Indikator Kemampuan Penalaran Adaptif

dikatakan proses dalam kegiatan pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajarnya. 39 Sund berpendapat bahwa “discovery adalah proses mental misalnya : kegiatan mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya dimana siswa mampu mengasimilasi sesuatu konsep atau prinsip”. 40 Penggunaan metode ini dalam kelas dilakukan dengan cara siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, sedangkan peran guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Menurut Ruseffendi, metode penemuan sangat penting dalam pembelajaran matematika, sebab : 41 1. Pada kenyataannya ilmu-ilmu itu ditemukan melalui penemuan. 2. Matematika adalah bahasa abstrak, konsep dan lain-lainnya itu akan lebih baik melekat bila melalui penemuan dengan jalan memanipulasi dan berpengalaman dalam benda-benda kongkrit. 3. Generalisasi itu penting; melalui penemuan generalisasi yang diperoleh akan lebih mantap. 4. Dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 5. Setiap anak adalah makhluk kreatif. 6. Menemukan sesuatu oleh sendiri dapat menumbuhkan rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri, dapat meningkatkan motivasi termasuk motivasi intrinsik, melakukan pengkajian lebih lanjut, dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. Pendapat lain yang sejalan dengan Russefendi tentang pentingnya metode penemuan digunakan dalam pembelajaran di sekolah yaitu disampaikan oleh Suryosubroto, menyatakan bahwa metode penemuan merupakan salah satu 39 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005, h. 101 40 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008, h. 20 41 Ruseffendi, op. cit, h. 210 metode mengajar yang banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju. Hal itu disebabkan karena : 42 1. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif. 2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yangg diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak. 3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. 4. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dikembangkannya sendiri. 5. Dengan metode penemuan itu juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri; kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan oleh beberapa ahli, maka dapat dikatakan bahwa metode penemuan adalah suatu metode mengajar yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar, mengarahkan siswa untuk melakukan proses kegiatan mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau prinsip, serta adanya sedikit peran guru dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan dampak atau hal positif kepada siswa baik selama proses pembelajaran maupun ketika melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Metode penemuan yang digunakan dalam pembelajaran pada awalnya berupa penemuan secara murni. Maier 1995 mengemukakan bahwa penemuan secara murni disebut sebagai “heuristik”, yakni apa yang hendak ditemukan, jalan atau proses semata-mata ditentukan oleh siswa itu sendiri. 43 Pembelajaran dengan metode ini dalam kegiatannya siswa diarahkan untuk menemukan sesuatu, merumuskan suatu hipotesa, atau menarik suatu kesimpulan sendiri. 44 Oleh karena itu, bisa dikatakan pembelajaran seperti ini memerlukan waktu yang relatif lama bagi siswa untuk sampai pada menemukan suatu konsep atau menarik suatu kesimpulan itu sendiri. 42 Suryosubroto, op. cit, h. 191-192 43 Markaban, Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, Yogyakarta : PPPG Matematika, 2006, h. 9 44 Ibid. Pembelajaran dengan metode penemuan murni membutuhkan konsep dasar untuk menemukan konsep yang baru, sehingga tidak semua siswa dapat menemukan sendiri kesimpulan yang diharapkan. Mengingat masih adanya kekurangan dalam pembelajaran dengan metode penemuan murni, maka muncul metode penemuan yang dipandu oleh guru. Metode penemuan yang dipandu oleh guru dikenal dengan metode penemuan terbimbing guided discovery method. Metode ini melibatkan suatu dialog atau interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. 45 Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Peran guru dalam metode ini adalah sebagai fasilitator, guru membimbing siswa jika diperlukan. Adapun sampai seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari. Selain itu, pada pembelajaran yang menerapkan metode penemuan terbimbing, siswa diberikan situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, aktivitas seperti terkaan, intuisi dan mencoba – coba trial and error hendaknya dianjurkan dan guru sebagai penunjuk jalan dan membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru. 46 Metode penemuan terbimbing sangat bermanfaat apabila diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Sobel, menyatakan bahwa “untuk kebanyakaan situasi di dalam kelas, paling baik diterapkan pendekatan penemuan terbimbing, dimana guru memimpin murid dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan adanya diskusi, menanyakan pertanyaan yang menuntun, dan memperkenalkan ide pokok bila dirasa perlu”. 47 45 Ibid., h. 10 46 Ibid., h. 15. 47 Max A. Sobel dan Evan M. Maletsky, Mengajar Matematika : Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi, Jakarta : Erlangga, 2004, h. 15

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Darul Ma’arif, Jakarta Selatan)

3 8 241

Pengaruh Model guided discovery learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi (quasi eksperimen di SMAN 72 Jakarta Utara)

5 19 165

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Penggunaan metode guided discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung: studi quasi eksperimen di SMP Paramarta

6 16 69

Penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa

1 8 197

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMP.

0 0 45

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERH

0 0 9