Pembinaan Kepribadian Program Rehabilitasi
                                                                                Rambutnya  berwarna  hitam,  namun  tidak  jelas  modelnya  karena  informan sering mengenakan peci putih. Hidungnya mancung besar, dengan gigi yang
tertata rapi namun agak sedikit kuning karena dampak rokok. “Sukur”  merupakan anak pertama dari  istri kedua seorang karyawan
di salah satu bank swasta di Indonesia. Dari pernikahan yang pertama, ayah “Sukur”  mendapatkan  3  orang  anak.  Karena  sang  istri  meninggal,  maka
ayah  harus  menikah  lagi  dengan  seorang  gadis  dan  mendapatkan  4  orang anak.  Namun  begitu,  hubungan  “Sukur”  dengan  saudara-saudara  tirinya
berjalan dengan baik dan tidak pernah bertengkar. “Sukur”  lahir di  Jakarta dan  besar di  Jakarta. Namun  saat  lulus SD,
“Sukur”  pindah  ke  Bogor  untuk  melanjutkan  sekolahnya  di  Madrasah Tsanawiyah.  Karena  himpitan  ekonomi,  “Sukur”  akhirnya  mengakhiri
pendidikannya hanya sampai jenjang SMP. Setelah lulus dari MTs, “Sukur” kembali ke Jakarta dan memulai hidupnya.
Saat kembali ke Jakarta, “Sukur” memulai karirnya dengan berjualan mie  ayam.  Sukur  kenal  dengan  seorang  pedagang  mie  ayam  di  kawasan
Jakarta  yang  tidak  jauh  dari  rumahnya.  Awalnya,  Sukur  hanya  iseng-iseng ikut berkeliling menjual mie ayam dengan tukang mie ayam tersebut, namun
lama-kelamaan  Sukur  kadang  menggantikan  tukang  mie  ayam  tersebut untuk berdagang.
Sukur  akhirnya  berhenti  berjualan  mie  ayam.  Selanjutnya  “Sukur” menjadi  kurir  di  sebuah  perusahaan  elektronik.  Saat  menjadi  kurir  inilah
“Sukur” menikah.
Sukur  menikah  pertamakalinya  pada  usia  23  tahun.  Istrinya  bernama “Melati” berasal dari Bogor yang juga satu kampung dengan Sukur. Istrinya
merupakan kembang desa di kampungnya. Keluarga besar dari istrinya juga merupakan keluarga yang baik.
Dari  pernikahan  pertama  Sukur  memiliki  2  orang  anak,  perempuan dan  laki-laki  yang  saat  ini  masing-masing  duduk  di  bangku  SD  dan  SMP.
Pada pernikahannya yang pertama, Sukur mulai terpengaruh dengan teman- teman pergaulannya. Sukur sering pulang larut malam bahkan tidak pulang
sama sekali. Hari-harinya hanya diisi dengan minum-minuman keras, pergi ke disko bersama teman-temannya. Hingga akhirnya Sukur tergoda dengan
wanita  lain.  Hal  ini  menjadi  awal  kehancuran  rumah  tangganya.  Sang  istri mulai tidak tahan dengan perlakuan Sukur, kemudian meminta Sukur untuk
menceraikannya. Pada tahun 2009 mereka bercerai. Saat  bekerja  sebagai  kurir,  Sukur  berkenalan  dengan  seorang
temannya yang bernama “Bos”. Bos merupakan teman satu profesi Sukur di perusahaan  yang  sama.  Dari  Bos  lah  Sukur  mulai  belajar  menjadi  sales
sticker.  Bos  yang  sudah  mulai  menjual  stiker  lebih  dulu  dari  Sukur mengajarkan  cara-cara  menjual  stiker,  dari  mulai  membeli  ke  agen  sampai
menjual kembali ke toko-toko kecil. Suatu saat “Sukur” sedang menawarkan produknya di sebuah warung,
di sana “Sukur” bertemu dengan perempuan. Seorang janda satu anak yang berasal dari Bogor. Saat itu “Sukur” sudah benar-benar ingin berubah dan
berniat  untuk  membangun  rumah  tangga  kembali.  Akhirnya  “Sukur” berkenalan  dengan  perempuan  tersebut  yang  diketahui  bernama  “Mawar”.
                                            
                