Selain ikut pembinaan agama sama
Setelah menemui beliau, akhirnya urusan saya selesai juga. Saya sangat senang dan gugup mengingat bahwa hari Senin saya akan kembali ke sini.
Akhirnya saya memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.
Senin, 8 Desember 2014
Pada hari ini saya kembali ke lokasi penelitian. Sesampainya di sana saya langsung menuju ruang sekertaris kepala lapas untuk menemui beliau terkait
dengan penelitian yang akan saya laksanakan di sana. Saat menemui beliau saya langsung menanyakan kelanjutan dari perijinan penelitian yang akan saya
laksanakan. Beliau menyambut baik dan langsung memberikan ijin pada hari ini juga untuk melakukan penelitian. Lalu beliau memberi tahu saya untuk menemui
kepala bagian tata usaha di lantai 1. Segera saya menemuni bapak kepala bagian tata usaha, lalu saya
memberikan surat perijinan penelitian yang sudah didisposisi tersebut. Namun sepertinya beliau tidak terlalu menyukai kedatangan saya, mungkin merasa
terganggu karena saat saya tiba di ruangannya, beliau terlihat sedang asik main game di laptopnya.
Dengan nada yang agak bermalas-malasan beliau melihat dan membaca- baca surat perijinan saya. Beliau menanyakan saya dari mana, nama, tempat
tinggal, dan beliau juga bertanya mengapa ingin melakukan penelitian di sini, karena sudah banyak sekali mahasiswa yang memilih lokasi tersebut sebagai
tempat penilitian, dengan tema yang sama yang saat ini saya ambil, yaitu pembinaan keagamaan. Akhirnya beliau mengijinkan saya untuk melaksanakan
penelitian, beliau juga memberitahu tata cara dan peraturan-peraturan selama melaksanakan penelitian di sini. Beliau memanggil salah satu stafnya untuk
mengantarkan saya menemui Ka. Bid Bimbingan Kemasyarakatan yang bernama Bapak Syarpani. Tidak lama setelah stafnya datang, saya pun diantar ke sana.
Lalu saya diantar untuk menemui Bapak Syarpani. Saya keluar dari gedung utama melalui pintu belakang, setibanya di luar saya melihat banyak bangku yang
diduduki oleh banyak orang. Mereka membawa banyak bungkusan plastik, atau tas yang isinya seperti makanan, buah-buahan atau seperti kain yang saya kira
adalah pakaian. Di antara plastik-plastik tersebut ada plastik berwarna putih yang berisi sabun cuci, deterjen, sabun mandi dan pewangi pakaian.
Setelah melewati bangku-bangku tersebut, saya memasuki pintu kecil berwarna abu-abu dan bertuliskan PORTIR. Pintu tersebut sangat tertutup dan
hanya meniliki pentilasi kecil. Petugas yang mengantarkan saya lalu mengetuk pintu, lalu petugas yang berjaga di dalam melihat melalui pentilasi yang terdapat
pada pintu tersebut. Setelah itu kami dipersilahkan masuk. Lalu saya melapor kepada petugas yang berjaga di pintu portir terebut. Saya melaporkan tujuan saya
dan meninggalkan KTP Kartu Tanda Penduduk untuk bisa masuk ke dalam.
Pintu portir
Di dalam ruangan itu, banyak petugas yang sedang duduk sambil berjaga. Kemudian saya melanjutkan perjalanan. Setelah melewati pintu portir, saya
melewati pintu yang kedua, di sana ada petugas yang berjaga. Setelah melewati pintu kedua, saya melewati pintu ketiga dan memasuki taman kecil, setelah
melewati pintu ketiga terdapat pintu keempat dan di sana terdapat banyak bangku
serta meja, di sana juga terdapat kantin. Saya mengira tempat ini adalah ruang
kunjungan. Setelah melewati ruangan itu saya memasuki pintu kelima, sebuah
taman kecil yang juga terdapat kantin dan bangku-bangku, sepertinya tempat itu
juga merupakan ruang kunjungan. Setelah itu saya melewati pintu keenam, di
sana terdapat petugas yang berjaga. Saat memasuki pintu keenam, terdapat