“Hmm. Kalo masalah itu ya mungkin memang ada, memang banyak juga yang ngadu ke petugas gitu, ‘Kok saya dimintain uang?’. Ada yang bonyok-
bonyok luka lebam gitu ada, emang biasanya itu yang pada baru masuk sih ya. Tapi saya pikir wajar mungkin namanya mereka baru masuk kan,
mungkin berantem-berantem gitu biasa. Tapi abis itu udah sih, ga ada masalah-
masalah lagi.”
45
Dari wawancara di atas, dapat diketahui bahwa pernyataan dari Damar dan
Sukur mengenai pemukulan kerap terjadi di kalangan narapidana itu sendiri. Kejadian ini juga peneliti lihat pada masa penelitian di Lapas Cipinang. Saat itu
peneliti melihat ada seorang narapidana yang baru masuk lapas dengan wajah yang memar dan berdarah. Dari pengamatan peneliti, narapidana tersebut
merupakan korban pemukulan narapidana yang sudah lama tinggal di dalam lapas.
46
Namun petugas tidak mengetahui persis apa yang menjadi penyebab utamanya. Seperti yang dikatakan Bapak Suwarno, petugas menganggap bahwa
permasalahan itu wajar terjadi karena narapidana baru memasuki lingkungan yang baru, dan harus beradaptasi dengan orang-orang di dalamnya. Maka terjadilah
perkelahian antara narapidana di dalam lapas. “Oh ya boleh. Kita lapas juga berhak menerima atau menolak narapidana
yang ditahan di sini. Misalnya ada pencuri motor, dia udah babak belur digebukin masa, udah kritis lah kondisinya, kita boleh nolak. Dari pada
mati di sini? Kita juga yang repot.
.”
47
Dari wawancara di atas diketahui bahwa tidak semua narapidana bisa
diterima oleh lembaga pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan berhak untuk menolak narapidana yang akan ditahan. Lembaga pemasyarakatan juga melihat
kondisi narapidana sebelum menerimanya di dalam lapas, seperti kesehatan narapidana. Narapidana yang kondisinya kritis atau hampir meninggal tidak
45
Wawancara Pribadi dengan Staff Sesi Bimbingan Kemasyarakatan, Bapak Suwarno, pada tanggal 2 Maret 2015.
46
Laporan hasil observasi penelitian pada hari Senin, 19 Januari 2015.
47
Wawancara Pribadi dengan Staff Sesi Registrasi, Bapak Komang, pada tanggal 15 Desember 2014.
diterima oleh lapas, karena apabila narapidana meninggal di dalam lapas maka akan ada biaya yang dibebankan oleh lapas untuk keperluan jenazah seperti
pemandian jenazah, ambulans, agar jenazah tersebut bisa dikembalikan ke keluarganya dengan keadaan layak.
C. Program Pembinaan Narapidana
Program pembinaan merupaka program rehabilitasi yang dirancang dan ditujukan bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang Jakarta.
Pembinaan ini dilaksanakan selama narapidana menjalani masa tahanan di lapas. Jenis pembinaan yang dilaksanakan di lapas ada 2 bagian, yaitu pembinaan
kemandirian dan pembinaan kepribadian.
1. Pembinaan Kepribadian
Pembinaan kepribadian adalah program wajib yang harus diikuti oleh setiap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang. Dalam
pembinaan kepribadian ini, terdapat dua jenis pembinaan yaitu pembinaan rohani atau yang disebut dengan pembinaan keagamaan dan pembinaan
jasmani atau kegiatan olahraga. Seperti yang dijelaskan oleh Staff Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Klas I Cipinang, Bapak Suwarno.
“iya, jadi pembinaan di sini itu ada dua macam. Pembinaan agama dan pembinaan olahraga, karna yang kita bina itu jiwa dan raga,
rohani dan jasmani. Dua-duanya ada di sesi bimbingan kemasyarakatan, dan ini wajib, wajib sebenernya buat narapidana.
karna kan kalo mereka mau ajuin bebas bersyarat itu persyaratannya ya harus ikutin pembinaan..
” Dari hasil wawancara di atas, lembaga pemasyarakatan mengadakan
program wajib yang ditujukan bagi narapidana. Program tersebut
merupakan pembinaan rohani dan pembinaan jasmani. Pembinaan ini nantinya akan dijadikan persyaratan apabila narapidana ingin mengajukan
Pembebasan Bersyarat atau biasa yang disebut PB. Pembinaan kepribadian ini bertujuan agar narapidana mempunyai kepribadian yang baik dan jiwa
raga yang sehat. Seperti yang dipaparkan oleh Kepala Sesi Bimbingan Kemasyarakatan, Bapak Syarpani.
