Seni Mengolah Ilham jadi Cerita Cekak

27

3. Munculnya Ilham

Ilham itu apa? Ilham itu embrio karya. Embrio itu ada yang perlu dicari, tetapi ada yang datang tiba-tiba, dan ada pula yang dengan laku. Terserah. Mana yang cocok, satu orang dengan yang lain tak mungkin sama ketika menangkap ilham. Bagi yang kurang cerdas, ilham yang jelas di depan mata, hidung, dan hatinya, bisa saja dilepeh. Ada juga seorang teman yang menunggu ilham berminggu-minggu, tak kunjung datang. Ada lagi yang sudah punya ilham berbulan-bulan dan bertahun-yahun, tidak pernah diolah. Ketika diolah, ada yang merasa kurang bumbu, kurang kecap. Kasus ini mengakibatkan karyanya mentah mogol. Maaf, ada yang mencoba bergaul dengan pencuri dna pelacur untuk menggali ilham. Kalau ditanya, jawabnya sedang mencari ilham. Ada kalanya ilham lahir dari kamar kecil, ketika seseorang duduk bermenit-menit, dan bahkan berjam-jam, terutama yang sedang gemar makan salak. Katanya ilham dari kamar mandi jauh lebih orisinal. Gunung, ya itu sekedar sebutan. Sebab, kalau anda ke gunung saya yakin nonsense. Anda rasakan itu. Justru itu yang bisa anda tangkap sebagai ilham. Kalau masih belum yakin, duduklah di kuburan, sendirian. Anda mungkin akan menemukan yang belum pernah kau temui. Memang, ilham sering muncul dari dunia sepi. Namun bukan mustahil, di keramaian juga sering datang ilham. Saya hanya ingin menegaskan, ternyata ilham itu 1 seperti cocacola kan, ada dimana-mana, 2 ilham itu amat licin, halus, misterius, meloncat-loncat, tidak pernah diam, betul kan, karena “ia” akan lari aklau kau kejar, secepat larinya jiwa kita, 3 ilham agaknya tidak harus dicari dengan susah payah, tidak perlu ditunggu seperti menanti durian jatuh, mungkin akan datang dengan sendirinya bagi yang peka terhadap situasi, 4 bisa jadi ilham justru lahir dari bacaan anda, bayangkan kalau anda membaca kisah atau cerita tentang keindahan patung, bayangkan saja, 5 ilham dapat pula hadir dari cerita orang lain, orang tua, anak kecil, dan seterusnya. Ss atau bahkan mutiara hidup. Tanpa ilham, kita sulit menulis cerita pendek. Biarpun ilham itu tidak sedang anda sadari, itu ilham. Ketidaksadaran diri anda itu sebenarnya ilham yang jitu. Orang yang sedang 1 kecewa, murung, sakit hati, biasanya kaya ilham, 2 orang yang sedang marah, tensinya naik, ada ketidakcocokan, lahirlah ilham, 3 orang yang sedang mesra, di bawah pohon talok, di dekat kolam pemancingan, di permandian, di kolam renang, di kamar tidur, dan sebagainya akan menangkap ilham yang benar-benar handal.

