Cara menjawab salah satu siswa kelas eksperimen
Cara menjawab salah satu siswa kelas kontrol
Gambar 4.6 Jawaban Soal
Post-Test Nomor 4 untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen sudah mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran pernyataan luas segitiga
samakaki. Siswa dapat menyusun bukti secara lengkap dengan cara menentukan nilai alas dan tinggi dari segitiga samakaki yang dinyatakan dalam x dan sinus
atau kosinus. Selanjutnya, dengan menggunakan konsep luas segitiga dan konsep trigonometri sudut rangkap, siswa dapat membuktikan luas segitiga yang
diinginkan oleh soal. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa masih belum mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran pernyataan. Hal ini terlihat dari
cara jawab yang kurang tepat dalam memberikan bukti terhadap soal.
b. Menarik Kesimpulan dari Suatu Pernyataan
Indikator menarik kesimpulan dari suatu pernyataan diwakili oleh soal post test nomor 1 dan 2. Total persentase yang diperoleh dari soal 1 dan 2 untuk
kelas eksperimen adalah 67,28 dan kelas kontrol dengan persentase 45,22, sedangkan rata-rata yang diperoleh untuk kelas eksperimen adalah 5,38 dan kelas
kontrol 3,62. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator menarik kesimpulan dari suatu pernyataan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Di bawah ini merupakan contoh hasil jawaban salah satu siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai berikut :
Soal nomor 1 “Diketahui α terletak di kuadran kedua dan β terletak dikuadran ketiga, dengan
nilai dari dan
. Terletak di kuadran berapakah ”
Cara menjawab salah satu siswa kelas eksperimen
Cara menjawab salah satu siswa kelas kontrol
Gambar 4.7 Jawaban Soal
Post-Test Nomor 1 untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen sudah mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan informasi yang diberikan
oleh soal. Siswa melakukan perhitungan terlebih dahulu untuk mencari nilai sinus, kosinus, dan tangen dari sudut
dengan menggunakan konsep identitas dasar trigonometri dan konsep rumus trigonometri jumlah dua sudut. Dari hasil
hitungan yang diperoleh, selanjutnya siswa dapat menentukan letak kuadran terhadap sudut
yaitu di kuadran IV. Sedangkan siswa pada kelas kontrol masih belum tepat dalam menentukan kesimpulan jawaban yang diinginkan oleh
soal. Siswa hanya mampu melakukan perhitungan untuk mencari nilai sinus, kosinus, dan tangen sudut
saja.
c. Memeriksa Kesahihan dari Suatu Argumen
Indikator memeriksa kesahihan dari suatu argumen diwakili oleh soal post test nomor 5. Total persentase yang diperoleh pada indikator memeriksa
kesahihan dari suatu arguman untuk kelas eksperimen adalah 51,47 dan kelas kontrol dengan persentase 35,29, sedangkan rata-rata yang diperoleh untuk
kelas eksperimen adalah 2,06 dan kelas kontrol 1,41. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator memeriksa kesahihan dari suatu argumen kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Di bawah ini merupakan contoh hasil jawaban salah satu siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sebagai berikut : Soal nomor 5
“Salah satu temanmu telah mengetahui bahwa nilai eksak untuk sinus dan kosinus sudut istimewa 45
adalah sama. Berdasarkan pernyataan tersebut temanmu membuat kesimpulan bahwa jika sudut itu diperkecil menjadi
, maka akan didapat pula nilai eksak yang sama untuk sinus dan kosimus sudut tersebut.
Benarkah kesi mpulan yang dibuat oleh temanmu. Jelaskan jawabanmu.”
