64
4. Menabuh dengan semangat dan irama yang laras,memperhatikan proses gending 5. Jika mengantuk, tahan dahulu.
6. Jika suwuk, tidakmenabuh seiidiri-sendiri ting kethongkleng. 7. lkuti aba-aba pangrengga suwarairama gender, rebab, sindhen, pamurba suwara
kendhang, pangarsa suwara bonang, demung, serta permintaan yang diiringi. 8. Pakaian yang digunakan dalam menyajikan karawita adalah disebut pakaian
Kejawen. Terdiri dari blangkon, jas bukak, keris, sabuk, timang da nyamping kain jarik. 9. Lagu-lagu soran tanpa iringan vokal ditabuh keras, terlebih wilahan, namun juga
tetap memperhatikan kenyamanan. 10. Cara memegang pukul wilahan, harus miring condong ke kanan, kira-kira 60
derajat. 11. Jika sudah hafal titilaras, sebaiknya tidak diucapkan dengan vokal, agar tidak
gumrenggeng. 12. Apabila menabuh tertinggal atau terlalu cepat, berhenti sejenak, kemudian melirik
demung atau slenthem, lalu mengikuti lagi. 13. Dalam karawitan tidak dibenarkan asal menabuh sendiri, meskipun urutan titilaras
betul. 14. Penabuh gong harus sigap, akan ditagih oleh seluruh penabuh, jika suwuk tidak
menabuh, karawitan terasa gagal.
Gambar cara menabuh kendhang kalih
C. Tabuhan Pinjalan dan Imbal
Pinjalan adalah tabuhan saron demung dan slenthem yang tempatnya pada bentuk inggah, dalam irama ngampat untuk menuju seseg sampai pada waktu suwuk. Tabuhan
slenthem mengikuti di belakang saron. Pinjalan ini untuk memunculkan suasana tabuhan yang enak dan manis.
Imbal adalah ragam tabuhan dalam bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua
orang pemain dengan menggunakan dua buah ricikan sehingga menimbulkan jalinan bunyi nada yang erat, rampak, indah, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan; nada yang
dipukul pada kedua ricikan tersebut tidaksama dan biasanya terdiri atas nada yang berdekatan. Imbal akan membuat pemanis dalam seni karawitan. Meskipun tabuhan
ricikan berbeda, tetapi jatuhnya titilaras enak dirasakan. Perangkat yang biasanya menggunakan tabuhan imbal, antara lain: 1 imbal
bonang: tabuhan imhal yang dilakukan dengan menggunakan bonang barungdan bonaog penerus; 2 imbal demung: tabuhan imbal yang dilakukan dengan menggunakan demung
pertama bekerjasama dengan demung kedua. Masing demung dipukul empat kali tiap
gatra; 3 imbal demung lugu: tabuhan imbal demung sederhana, menggunakan puku1an biasa, dan tidak banyak variasi; 4 imbal demung nglagu: tabuhan imbal demung yang
bervariasi, pukulan demung pertama dan demung kedua diolah menjadi jalinan pukulan
yang indah; 5 imbal demung dados: tabuhan imbal demung dengan empat pukulan tiap
65
satu sabetan sehingga dalam satu gatra gendhing berisi : 6 pukulan atau tiap satu gatra
masing-masing demung dipukul delapan kali; 7 imbal demung lamba: tabuhan imbal
demung yang berisi dua pukulan dalam satu sabetan sehingga dalam satu gatra berisi
delapan pukulan; 8 imbal demung rindingan: tabuhan imbal demung semacam imbal
demung nglagu tetapi pukulan demung pertama dan demung kedua diolah lebih leluasa sehingga menjadi sebuah jalinan pukulan berbentuk lagu yang indah dan beraneka ragam;
9 imbal saron barung: tabuhan imbal yang diiakukan dengan menggunakan saron barung
pertama bekerja sama dengan saron barung kedua; 10 imbal saron nginthil, tabuhan dua saron yang urut, tetapi ditabuh bergantian sehingga iramanya bergantian
membentuk suasana ritmis. Sistem imbal harus ditabuh oleh pemain yang memiliki daya keterampilan
senada. Hal ini untuk membuktikan garap-garap balungan maupun bonang semakin estetis. Dua orang pemain yang imbal harus cerdas dan tangkas memainkan tabuhan.
Jika hal ini bisa dilakukan maka tabuhan akan semakin hidup, penuh daya pikat.
D. Cengkok dan Lagu Kembangan