Terapi Kelompok Model Intervensi

H. Lembaga Pemasyarakatan

1. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan

Di dalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan disebutkan bahwa lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut lapas adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Pada dasarnya tempat pemberdayaan bagi narapidana atau orang yang terpidana haruslah tempat di mana nantinya membuat terpidana menjadi jera serta berdaya setelah melewati masa penahanan. Adanya sebuah lembaga pemasyarakatan bagi orang yang terpidana awalnya dimaksudkan untuk membatasi ruang gerak narapidana atau hilangnya kebebasan, serta menjadi perlindungan hukum bagi korban, serta bagi pelaku tindakan kriminal agar tidak saling main hakim. 31 Secara filosofis Pemasyarakatan adalah sistem pemidanaan yang sudah jauh bergerak meninggalkan filosofi Retributif pembalasan, Deterrence penjeraan, dan Resosialisasi. Dengan kata lain, pemidanaan tidak ditujukan untuk membuat derita sebagai bentuk pembalasan, tidak ditujukan untuk membuat jera dengan penderitaan, juga tidak mengasumsikan terpidana sebagai seseorang yang kurang sosialisasinya. Pemasyarakatan sejalan dengan filosofi reintegrasi sosial yang berasumsi kejahatan adalah konflik yang terjadi antara terpidana dengan masyarakat. 31 C. I. Harsono Hs, Sistem Baru Pembinaan Narapidana Jakarta: Djambatan, 1995, h. 79. Sehingga pemidanaan ditujukan untuk memulihkan konflik atau menyatukan kembali terpidana dengan masyarakatnya reintegrasi. 32

2. Fungsi Lembaga Pemasyarakatan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan membahasnya sebagai berikut : “Bagi negara Indonesia yang berdasarkan pancasila, pemikiran- pemikiran baru mengenai fungsi pemidanaan yang tidak lagi sekedar penjeraan tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan integrasi sosial warga binaan pemasyarakatan telah melahirkan suatu sistem pembinaan yang sejak lebih dati tiga puluh tahun yang lalu dikenal dan dinamakan sistem pemasyarakatan.” Menurut Saharjo, bahwasannya narapidana itu adalah orang yang sedang tersesat yang mempunyai waktu dan kesempatan bertaubat, yang dalam keberadaannya perlu mendapat pembinaan. Serta taubat tidak dapat dicapai dengan hukuman dan penyiksaan, tetapi dengan bimbingan agar kelak berbahagia di dunia dan akhirat. 33 Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa fungsi lembaga pemasyarakatan selain dijadikan tempat pelaksanaan hukuman bagi terpidana, namun juga tempat untuk dilaksanakannya bimbingan dan pembinaan agar kelak para pelaku pidana bisa menjadi manusia yang lebih baik dan tidak melakukan kejahatan di kemudian hari. Dengan fungsi tersebut, sebenarnya banyak hal positif yang bisa didapat oleh narapidana. Selain diberikannya kesempatan untuk bertaubat, narapidana juga terhindar dari amarah masyarakat yang bisa saja melakukan 32 Artikel ini diakses di http:www.kumham-jakarta.infopelayananpubliklayanan- passelayang-pandang pada tanggal 6 Oktober 2014. 33 Petrus Irwan Panjaitan, Pandapotan Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatan: Dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995, h. 49.

Dokumen yang terkait

Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) Terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

27 281 161

Pelaksanaan Therapeutic Community Dan Rehabilitasi Terpadu Bagi Narapidana Narkotika Dan Psikotropika Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan

7 73 123

Program Reintegrasi Sosial Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lapas Klas Ii A Narkotika Cipinang Jakarta

15 184 127

PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM REHABILITASI TERHADAP NARAPIDANA NARKOTIKA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Jakarta)

0 10 72

PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM REHABILITASI TERHADAP NARAPIDANA NARKOTIKA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Jakarta)

0 4 70

PELAKSANAAN REHABILITASI BAGI NARAPIDANA NARKOTIKA DI LAPAS NARKOTIKA KLAS II A CIPINANG JAKARTA TIMUR

2 24 150

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN Resiliensi Narapidana Dewasa Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sragen.

0 1 16

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN Resiliensi Narapidana Dewasa Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sragen.

0 2 17

Peninjauan Kebijakan Lembaga Pemasyarakatan tentang Program Perkuliahan Ilmu Hukum Untuk Pengembangan Pembinaan Narapidana (Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang).

0 0 10

PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM REHABILITASI TERHADAP NARAPIDANA NARKOTIKA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Jakarta)

0 0 12