24
pengarep-arep sakala ilang ing sungapaning bengawan -dhuh ibuku kang daktresnani
aja kebangeten nelangsa penggalihmu mung aku nyuwun puji pangestumu
muga-muga aku tansah manggih yuwana senajan pesthine kudu ngakoni kaunggulane Arjuna
dadi bantening perang Baratayuda dhuh ibu, apa garising urip kudu dakprusa klawan degsiya
kaya nalika lairku duk semana ditinggal ana pinggir bengawan ijen wuda saengga kudu mecaki papa cintraka lawan wareg pangina
mula tinggalen ijen maneh aku anak kene tanpa tidha-tidha kareben bisa ngantepi darmaning satriya tama
Kunthi meh wae ambruk kapidara klawan rereyongan banjur ninggalake bengawan
kadiparan nglari sesotya kang wis musna saka embanan Antologi puisi 1940-1980, editor Suripan Sadi Hutomo
I. Latihan dan Tagihan
1. Mengapa batasan sastra sulit dilakukan dan bagaimana kenyataannya? 2. Apakah inti masalah penjenisan karya sastra dan bagaimana pendapat anda?
3. Apa kekhasan dan keunggulan jenis gancaran, jenis puisi dan jenis drama? 4. Mengapa bahasa Jawa tertentu perlu diperhatikan secara khusus pada
pemaknaan sastra Jawa? 5. Menurut isi atau temanya, apa sajakah hasil karya sastra Jawa? Jelaskan
masing-masing 6. Mengapa babad disebut historiografi tradisional?
7. Dalam jenis wiracarita, jenis apakah yang asli Jawa? 8. Mengapa cerita wayang purwa berkembang merata di Jawa?
9. Apakah bentuk pakem jangkep dan pakem balungan itu? 10. Apa yang anda ketahui tentang sanggit? Berikan contohnya
11. Sebutkan sumber-sumber cerita wayang purwa 12. Apa motif cerita pada jenis wiracerita Panji? Berikan contoh cerita yang populer
hingga saat ini 13. Apa motif cerita jenis sastra Menak ? Jelaskan
14. Mengapa Kethoprak dianggap drama Jawa yang sangat luwes?
BAB II LIFE SKILL SASTRA DAN BUDAYA JAWA
A. Materi Sastra dan Budaya Jawa yang Menggoda
Sudah selayaknya, materi budaya dan sastra Jawa dipoles agar tetap menggoda. Yang dimaksud menggoda, adalah menggairahkan siswa, hingga tidak jenuh lagi belajar
bahasa Jawa. PengembanganPengembangan materi bahasa Jawa, yang seharusnya sekarang dikembangkan adalah berbasis budaya dan sastra jawa. Budaya dan sastra
merupakan media yang amat bagus untuk pengmebangan materi bahasa Jawa. Selain itu, pembelajaran bahasa Jawa yang berkiblat pada sastra dan budaya juga semakin
menciptakan suasana yang hidup. Pembelajaran termaksud juga sekaligus menanamkan nilai-nilai humanis yang luar biasa.
Orang Jawa pendendam, pembunuh berdarah dingin, sehingga diperlukan humanism Jawa. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Jawa yang tanpa menengok budaya
dan sastra akan tercerabut dari akarnya. Orang Jawa yang belajar bahasa Jawa akan terpengaruh jiwa feudal. Unggah-ungguh Jawa itu jika diresapi memang berbau feudal,
hingga membuat orang tidak mau rendah hati, anoraga, dan prasaja, melainkan merasa
25
super terus. Dengan berbasis budaya dan sastra, orang Jawa yang tergolong merasa senior terus, tidak mau terkalahkan, lama-kelamaan akan cair. Mereka akan tahu bahwa humanism
akan menjauhkan diri dari nafsu kehewanan. Budaya dan sastra Jawa adalah karya orang Jawa yang memiliki nilai-nilai adiluhung.
Karya sastra dan budaya Jawa dipandang penting untuk mendidik karakter bangsa. Sastra dan budaya Jawa jelas sebuah kearifan local yang luar biasa. Orang Jawa memiliki kearifan
local yang ditelorkan lewat jalur estetika dan budaya. Budaya akan membentuk perilaku seseorang lebih humanis. Sastra akan membentuk
orang berjiwa estetis. Estetika dan etika ini semestinya digabung, dipadukan, hingga membentuk medium belajar bahasa Jawa yang bijaksana. Melalui modul ini, kepaduan
budaya, sastra, dan bahasa hendak diraih sedemikian rupa. Modul ini memuat dua bidang, yaitu a sastra dan seni dan b budaya. Sastra
berkaitan dengan hasil-hasil karya sastra Jawa yang memiliki keunikan sehingga layak dibicarakan dalam PLPG. Yang dimaksud unik, yaitu karya-karya sastra yang absurd,
eksperimen, dan inovatif. Sastra yang dipilih sebagai bahan adalah karya yang benar-benar memiliki andil bagi pembentukan budi luhur bangsa. Itulah sebabnya, guru professional perlu
memahami karya-karya sastra yang memiliki estetika khas. Bidang seni, terkait dengan berbagai permainan tradisional Jawa. Permainan
tradisional Jawa biasanya tidak akan lepas dari aspek lagu atau tembang. Lagu-lagu dolanan sering dijadikan bahan untuk memperkaya budi luhur bangsa. Yang dimaksud
tradisi, adalah karya-karya yang memiliki tradisi tertentu, sudah menjadi kebiasaan. Permainan akan mencerdaskan seseorang. Dengan permainan kenikmatan akan diraih.
Dalam buku 30 Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa, 2010, dipaparkan berbagai metode yang penuh dengan permainan menarik. Permainan tersebut sebagai medium
belajar bahasa Jawa. Budaya adalah proses dan hasil karya manusia. Budaya Jawa adalah karya orang
Jawa yang mencerminkan kehidupan lahir dan batin. Budaya sering identik dengan tradisi. Aspek-aspek tradisi sering menjadi ruh dari budaya. Banyak budaya Jawa yang bernuansa
tradisi dan pantas dijadikan bahan pembelajaran. Banyak cara dan ragam ketika harus menampilkan tradisi. Ada tradisi yang diwujudkan dengan ritual, seni, dan wisata. Berbagai
tradisi itu layak diperbincangkan, apakah masih relevan dengan dunia sekarang atau tidak. Banyak materi sastra dan budaya Jawa yang mampu menggoda siswa apabila
diperjuangkan. Yang penting guru mampu atau tidak membuat terobosan baru. Materi seperti geguritan, cerkak, cerita rakyat, dongeng,dan sebagainya jelas celah yang layak
digarap demi tercapainya pembelajaran yang menggairahkan. Hal ini sekaligus untuk mengambil alih pembelajaran sastra yang selama ini hanya berisi teori-teori.
B. Sepuluh Langkah Menulis Cerita Pendek Jawa 1. Membangun Kepercayaan Cerpenis