Latar Belakang Masalah SEKAR

218 Lampiran UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION TAI DI SMPN Melati PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu dan teknologi saat ini berkembang sangat pesat sehingga permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan juga semakin komplek. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2006 tingkat kelulusan untuk jenjang SMPMTs sebesar 92,03 dengan standar minimal kelulusan adalah 4,25. Tingkat kelulusan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2005, yaitu 87,07. Walaupun demikian standar minimal kelulusan tersebut masih tertinggal dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Standar minimal kelulusan di Malaysia adalah 6.00 dan di Singapura adalah 8.00. www.ppigroningen.nlfilesppigKECURANGAN 20UJIAN20NASIONAL .ppt. Kenyataan ini menuntut pemerintah untuk melakukan pembaharuan dalam dunia pendidikan. Salah satu upaya melalui Departemen Pendidikan Nasional adalah mulai mengembangkan kurikulum baru, yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran matematika. Matematika merupakan bidang studi yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam mempelajari berbagai keahlian dan kejuruan. Jika pengetahuan siswa tentang matematika kurang maka ia akan mendapat hambatan dalam mempelajari bidang studi yang lain. Siswa yang mempelajari matematika dengan baik akan banyak mendapat keuntungan dan kemudahan Sujono, 1988:14. Dari observasi melalui wawancara dengan siswa pada tanggal 16 Januari 2007 setelah pulang sekolah dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII pada tanggal 24 Januari 2007 yang dilakukan di SMPN Melati ditemukan bahwa beberapa guru masih menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Pada akhir pembelajaran, siswa selalu diberikan contoh-contoh soal oleh guru untuk diselesaikan oleh siswa. Guru pada umumnya memilih beberapa soal yang dianggapnya secara proposional telah mewakili inti materi pelajaran yang dibahas. Bentuk soal yang diberikan diupayakan bervariasi. Namun siswa sering merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal yang diberikan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Akibatnya guru yang 219 selalu menuntun siswa di papan tulis. Hal itu menjadikan siswa sangat bergantung dengan pekerjaan guru dan tidak mau mengerjakan sendiri. Teknik pembelajaran yang dilaksanakan seperti itu mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar. Hal itu dapat berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika diharapkan guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan pertisipasi dan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang dapat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Dalam hal ini dibutuhkan variasi penggunaan kelompok besar kelas dan kelompok kecil. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction TAI. TAI merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Banyaknya anggota terdiri dari 4-5 orang dengan kemampuan heterogen. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa akan mendapatkan rangsangan dari anggota kelompok untuk menyelesaikan masalah matematika walaupun masalah itu sulit. Teknik-teknik dalam pembelajaran kooperatif sangat sesuai diaplikasikan dalam kelas yang memiliki kemampuan yang beranekaragam karena dengan pembelajaran kooperatif tersebut akan dapat memupukkan nilai murni dalam diri siswa seperti saling menghargai, menyokong, sabar, hormat-menghormati, dan bertanggungjawab http:www.geocities.com venusstewartpembelajaran_ kooperatif.htm . Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa akan mempunyai kebebasan untuk bertindak, berdiskusi dan saling memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. Siswa bekerja sama antar anggota kelompok dalam usaha memecahkan masalah. Dengan demikian dapat memberi peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya seiring dengan siswa lain yang mempunyai kemampuan tinggi. Pada akhirnya diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat dan hasil belajar siswa juga meningkat http:www.geocities.com venusstewartpembelajaran_kooperatif .htm. 220

B. Identifikasi Masalah