“manusia itu ada dua kan, ada rohnya, ada jasadnya.. jadi yang dibina ya harus dua juga, rohnya, kita bina melalui pembinaan
keagamaan yang ada di sini ni.. raganya, kita adain olahraga.. jadi biar mereka itu punnya kepribadian yang baik, berubah jadi lebih
baik, juga punya badan yang sehat..” Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa narapidana diberikan
pembinaan jasmani dan rohani supaya mereka menyadari kesalahannya dan bisa memperbaiki dirinya, sehingga saat mereka keluar dari lembaga
pemasyarakatan bisa bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat dengan kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya, sesuai dengan norma dan
nilai-nilai agama.
a. Pembinaan Rohani Keagamaan
Pembinaan yang pertama yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang adalah pembinaan rohani atau pembinaan keagamaan.
Pembinaan ini dilakukan di komplek lapas. Pembinaan keagamaan ditujukan bagi seluruh narapidana. lapas Cipinang menyediakan
tempat ibadah bagi semua agama yang ada di Indonesia. Mulai dari Masjid, Gereja dan Wihara. Khusus bagi narapidana yang beragama
Islam, kegiatan pembinaan keagamaan dilaksanakan di Masjid Baiturrahman yang ada di komplek Lapas Cipinang.
“sebenernya ada pembinaan-pembinaan yang lainnya, tapi yang paling penting itu kan kesadaran mereka. Gimana biar
mereka menyadari kesalahannya, sampai benar-benar berubah ya atau taubat gitu, ya salah satunya dengan pembinaan
keagamaan ini. Percuma kita kasih program kerja misalnya tapi dalam diri mereka belum sadar apa sih tujuan hidup mereka,
kan gitu. Kalo mereka udah sadar, jadi kan mereka lebih taat, lebih iman. Emang keimanan itu kan yang paling penti
ng ya.”
48
Dari perkataan di atas diketahui bahwa pembinaan keagamaan merupakan program inti dari semua program yang ada di Lapas
Cipinang. Karena agama merupakan landasan bagi manusia, khususnya narapidana. Dengan memberikan pembinaan keagamaan
ini diharapkan narapidana menjadi lebih kuat imannya, sehingga mereka lebih memikirkan lagi hukum dosa atau tidaknya suatu
perbuatan mereka. Jika pengetahuan agama tidak diajarkan, maka akan sulit merubah perilaku narapidana. Karena agama merupakan
pengetahuan yang mengajarkan tentang Tuhan dan tujuan hidup yang sebenarnya. Sehingga narapidana bisa bertaubat dan memperbaiki
dirinya. Agama juga mengajarkan berbuat kebaikan, apabila seseorang tidak mempunyai pengetahuan agama maka potensi mereka berbuat
kesalahan akan lebih besar. Seperti yang telah dituliskan pada BAB II hal 26, bahwa pembinaan mental spiritual bertujuan untuk
meningkatkan keimanan
dan ketakwaan
melalui kesadaran
beragama.
49
Usaha ini diperlukan untuk memberikan pengertian agar
48
Wawancara Pribadi dengan Bapak Suwarno, pada tanggal 2 Maret 2015.
49
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.
narapidana dapat menyadari akibat perbuatan yang telah dilakukannya selama ini. Bapak Suwarno menerangkan tentang materi-materi yang
diberikan dalam pembinaan keagamaan. “materi-materi yang diajarkan tentunya yang berkaitan dengan
keagamaan, seperti Al- Qur’an, Hadits, Fiqh, Nahwusorof. Ya
pokoknya yang berkaitan dengan agama, terutama itu tentang Akhlak, Aqidah Akhlak itu loh..”
Dari wawancara di atas diketahui bahwa semua materi yang diajarkan kepada narapidana adalah pelajaran-pelajaran tentang agama
seperti Fiqh, Al- Qur’an, Hadits, Nahwusorof. Pelajaran seperti ini
sebenarnya bisa kita dapati di sekolah-sekolah Islam seperti Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Hal ini dapat
dilihat pada jadwal pembinaan keagamaan di bawah ini.