Model Pembelajaran Kooperatif Manfaat Penelitian

222 c. Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan. d. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran dan logika dan masalah- masalah yang berhubungan dengan bilangan. e. Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalah-masalah tentang ruang dan bentuk. f. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruangan. Dari definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa matematika mempunyai pengertian yang berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang yang ditinjau. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan Sujono, 1998: 6-12, karena di dalam matematika terdapat nilai-nilai pendidikan yang membantu dalam menghindarkan diri dari pengajaran yang tanpa arah, yaitu: a. Nilai praktis Matematika juga dapat memberikan bantuan yang sangat besar dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang lain. b. Nilai disiplin Bila matematika diajarkan dengan cara yang benar, maka matematika dapat mengembangkn kemampuan berpikir dan bernalar, dengan demikian dapat mengurangi kebiasaan menghafal. c. Nilai budaya Perkembangan dan kemajuan berbagai macam ilmu pengetahuan memerlukan bantuan matematika. Matematika memiliki nilai budaya, dan kebudayaan akan terus berkembang.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Erman Suherman 2003: 260 pembelajaran kooperatif mencakup siswa yang bekerja dalam sebuah kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Selanjutnya Anita Lie 2004: 29 mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian 223 kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam model pembelajaran kooperatif Jhonson yang dikutip oleh Anita Lie, 2004: 30 terdapat lima unsur, yaitu: a. Saling ketergantungan positif. b. Tanggung jawab perseorangan. c. Tatap muka. d. Komunikasi antar anggota. e. Evaluasi proses kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif Arends, 2004: 356 adalah: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menguasai materi. b. Kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. c. Bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda. d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok. Pembelajaran kooperatif dibagi menjadi enam fase Arens, 2004: 371 yang dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Fase Tingkah laku Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transaksi yang efisien Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Pemberian Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok 224

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI