Langkah-langkah dalam Metode Penemuan Terbimbing Guided

c. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan dari metode penemuan terbimbing : 51 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry mencari-temukan. 3. Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya Marzano, 1992 Kekurangan dari metode penemuan terbimbing : 52 1. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan metode konvensional. 3. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya topik- topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing.

4. Pembelajaran Konvensional

Salah satu pendekatan pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dimana pelaksanaannya masih menerapkan kombinasi antara metode ceramah dan ekspositori selama proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan metode tersebut menjadikan peran guru semakin dominan sedangkan siswa hanya pasif menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran ini tidak mudah untuk dirubah, karena 51 Ibid. 52 Ibid., h. 17 untuk merubahnya guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan menggunakan pendekatan atau metode pembelajaran lainnya. Metode ekspositori merupakan salah satu metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dengan metode ekspositori biasanya dalam pelaksanannya ditandai dengan pemaparan suatu konsep atau materi yang diiringi dengan penjelasan dan tanya jawab, serta pembagian tugas dan latihan dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori menjadikan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi, menerapkan suatu konsep, mendemostrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal dan beserta penyelesaiannya, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan kegiatan guru lainnya dalam pembelajaran. 53 Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ekspositori dapat dirinci sebagai berikut : 54 a. Persiapan, dalam tahap ini guru mempersiapkan bahan yang akan diajarkan secara rapi dan sistematis. b. Apersepsi, dalam tahap ini guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dibahas, bisa dengan bertanya atau memberi ulasan secara singkat. c. Penyajian, dalam tahap ini guru memberikan penjelasan materi, bisa dengan ceramah atau menugaskan siswa membaca buku sumber atau buku. d. Evaluasi, dalam tahap ini memberikan pertanyaan di akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori lebih menekankan pada pengumpulan fakta mdf atau konsep. Hal ini tidak lagi relevan untuk diterapkan karena banyak kelemahan-kelemahan yang terdapat didalamnya, antara lain : proses pembelajaran bersifat statis dan komunikasi berjalan searah, siswa menjadi pasif, daya berpikir siswa lemah, dan pada akhirnya siswa pun menjadi 53 Sagala, op. cit., h. 78 54 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sain, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2009, h. 94 kurang memiliki kreativitas yang tinggi dan kemampuan berpikir kritis sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal. Penerapan pembelajaran konvensional dalam penelitian ini akan disesuaikan dengan metode yang telah digunakan di sekolah yang akan diteliti, yaitu metode ekspositori. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan hanya terbatas pada guru menerangkan materi, pemberian contoh soal, tanya jawab kemudian siswa mengerjakan soal latihan berdasarkan contoh yang dibuat oleh guru.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu : 1. Yulianto Metodika, 2011, penelitian ini berjudul “Penggunaan Metode Penemuan Terbimbing Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika bagi Peserta Didik Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Muntilan Semester 2 Tahun Ajaran 20102011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap : 1 hasil belajar matematika pada materi jaring-jaring dan luas permukaan bangun ruang sisi datar, 2 minat peserta didik untuk belajar matematika, dan 3 meningkatkan pemahaman bagi peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 1 Muntilan Tahun Pelajaran 20102011. 2. Asmar Bani Tesis UPI, 2011, penelitian ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing”. Penelitian eksperimen ini dilakukan pada kelas VII SMP di kota Ternate, Maluku Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing secara signifikan lebih baik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan penalaran merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Kemampuan penalaran yang dimaksud adalah kemampuan penalaran adaptif dimana kemampuan ini sebagai bagian dari salah satu kompetensi matematika yang harus dikuasai siswa untuk dipakai dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya. Indikator kemampuan penalaran adaptif tersebut meliputi kemampuan dalam memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, dan memeriksa kesahihan dari suatu argumen. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki kemampuan penalaran adaptif yang rendah. Hal ini ditandai dengan masih kurangnya prestasi dalam bidang matematika baik dalam skala nasional maupun internasional. Rendahnya kemampuan penalaran adaptif siswa tidak lain terjadi karena masih banyak guru yang melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan tradisional yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori. Pembelajaran dengan menggunakan metode tersebut menjadikan peran guru semakin dominan, siswa menjadi semakin pasif karena hanya menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru, daya berpikir siswa rendah, dan siswa pun kurang memiliki kreativitas yang tinggi serta kurang berpikir kritis terhadap penyelesaian berbagai persoalan matematika. Berdasarkan beberapa hal di atas, maka diperlukan adanya suatu proses pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan dan mengaplikasikan kemampuan berpikir dalam setiap tahapan proses pembelajarannya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu rancangan metode yang tepat, dalam hal ini rancangan metode yang akan peneliti gunakan adalah metode penemuan terbimbing guided discovery method. Diharapkan dengan menerapkan rancangan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika, kemampuan berpikir siswa akan semakin banyak tereksplorasi secara komprehensif sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan kemampuan penalaran adaptif siswa. Untuk mengetahui metode penemuan terbimbing ini telah berhasil mempengaruhi kemampuan penalaran adaptif siswa atau tidak, maka akan

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Penggunaan metode guided discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung: studi quasi eksperimen di SMP Paramarta

6 16 69

Penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa

1 8 197

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMP.

0 0 45

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9