37
Jadi dalam permainan ini anak-anak juga belajar sastra dar kt:indahan bahasa. Selain belajar sastra anak-anak juga belajar nem. bang bernyanyi Jawa dan menari.
Sebab dalam permainan in: ketika bernyanyi harus diikuti gerakan menari.
2. Dhoktri
Kata Dhoktri diduga berasal dari kata dhatri yang merupakan singkatan dari legandha dan utri, keduanya nama jenis makanan tradisional Jawa yang terbuat dari
tepung beras. Dugaan ini berdasar pada alasan begitu seringnya nama-nama makanan tersebut disebut dalam lagu-lagu yang mengiringi permainan ini. Namun begitu, kata
Dhoktri dapat juga berasal dari singkatan kodhok dan utri. Kodhok berarti katak. Alasan kedua ini mendasarkan diri pada adanya kata kodhok disebut juga dalam lagu iringannya.
Pendapat ketiga mengatakan bahwa sebenarnya kata dhoktri berasal dari kata botri, yaitu besi bundar yang berguna sebagai peluru. Permainan Dhoktri dapat dilakukan
kapan saja diinginkan; dapat pagi, siang, maupun sore hari. Dhoktri merupakan permainan yang dapat digunakan sebagai sarana bermasyarakat bagi anak umiu sekitar
7 - 8 tahun, bersifat sederhana, dan tidak mengandung banyak peraturan. Dhoktri dapat dilakukan oleh 3 - 8 orang anak. Namun sesungguhnya oleh dua
orang anak pun dapat pula, namun kurang meriah. Sedangkan apabila lebih dari 8 orang anak akan terlampau banyak. Apabila calon pemain berjumlah lebih dari 8 orang anak,
maka sebaiknya dipecah menjadi dua kelompok. Pemain Dhoktri dapat laki-laki saja, perempuan saja, atau laki-laki dan perempuan secara bersama-sama. Tetapi pada
umumnya anak-anak lebih suka apabila dilakukan oleh jenis kelamin yang sama. Permainan Dhoktri ini dilakukan oleh anak berumur 8 - 14 tahun. Tetapi agar permainan
berjalan seimbang maka biasanya terbagi menjadi dua kelompok umur yaitu kelompok umur 8 - 10 tahun dan kelompok 11 - 14 tahun. Permainan ini bukanlah permainan khas
golongan tertentu maupun wilayah tertentu. Permainan ini membutuhkan peralatan yang sangat sederhana. Peralatan yang
diperlukan adalah kreweng atau wingka pecahan tembikar atau batu kecil sebanyak jumlah pemain dikurangi satu dan sebuah batu yang lebih besar yang berfungsi sebagai
kodhok katak. Tempat bermain berupa segi empat atau bulatan bergaris tengah kurang lebih 40 - 100 sentimeter. Tempat ini kemudian terbagi sejumlah peserta. Selain itu
diperlukan pula sebidang halaman rumah untuk bersembunyi. Permainan Dhoktri disertai lagu pengiring yang dinyanyikan bersama tanpa iringan
instrumen. Lagu Dhoktri dinyanyikan saat perrnainan berlangsung. Adapun syair lagu adalah sebagai berikut:
Dhoktri lengendha nagasari, ri, Riwul owal-awul jenang katul, tul,
Tolen alen-alen jadah manten, ten, Titenana besuk gedhe dadi apa, pa,
Podheng mbako enak mbako sedheng, dheng, Dhengkok eyak-eyok kaya kodhok.
Jalannya permainan Setelah anak-anak yang ingin bermain berkumpul, mereka lalu mempersiapkan
tempat bermain berupa bulatan atau segi empat bergaris tengah 40 - 100 cm. Kemudian bulatan atau segi empat tadi dibagi-bagi dalam petak-petak sesuai dengan jumlah
peserta permainan. Kemudian mereka mencari pecahan tembikar atau batu kecil sebanyak jumlah peserta dikurangi satu, dan sebuah batu yang lebih besar. Batu yang
besar ini berfungsi sebagai kodhok katak dalam permainan. Sebelum permainan dilanjutkan maka harus diketahui peraturan permainan yang
sudah lazim yaitu:
1. Barang siapa yang ketempatan kodhok maka dianggap kalah. Z. Pemain yang kalah