4. Seni Mengolah Ilham jadi Cerita Cekak

Yang paling penting, ternyata anda sadar atau tidak jika telah kaya ilham. Ilham itu masih bahan mentah. Seperti anda yang membeli sayuran, ilham itu seperti bayem, tomat, loncang, sledri, dan seterusnya, belum entak ketika belum dimasak. Ilham itu perlu diolah, perlu resep pengolahan, perlu tatacara penyajian, biar enak kalau disantap. Ilham yang biasa, kalau diolah secara istimewa, hasilnya hebat. Sebaliknya, ilham yang hebat, kalau seni mengolahnya asal-asalan, tak akan menjadi sebuah sajian yang mantap. Kalau begitu mengolah ilham itu sama halnya orang memasak bakmi, soto, atau bakwan. Ya, memang tidak jauh berbeda. Mengolah ilham sama halnya orang yang sedang lapar dan haus, kalau mau bagus. Rasa itu akan mendorong spirit untuk terus-menerus menemukan trik-trik yang memukau. Semangat seseorang berolah ilham, akan dipengaruhi pula oleh beberapa hal: 1 keadaan tubuh, lelah, greges-greges, dan atau sedang fit, hasilnya akan berlainan, 2 pikiran upayakan yang fresh, tidak ada beban psikologis di luar karya yang sedang dihadapi, 3 suasana kejiwaan yang mendukung ilham, sedang mencari ratu adil, presiden, anggota lesgislatif, pacar, dan sebagainya, 4 cara memilih waktu yang tepat, pagi hari suasana sepi, hanya ditemani kodhok ngorek, bajang kerek, jangkrik ngengkrik, 5 ruang bekerja, berantakan, berserakan, tertata, penuh musik, dan lain-lain. Ada tiga hal yang patut direnungkan dalma mengolah ilham, yaitu: 1 faktarealitas, adalah kejadinya nyata yang secara natural dapat diketahui, terukur, ada obyektivitas, kesamaan antar personal, misalkan ada kerbau lewat di jalan tanah, ada tepak kaki, dia buang tlethong mungkin, 2 imajinasi, adalah pengembangan dari realitas, yang melahirkan dunia mungkin, yang memunculkan subjektif, perbedaan antar personal. Misalkan, kerbau 28 diasosiasikan dengan kebodohan, tepak kebo diimajinasikan dengan kedalaman ngelmu, tlethong digambarkan sebagai jagad yang sedang kita lalui. Faktarealitas dapat menjadi bahan imajinasi. Tidak jarang cerpenis handal karena pandai membaca realitas. Realitas orang kerokan, mungkin akan diimajinasikan lain, ketika yang dikerok pada bagian leher. Sebaliknya, dunia imajinatif mungkin seklai akan menjadi realitas. Dunia imajinatif Semar, misalnya, yang dikenal tidak jelas laki-laki atau perempuan, sepertinya telah melahirkan realitas di depan mata kita. Imajinatif Dasamuka, Anoman, Wisanggeni,dan sebagainya kini telah menjadi realitas. Ada tiga gaya mengolah ilham yang dapat ditempuh seorang cerpenis, yaitu: 1 naturalis, yaitu mengolah ilham dengan apa adanya. Apa yang dirasakan, dilihat, disaksikan, ditangkap, diungkapkan begitu saja sebagaimana adanya. Gaya naturalis biasanya lebih mudah dicerna. Cerita cerkak ini tidak begitu berbelit-belit, tetapi tetap mirasa, bahkan adakalanya banyak digemari. Cerpenis pemula biasanya sering mengikuti gaya ini. Katakan saja, cerpenis yang tengah pergi berkemah, lalu cerita tentang kemah, ketika tahun ajaran baru, dia berkisah tentang pekernalan, begitu seterusnya. Alam biasanya menjadi teman yang baik bagi seorang naturalis. Teman saya yang sudah senior pun ada yang sering bergaya naturalis dalam cerkaknya, sebut saja Ay Suharyono, MG. Widhi Pratiwi, Tiwiek SA, Suparto Brata, dan Ariesta Widya. Bahkan sampai akhir hayatnya, mas Tamsir AS tetap bergelut di gaya naturalis. Gaya naturalis sering memunculkan tradisi romantik. Kisah-kisah cinta di pedesaan, perkotaan, sering menjadi makanan sehari-harinya; 2 simbolis, adalah gaya pengungkapan cerkak yang tidak realis. Biasanya berupa penggambaran absurd aneh, yang kadang-kadang sulit dinalar. Cerpenis biasanya kaya asosiatif, mampu menghubungkan realitas dengan dunia maya. Yang diandalkan dalam cerkak simbolis adalah gejolak jiwa manusia. Jiwa itu cebol nggayuh lintang, bahkan wong wuta ngideri jagad, bisa menembus apa saja. Cerkak semacam ini, seyogyanya digarap oleh cerpenis yang pernah hidup di jagad realis. Imajinasi akan mblasak-mblasak, tidak karuan, tetapi tetap tertata. Seringkali cerkak simbolis membuat pembaca bingung, tidak ngeh, dan kehilangan lacak. Cerkak-cerkak serius, biasanya lahir melalui gaya ini, biarpun dapat juga digarap parodis. Teman-teman saya seperti Jayus Pete, Turiyo Ragilputro, Bonari Nabonenar, Krishna Miharja Keliek Eswa, Andi Casiyem Sudin, Nyitna Munajat, sering bergerak ke gaya ini. Kalau pengendapan ilham kurang matang, biasanya cerpenis akan kejeglong.

5. Menuangkan Gagasan Cerkak