Pengujian Hipotesis Penelitian Hasil Pengujian Persyaratan Analisis

latihan atau soal tambahan untuk memeriksa kebenaran penemuan itu serta tingkat pemahaman mereka. Metode penemuan terbimbing guided discovery method ini memfasilitasi siswa untuk menuangkan ide atau gagasannya pada LKS. Inilah yang menstimulus siswa untuk melakukan kegiatan berpikir. Pada tahap awal, guru memberikan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan untuk menstimulus siswa berpikir mencari solusi atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Solusi tersebut berupa sebuah konsep yang nantinya ditemukan sendiri oleh siswa melalui kegiatan penemuan dalam LKS. Tahapan berikutnya siswa melakukan kegiatan seperti : menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis masalah yang terdapat pada LKS. Tahapan ini merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery method. Siswa menggunakan kemampuan bernalarnya untuk menemukan konsep yang sedang dipelajari dengan mengerjakan beberapa langkah-langkah penemuan dalam LKS. Kemampuan yang digunakan oleh siswa pada tahapan ini meliputi kemampuan dalam menggunakan atau menghubungkan beberapa konsep yang sudah dipelajari dan melakukan kegiatan manipulasi terhadap beberapa langkah- langkah yang disediakan pada LKS. Untuk mengerjakan kegiatan dalam LKS, beberapa konsep prasyarat pengetahuan yang sudah diperlajari diingatkan kembali diawal sebelum melakukan kegiatan penemuan dan bimbingan diberikan seperlunya selama proses pembelajaran sehingga diharapkan siswa bisa mengerjakannya dengan baik dalam menemukan konsep yang ada pada LKS. Hasil penemuan yang diperoleh selanjutnya dituliskan oleh siswa sebagai jawaban sementara dan diperiksa secara bersama-sama dengan bimbingan guru. Tahapan yang terakhir yaitu siswa mengerjakan soal latihan atau soal tambahan yang berkaitan dengan penguasaan konsep dan kemampuan penalaran adaptif sebagai kemampuan yang akan diukur dalam penelitian. Tahapan ini dilakukan untuk memeriksa kemampuan siswa dalam menggunakan hasil penemuan dan pemahaman siswa terhadap penguasaan materi yang sedang dipelajari serta kemampuan penalaran adaptifnya. Tes akhir kemampuan penalaran adaptif siswa dilakukan pada akhir pembelajaran. Soal tes yang diberikan sebanyak 5 soal berupa essay. Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator kemampuan penalaran adaptif yang diukur peneliti, yaitu :

a. Memberikan Alasan atau Bukti terhadap Kebenaran Suatu Pernyataan

Indikator memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan diwakili oleh soal posttest nomor 3 dan 4. Total persentase yang diperoleh dari soal 3 dan 4 untuk kelas eksperimen adalah 69,85 dan kelas kontrol dengan persentase 62,87, sedangkan rata-rata yang diperoleh untuk kelas eksperimen adalah 5,59 dan kelas kontrol 5,03. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan posttest yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan contoh hasil jawaban salah satu siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai berikut : Soal nomor 3 “Perhatikan segitiga berikut. Diketahui segitiga samakaki yang panjang sisi-sisi samakakinya adalah x dan sudut antara keduanya adalah α. Tunjukkan bahwa luas segitiga samakaki tersebut adalah ” Soal nomor 4 di atas merupakan persoalan yang menuntut siswa untuk memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan. Untuk menjawab soal tersebut, siswa dapat memanfaatkan beberapa konsep yang sudah dipelajari untuk menyusun bukti yang diminta oleh soal. α x x  Cara menjawab salah satu siswa kelas eksperimen  Cara menjawab salah satu siswa kelas kontrol Gambar 4.6 Jawaban Soal Post-Test Nomor 4 untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada gambar 4.6 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen sudah mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran pernyataan luas segitiga samakaki. Siswa dapat menyusun bukti secara lengkap dengan cara menentukan nilai alas dan tinggi dari segitiga samakaki yang dinyatakan dalam x dan sinus atau kosinus. Selanjutnya, dengan menggunakan konsep luas segitiga dan konsep trigonometri sudut rangkap, siswa dapat membuktikan luas segitiga yang

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Penggunaan metode guided discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung: studi quasi eksperimen di SMP Paramarta

6 16 69

Penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa

1 8 197

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMP.

0 0 45

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9