Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistika Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa n 34 34 Nilai Maksimum 90 80 Nilai Minimum 40 25 Rata-rata ̅ 65,24 50,56 Median Me 66,40 51,19 Modus Mo 68,50 51,96 Varians s 2 158,25 162,30 Simpangan Baku s 12,58 12,74 Kemiringan α 3 -0,26 -0,11 Keruncingankurtosis α 4 0,24 0,21 Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada tabel 4.3 diperoleh perbedaan nilai kemampuan penalaran adaptif yang diperoleh pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada kedua kelompok, kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan selisih nilai 14,68 65,24 – 50,56. Begitu pula dengan nilai median Me dan nilai modus Mo yang diperoleh pada kedua kelompok, kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol. Jika dilihat dari nilai varians dan simpangan bakunya, nilai kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelompok eksperimen lebih mengelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,26. Karena berharga negatif, maka distribusi data pada kelompok eksperimen miring negatif atau landai kiri. Tingkat kemiringan di kelompok kontrol -0,11. Karena berharga negatif, maka distribusi data pada kelompok kontrol miring negatif atau landai kiri. Dengan kata lain, pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kecenderungan data mengumpul diatas nilai rata-rata. Keruncingan atau kurtosis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kurang dari 0,263, maka model kurva adalah datar platikurtis sehingga data menyebar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan penalaran adaptif siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelompok yaitu kelompok yang diterapkan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing guided discovery method dan kelompok yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Gambar 4.3 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan kurva pada Gambar 4.3 terlihat perbedaan kemampuan penalaran adaptif siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terlihat pula bahwa kurva kelompok eksperimen agak bergeser kekanan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran adaptif siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Nilai tertinggi pada kelompok kontrol masih lebih rendah dibandingkan nilai tertinggi pada kelompok eksperimen, karena nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 90, sedangkan kelompok 2 4 6 8 10 12 14 16 20 40 60 80 100 F re k u en si Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol kontrol adalah 80. Nilai terendah pada kelompok eksperimen masih lebih tinggi dibandingkan nilai terendah pada kelompok kontrol, karena nilai terendah pada kelompok kontrol adalah 25, sedangkan kelas eksperimen adalah 40.

4. Persentase Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol Seperti yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini kemampuan penalaran adaptif yang diteliti meliputi indikator dalam memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, dan memeriksa kesahihan dari suatu argumen. Ditinjau dari indikator kemampuan penalaran adaptif tersebut, skor persentase kemampuan penalaran adaptif pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Indikator Kemampuan Penalaran Adaptif Skor Ideal Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol ̅ ̅ 1 Memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan 8 5,59 69,85 5,03 62,87 2 Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan 8 5,38 67,28 3,62 45,22 3 Memeriksa kesahihan dari suatu argumen 4 2,06 51,47 1,41 35,29 Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa pada kelompok eksperimen, siswa yang mampu memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan sebanyak 69,85, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan 67,28, dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Penggunaan metode guided discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung: studi quasi eksperimen di SMP Paramarta

6 16 69

Penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa

1 8 197

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMP.

0 0 45

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9