227
B. Kerangka Berpikir
Selama ini masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru sebagai sumber utama pengetahuan.
Umumnya metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan siswa cenderung pasif. Hal itu mengakibatkan kurangnya partisipasi
dalam belajar yang dapat berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction TAI merupakan model pembelajaran dengan kelompok heterogen yang memberikan kebebasan kepada
siswa untuk bertindak, berdiskusi, dan saling memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. Siswa bekerja sama antar anggota kelompok dalam usaha
memecahkan masalah. Dengan demikian dapat memberikan peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya seiring siswa lain yang
mempunyai kemampuan tinggi.
Pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat
sehingga akhirnya hasil belajar siswa juga meningkat pula.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang
dilakukan Asep Ikin Sugandi
2002 dalam
http :pps.upi.eduorgabstrakthesisabstrakmatabstrakmat02.html menyatakan bahwa hasil
belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI lebih baik dari pada hasil belajar pada kelas yang pembelajarannya menggunakan cara
biasa, ditinjau dari: 1 aspek memahami masalah, 2 aspek membuat rencana pemecahan, 3 melakukan perhitungan, 4 memeriksa kembali hasil, dan 5 keseluruhan langkah.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: 1.
“Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction TAI dengan diawali tes penempatan untuk pembentukan kelompok berkemampuan heterogen, belajar
secara individu, diperbanyak dengan diskusi kelompok, dilanjutkan dengan tes yang dikerjakan secara individu, dan pemberian penghargaan bagi kelompok dapat meningkatkan
partisipasi siswa pada pembelajaran matematika.”
2. “Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction TAI, hasil belajar matematika siswa meningkat
228
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau
bekerja sama dengan guru matematika kelas VIIA SMPN Melati. Secara partisipatif bersama-sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi
langkah. Rochiati Wiriaatmadja, 2006: 83. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar matematika siswa.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMPN Melati yang berjumlah 39 siswa dan guru yang mengampu mata
pelajaran matematika tersebut. Penerapan penelitian ini diterapkan dalam pokok bahasan Garis dan Sudut dan Bangun Datar.
C. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang
dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Sukardi 2004: 214 yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat
komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
1. Siklus I a. Rencana Tindakan
1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. RPP disusun oleh
peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru yang bersangkutan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
kelas.
2 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai partisipasi siswa. 3 Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk siswa. Lembar angket dan
pedoman wawancara itu mempermudah peneliti untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
4 Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran, yaitu Lembar Kerja Siswa LKS.
5 Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir pembelajaran dan tes yang diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti
dengan pertimbangan guru yang bersangkutan.
229
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat
dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan- perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar siswa dengan
menggunakan RPP yang telah dibuat. Sedangkan peneliti yang dibantu oleh dua orang pengamat mengamati partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran dikelas.
c. Observasi Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Setelah itu juga dilakukan wawancara dan memberikan angket kepada siswa.
d. Refleksi Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi.
Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru matematika yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevalusi hasil tindakan yang telah
dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah
itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II a. Persiapan Tindakan
Persiapan yang dilakukan pada siklus II ini memperhatikan refleksi pada siklus I. Persiapan pada siklus II meliputi:
1 Membuat RPP. 2 Mempersiapkan lembar observasi.
3 Mempersiapkan pedoman wawancara dan lembar angket. 4 Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran.
5 Mempersiapkan soal tes. b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada intinya sama seperti pada siklus I yaitu guru mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Pada siklus II anggota
pada setiap kelompok masih sama seperti pada siklus I.
230
c. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu pengamat lain dengan pedoman observasi.
Lembar observasi yang digunakan sama seperti lembar observasi pada siklus I. Setelah itu dilakukan wawancara dan pemberian angket siswa seperti pada siklus I.
d. Fefleksi Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II
apakah ada peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa atau tidak. Jika belum terdapat peningkatan, maka siklus dapat diulang kembali.
D. Teknik Pengumpulan Data