Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen lebih
kecil dari dan
pada kelompok kontrol lebih besar dari maka
dapat disimpulkan bahwa data populasi dari kelompok eksperimen berdistribusi normal sedangkan data populasi dari kelompok kontrol berdistribusi tidak normal.
Karena salah satu populasi berdistribusi tidak normal, maka uji homogenitas tidak dilakukan dan langkah selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
uji non-parametrik uji Mann-Whitney uji U.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dari hasil uji persyaratan untuk kenormalan data ternyata hasil yang diperoleh adalah pada kelompok eksperimen diperoleh data berdistribusi normal
dan pada kelompok kontrol diperoleh data yang berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, pengujian hipotesis akan menggunakan pengujian statistik non-
parametrik dengan uji Mann-Whitney. Alasan menggunakan uji U karena uji non- parametrik yang kuat sebagai pengganti dari uji t, diasumsikan normalitas dan
homogenitas tidak diperlukan dalam uji Mann-Whitney ini. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan penalaran adaptif siswa dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Hipotesis yang
digunakan dalam uji Mann-Whitney adalah sebagai berikut : H
: H
1
: Keterangan :
Rata-rata kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelas eksperimen Rata-rata kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelas kontrol
Pengujian hipotesis dengan uji Mann-Whitney, dengan kriteria pengujian yaitu : jika harga
mempunyai kemungkinan yang lebih besar dari harga maka tolak H
dan terima H
1
. Sedangkan, jika harga mempunyai
kemungkinan yang lebih kecil atau sama dengan dari harga maka H
diterima dan H
1
ditolak, pada taraf signifikansi α = 0,05.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga = 234 dan
= 922 sehingga nilai U dipilih dari nilai yang terbesar yaitu 922. Kemudian diperoleh
harga = 578 dan harga = 81,53. Sehingga diperoleh harga
= 4,22 dengan taraf signifikansi
α = 0,05, maka diperoleh harga = 2,00. Hal ini
menunjukkan bahwa harga lebih besar dari
4,22 2,00 lampiran 22. Dengan demikian, H
ditolak, dengan kata lain rata-rata kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelas kontrol. Secara singkat hasil perhitungan uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji perbedaan dengan Statistik Uji Mann-Whitney
Statistik Skor
Kesimpulan
578
H ditolak
81,53 U
922 4,22
2,00
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa 4,22 2,00 maka dapat
disimpulkan bahwa H ditolak, dengan taraf signifikansi 5 , berikut sketsa
kurvanya :
Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
2,00 4,22
Berdasarkan gambar 4.5 terlihat bahwa nilai = 4,22 lebih besar
dari yaitu 2,00 artinya jelas bahwa
jatuh pada daerah penolakan H daerah kritis. Hal ini berarti bahwa pembelajaran matematika dengan metode
penemuan terbimbing guided discovery method berpengaruh positif terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa.
Setelah uji hipotesis dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H ditolak,
artinya rata-rata
kemampuan penalaran
adaptif siswa
yang pembelajarannya menggunakan metode penemuaan terbimbing guided discovery
method lebih tinggi daripada siswa dengan pembelajaran matematikanya secara konvensional dengan taraf signifikansi 5 . Dapat dilihat perbedaan antara nilai
rata-rata posttest kelas eksperimen yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata posttest kelas kontrol.
C. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan dengan rincian 8 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk posttest.
Peneliti menggunakan dua kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan sebelum awal
penelitian dilakukan. Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata
kemampuan penalaran
adaptif siswa
antara kelas
eksperimen yang
pembelajarannya menggunakan metode penemuan terbimbing guided discovery method dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Rata-rata kemampuan penalaran adaptif siswa pada kelas eksperimen cenderung lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Untuk menerapkan metode penemuan
terbimbing guided discovery method pada kelas eksperimen, pembelajaran memanfaatkan LKS yang terdiri atas : 1 guru memberikan rumusan masalah, 2
siswa melakukan kegiatan seperti menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data, 3 siswa menyusun perkiraan jawaban, 4 guru memeriksa
kebenaran dari hasil jawaban yang sudah dibuat, kemudian siswa menyusun sendiri kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan, 5 guru memberikan soal