Pembelajaran dengan metode penemuan murni membutuhkan konsep dasar untuk menemukan konsep yang baru, sehingga tidak semua siswa dapat
menemukan sendiri kesimpulan yang diharapkan. Mengingat masih adanya kekurangan dalam pembelajaran dengan metode penemuan murni, maka muncul
metode penemuan yang dipandu oleh guru. Metode penemuan yang dipandu oleh guru dikenal dengan metode
penemuan terbimbing guided discovery method. Metode ini melibatkan suatu dialog atau interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan
yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru.
45
Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan
prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Peran guru dalam metode ini adalah sebagai fasilitator, guru membimbing siswa jika
diperlukan. Adapun sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.
Selain itu, pada pembelajaran yang menerapkan metode penemuan terbimbing, siswa diberikan situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik
kesimpulan. Oleh karena itu, aktivitas seperti terkaan, intuisi dan mencoba – coba
trial and error hendaknya dianjurkan dan guru sebagai penunjuk jalan dan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah
mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru.
46
Metode penemuan terbimbing sangat bermanfaat apabila diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini sejalan dengan apa yang
disampaikan Sobel, menyatakan bahwa “untuk kebanyakaan situasi di dalam kelas, paling baik diterapkan pendekatan penemuan terbimbing, dimana guru
memimpin murid dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan adanya diskusi, menanyakan pertanyaan yang menuntun, dan memperkenalkan ide pokok
bila dirasa perlu”.
47
45
Ibid., h. 10
46
Ibid., h. 15.
47
Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika : Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi, Jakarta : Erlangga, 2004, h. 15
Pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, melibatkan peran yang cukup besar dari siswa karena pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru
tetapi pada siswa. Guru memulai kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan
seperti pemecahan masalah, investigasi atau aktivitas lain. Pemecahan masalah merupakan suatu tahap yang penting dan menentukan. Ini dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Dengan membiasakan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal matematika, karena siswa dilibatkan berpikir matematika pada saat manipulasi, eksperimen dan menyelesaikan masalah.
b. Langkah-langkah dalam Metode Penemuan Terbimbing Guided
discovery method
Pembelajaran dengan metode penemuan tebimbing merupakan suatu pembelajaran dimana siswa ditekankan untuk aktif menemukan suatu konsep
yang akan dipelajari dengan bimbingan guru sehingga konsep atau pengetahuan yang diperoleh tidak melenceng jauh dari tujuan yang sudah ditetapkan. oleh
karena itu, diperlukan suatu langkah-langkah untuk merealisasikan proses pembelajaran tersebut.
Secara garis besar, Mulyasa mengemukakan cara mengajar dengan metode penemuan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
48
1. Adanya masalah yang akan dipecahkan.
2. Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
3. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui
kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas. 4.
Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan. 5.
Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar.
6. Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengumpulkan data.
48
Mulyasa, op. cit, h. 110
7. Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dan tepat dengan data dan
informasi yang diperlukan peserta didik. Richard Scuhman memberikan langkah-langkah yang lebih rinci dalam
metode penemuan, sebagai berikut :
49
1. Identifikasi kebutuhan siswa.
2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengetahuan konsep dan
generalisasi yang akan dipelajari. 3.
Seleksi bahan, dan problema atau tugas-tugas. 4.
Membantu memperjelas : -
Tugas atau problema yang akan dipelajari. -
Peranan masing-masing siswa. 5.
Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan. 6.
Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.
7. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
8. Membantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan oleh siswa.
9. Memimpin analisis sendiri self analysis dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi proses. 10.
Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa. 11.
Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan. 12.
Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
Langkah-langkah yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode penemuan terbimbing. Terkait pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing, Markaban memberikan langkah-langkah sebagai berikut :
50
1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya, perumusannya
harus jelas,
hindari pernyataan
yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
49
Suryosubroto, op. cit, h. 199-200
50
Markaban, op. cit, h. 16
2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir,
dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan
siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan- pertanyaan, atau LKS.
3. Siswa menyusun konjektur prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya.
4. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas
diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak
menjamin 100 kebenaran konjektur. 6.
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu
benar. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini langkah-langkah
metode pembelajaran penemuan terbimbing yang akan dipakai disesuaikan dengan apa yang disampaikan oleh Markaban, yaitu :
1. Guru memberikan rumusan masalah kepada siswa dengan data secukupnya,
dan dengan perumusan yang jelas tidak menimbulkan salah tafsir. 2.
Dari data yang diberikan, siswa melakukan kegiatan seperti menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Guru
membimbing siswa agar melangkah ke arah yang tepat melalui pertanyaan- pertanyaan dalam LKS.
3. Siswa menyusun konjektur perkiraan dari hasil analisis yang dilakukannya.
4. Guru memeriksa kebenaran konjektur yang sudah dibuat, kemudian siswa
menyusun sendiri kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 5.
Setelah siswa menemukan apa yang dicari, guru memberikan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa kebenaran penemuan itu serta tingkat
pemahaman mereka.
c. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan dari metode penemuan terbimbing :
51
1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry mencari-temukan.
3. Mendukung kemampuan problem solving siswa.
4. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru,
dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan
lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya Marzano, 1992
Kekurangan dari metode penemuan terbimbing :
52
1. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
2. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan,
beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan metode konvensional.
3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya topik-
topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing.
4. Pembelajaran Konvensional
Salah satu pendekatan pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran
konvensional merupakan
pembelajaran dimana
pelaksanaannya masih
menerapkan kombinasi antara metode ceramah dan ekspositori selama proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode tersebut menjadikan peran guru
semakin dominan sedangkan siswa hanya pasif menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran ini tidak mudah untuk dirubah, karena
51
Ibid.
52
Ibid., h. 17