Kompetensi yang diharapkan Indikator Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendahuluan

185 PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

A. Kompetensi yang diharapkan

Mampu melaksanakan tugas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pendidikan

B. Indikator Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

C. Pendahuluan

Upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan selalu dilakukan tanpa henti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan tidak hanya ditandai dengan perubahan kurikulum, baik struktur maupun rumusannya. Perubahan tersebut akan lebih bermakna apabila dibarengi dengan perubahan pembelajarannya baik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Upaya pembaruan pembelajaran dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan pola pembelajaran, pemilihan media pembelajaran, dan penentuan penilaian sebagai hasil pendidikan. Kurikulum Berdasarkan Kompetensi KBK yang diberlakukan secara serentak di semua jenjang sekolah SDMI, SMPMTs, SMAMA pada tahun ajaran 2004 dan dimantapkan lagi pada 2 Juni tahun 2006 Melalui Peraturan Menetri Pendidikan Nasional RI Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan langkah konkret dalam rangka memenuhi tuntutan pembaruan pendidikan nasional, yakni “pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi”. Konsekuensinya, semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pendidikan harus mampu menyiasati dan mengaplikasikan dalam tugasnya masing-masing. Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi, penelitian Sadia, Dkk. yang diarahkan pada guru Fisika SMA Buleleng 2003 menunjukkan bahwa: 95 Tujuan Pembelajaran Khusus TPK yang dirancang guru mengarah pada penguasaan produk sains dan hanya 5 yang mengarah pada keterampilan proses sains. Ini berarti proses pembelajaran semata-mata ditujukan Learning to Know, sedangkan Learning How 186 to Learn belum tersentuh dengan memadai. Di samping itu ditemukan pula bahwa metode ceramah merupakan metode yang dominan yakni 70 digunakan guru, sedangkan tingkat dominasi guru dalam interaksi belajar mengajar juga tinggi yaitu 67 sehingga para siswa relatif pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu, Majid dan Andayani 2004 menyatakan bahwa “dalam proses pembelajaran, guru tidak berfokus pada hasil output yang harus dicapai tetapi sekedar memenuhi target administrasi sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis”, akibatnya komponen input dan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang efektif, dan hasilnya kurang optimal. Berkaitan dengan masalah evaluasi pembelajaran, Wija 2004 menyatakan bahwa “sebagian guru masih menghadapi kesulitan dalam proses penilaian hasil belajar siswa”. Hasil belajar dalam penerapan KBK mencerminkan keluasan dan kedalaman kompetensi yang dirumuskan dalam pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap dan nilai. Juga Drost 2005 menyatakan bahwa di berbagai sekolah banyak guru tidak siap dengan penerapan KBK, guru masih bingung bagaimana mengajar dengan KBK, dan sebagian guru masih mengajar dengan cara lama. Hal tersebut berdampak pada tataran operasionalnya, guru masih meraba-raba dan tidak tahu mengapa sustu tindakan harus dilakukan, ujung- jungnya mereka selalu menunggu petunjuk teknis operasional. Dan kelihatannya KTSP yang diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006 inipun tidak jauh berbeda nasibnya dengan KBK. Apalagi, kurikulum yang dianggap sebagai penyempurnaan KBK ini memberikan keleluasaan kepada guru dan sekolah untuk mengembangkannya.

D. Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP Selayang Pandang