Ya biasalah. Kan mas Inal tau
ruangan di sebelah kiri. Lalu saya dibimbing untuk memasuki ruangan yang ada di sebelah kiri, setelah itu menaiki tangga yang ada di ruangan tersebut.
Setibanya di atas, saya melihat banyak orang yang sedang duduk di bangku, sepertinya mereka sedang menunggu untuk mengurus sesuatu. Kondisi di lantai
dua terlihat seperti bangunan tua, cat putih yang mulai pudar dengan pintu dan jendela berwarna abu-abu. Di lantai dua tersebut terdapat beberapa ruangan
lainnya. Lalu saya memasuki ruangan yang bertuliskan Ka. Si. Bimpas, ruangan tersebut adalah ruangan Bapak Syarpani.
Observasi ruangan Bapak Syarpani
Luas ruangan + 3 x 4 m2
Kebersihan Sangat bersih
Jumlah bangku 3 buah 1 bangku milik Ka. Si. Bimpas, 2 bangku
untuk tamu yang terletak di sisi meja Ka. Si. Bimpas Jumlah meja
2 buah 1 meja milik Ka. Si. Bimpas, 1 meja berukuran sedikit lebih kecil berbentuk bulat terletak
di antara 2 bangku tamu. Jumlah lemari
1 buah.
Gambaran ruangan
Sesampainya di ruang Bapak Syarpani, beliau mengetuk pintu dan menemui Pak Syarpani. Setelah beliau meminta izin kepada Pak Syarpani, saya pun
dipersilahkan masuk ke dalam. Saya langsung mengutarakan tujuan saya datang ke lapas, lalu beliau menanyakan tema penelitian saya. Setelah saya menjelaskan,
beliau memerintahkan seorang staf yang berada di luar ruangan untuk memanggil salah satu stafnya yang bernama Pak Suwarno. Setelah menunggu sekitar 5 menit,
Pak Suwarno pun datang dan memasuki rungan. Kemudian Pak Syarpani menjelaskan dan menugaskan Pak Suwarno untuk mendampingi saya selama
melaksanakan penelitian di Lapas Cipinang Jakarta. Bapak Syarpani memerintahkan Bapak Suwarno untuk menyediakan Perpustakaan Masjid Lapas
sebagai lokasi saya selama menjalani penelitian di Lapas Cipinang. Setelah itu saya dan Bapak Suwarno menuju perpustakaan.
Dari ruangan Pak Syarpani saya terus memerhatikan jalan menuju perpustakaan. Saat menuruni tangga, kami berbelok ke kiri. Di sana saya
menemukan pintu ketujuh. Pintu tersebut tidak terlalu banyak penjaga, hanya sekitar 3-4 orang yang berdiri di dekat pintu dan menanyakan tujuan kami.
Setelah melewati pintu ketujuh saya menemui pintu kedelapan. Di pintu tersebut dijaga oleh sekitar 2-3 orang, namun ada 2 orang lain yang tidak memakai
seragam petugas lapas pada umumnya dan tampaknya masih sangat muda. Mereka mengenakan seragam berwarna hitam. Setelah melewati pintu tersebut
lalu terdapat gerbang kecil ukuran satu pintu. Dari sana sudah terlihat kondisi di dalam lapas. Lalu saya memasuki gerbang tersebut, artinya saya sudah masuk ke
dalam komplek lapas yang berisi narapidana. Ketika memasuki gerbang tersebut, tepat di seberang gerbang terdapat
lapangan yang letaknya agak menanjak dan dikelilingi pagar. Di sekelilingnya terdapat banyak narapidana yang sedang duduk-duduk sambik bercengkrama. Di
antara mereka banyak yang tidak memakai baju, hanya memakai celana panjang atau pendek saja. Sebagian besar dari mereka memiliki tatto di badannya, ada
yang di punggung, lengan, kaki, bahkan ada yang hampir di seluruh baguan tubuh. Ketika saya melewati mereka, tidak sedikit dari mereka yang melihat ke arah
saya. saya memaklumi hal tersebut karena Lapas Cipinang adalah lapas untuk lakilaki dewasa dan tidak seorang pun wanita yang ada di sana narapidana maka