dadi. Jamur kendhil: Anak-anak yang membuat lingkaran lari dan b e rjongkok berdekatan satu sama lain. Jarak antarpemain kurang satu depa. Apabila ada yang berjarak lebih dari satu depa, maka anak yang berada di sebelah kiri menjadi pemain dadi. Apabila anak-anak yang berjongkok tadi sangat rapat, maka pemain yang dadi tadi boleh 41 mengangkat salah seorang di antara mereka. Apabila ada yang terangkat maka dia berganti menjadi pemain dadi. Jamur kethek menek: para pemain supaya menirukan kera sedang memanjat. Jadi mereka memanjat pohon, bangku, kursi, atau lainnya; yang penting tidak menginjak tanah. Jamur gagak: para pemain menirukan gaya burung gagak yang sedang terbang. Mereka merenggangkan tangan kanan dan kiri kemudian berlari-lari kesana-kemari seolah-olah seperti burung gagak sedang terbang. Masih banyak lagi jenis jamur-jamur, tergantung kreasi anak-anak yang bermain.

BAB IV BELAJAR TEMBANG JAWA