Cara menjawab salah satu siswa kelas eksperimen
Cara menjawab salah satu siswa kelas kontrol
Gambar 4.8 Jawaban Soal
Post-Test Nomor 5 untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada gambar 4.8 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen sudah mampu memeriksa kesahihan dari suatu argumen. Hal ini terlihat dari jawaban yang
diberikan siswa yaitu dengan menggunakan rumus trigonometri sudut tengahan siswa kelas eksperimen mampu menunjukkan letak perbedaan hasil pada
perhitungan nilai sinus dan kosinus pada sudut . Sedangkan siswa pada kelas
kontrol masih belum tepat dalam memeriksa kesahihan dari suatu argumen. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh siswa dimana siswa masih
belum mampu menyatakan hubungan yang benar antara nilai sinus dan kosinus dari sudut
. Bardasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan
penalaran adaptif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol. Jadi terlihat bahwa metode penemuan terbimbing guided
discovery method pada pokok bahasan trigonometri, yang diterapkan pada proses pembelajaran dalam penelitian di SMA N 5 Kota Tangerang Selatan memberikan
dampak positif pada kemampuan penalaran adaptif siswa.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam memberikan kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan agar
memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga hasil penelitian ini
pun mempunyai keterbatasan. Hal tersebut antara lain : 1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan trigonometri saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Kondisi siswa yang merasa bingung pada awal proses pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing guided discovery method, karena siswa terbiasa menerima informasi yang diberikan oleh guru.
3. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek
kemampuan penalaran adaptif saja, sedangkan aspek lain tidak.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing guided
discovery method terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa di SMA N 5 Kota Tangerang Selatan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kemampuan penalaran adaptif siswa dengan menggunakan metode penemuan
terbimbing guided discovery method memiliki nilai rata-rata siswa 65,24. Hal ini menunjukkan bahwa metode penemuan terbimbing guided discovery
method memberikan dampak positif terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa.
2. Kemampuan penalaranan adaptif siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional memiliki nilai rata-rata siswa yang masih rendah yaitu 50,56. Siswa kurang mampu menggunakan kemampuan penalaran adaptifnya
dengan baik. Hal tersebut diakibatkan kurangnya siswa dilatih dalam hal kemampuan berpikirnya ketika proses pembelajaran.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji Mann-Whitney diperoleh harga U = 922
dan Z
hitung
= 4,22, dan taraf signifikansi 5 diperoleh Z
tabel
= 2,00 Z
hitung
Z
tabel
. Hal ini berarti tolak H , artinya rata-rata kemampuan penalaran adaptif
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelas kontrol. Dengan demikian, dapat
dikatakan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery method mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa saran penulis terkait dengan hasil penelitian ini, diantaranya :
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan metode
penemuan terbimbing guided discovery method mampu meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa, sehingga pembelajaran tersebut dapat
menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh guru.
2. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Trigonometri, untuk penelitian
selanjutnya disarankan dilakukan juga pada pokok bahasan lain. 3.
Alokasi waktu sebaiknya diperhatikan lebih baik lagi, agar tidak menjadi kendala pada penelitian berikutnya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2003.
Amri, Sopan dan Lif Khoiru A.. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Aufmann, Richard N., dkk.. Mathematical Thingking and Quantitative Reasoning. Boston : Houghton Mifflin Company, 2008.
Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara, 2009.
Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT Rosemata Sampurna, 2010.
Kilpatrick, J., J. Swafford, and B. Findell eds.. Adding It Up : Helping Children Learn Mathematics. Washington : National Academi Press, 2001.
Kurniawati, Lia. ALGORITMA Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Jakarta : CeMED, 2006.
Markaban. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta : PPPG Matematika, 2006.
Mullis, Ina V. S. et al. TIMSS 2011 International Result in Mathematics. Chestnut Hill : TIMSS PIRLS International Study Center, 2011.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional mnciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005. Nurjanah. Developing Coursware Of Mathematics For Secondary School
Learning As Support For Education Unit Level Curriculum. Bandung : FPMIPA, 2007.
OECD. “PISA
2009 Results
: Executive
Summary”, http:www.oecd.orgpisapisaproducts46619703.pdf, diakses tanggal 10
Mei 2013 pukul 15.44.