untuk  membuktikan  apakah    mereka  benar-benar  tidak  akan  mengulangi kesalahannya  lagi  atau  tidak  pihak  lapas  tidak  bisa  memastikan.  Tetapi
pengawasan bisa dilakukan oleh para Ustadz atau pengajar dengan tetap menjalin komunikasi dengan narapidana. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Shidiq, beliau
tetap  menjalin  komunikasi  dengn  narapidana-narapidana  yang  telah  keluar, sehingga  tetap  bisa  memantau  perubahan  serta  perkembangan  yang  ada  dalam
mantan  narapidana  tersebut.  Dari  sekian  banyak  mantan  narapidana  yang  telah diajarkan oleh beliau, banyak di antaranya yang masih berkomunikasi dan benar-
benar bertaubat, namun banyak pula yang hilang kontak sehingga tidak tahu lagi perkembangannya.
F. Pendampingan Narapidana
Dari  semua  kegiatan  yang  sudah  dijelaskan  sebelumnya,  Lembaga Pemasyarakatan  Klas  I  Cipinang  mempunyai  program-program  yang  lengkap,
yaitu  pembinaan  kepribadian,  pembinaan  kemandirian  dan  juga  ada  kesenian. Lapas  Cipinang  memiliki  pola  pembinaan  sesuai  dengan  perspektif  pekerjaan
sosial  koreksional  maupun  Peraturan  Pemerintah  No.  23  Tahun  1999  tentang Syarat  dan  Tata  Cara  Pelaksanaan  Hak  Warga  Binaan  Pemasyarakatan.  Orang-
orang  yang  menjadi  pembina,  pembimbing  atau  tenaga  pengajar  di  sana  juga merupakan orang yang memiliki keahlian di bidanya masing-masing.
Namun  dalam  perspekti  pekerjaan  sosial  koreksional,  lembaga  koreksional akan  lebih  ideal  apabila  dilengkapi  dengan  seseorang  menjalani  fungsi  pekerja
sosial  koreksional  seperti  yang  telah  di  jelaskan  pada  BAB  II  hal  20,  fungsi pekerja sosial koreksional adalah untuk mendampingi narapidana selama di dalam
lapas.  Dalam  hal  ini  peneliti  belum  menemukan  seorang  yang  bertugas  untuk mendampingi narapidana selama di lembaga pemasyarakatan.
“Ga  ada  ya,  karna  kita  ini  kan  sedikit,  sedangkan  mereka  udah  hampir 3000. Kalo  dikasih  pendamping 1 orang  satu  harus punya berapa petugas
di sini? Lagi pula kan kita ini ngikutin perintah pusat Kemenkumham, dari
pusat engga mengadakan jadi ya engga ada di sini.”
85
Dari  pernyataan  di  atas  diketahui  bahwa  Lembaga  Pemasyarakatan  Klas  I
Cipinang tidak menyedikan  pendampingan bagi narapidana. Hal ini dikarenakan jumlah petugas yang sedikit dibandingkan dengan jumlah narapidana yang sangat
banyak, artinya terjadi ketimpangan yang jauh antara petugas dengan narapidana, sehingga  pertugas  tidak  bisa  mengontrol  setiap  narapidana.  tidak  adanya
pendampingan  bagi  narapidana  juga  dikarenakan  memang  tidak  ada  aturan  dan ketentuan yang berlaku dari Kementerian Hukum dan HAM.
“..paling kalo yang ikut pembinaan, itu emang ada walinya. Saya, Solihin sama  Pak  Sohani,  kita  bagi-bagi  tugas.  Kan  kalo  mereka  mau  ngurus  PB
Pembebasan  Bersyarat  itu  kan  harus  ada  syaratnya,  nanti  ditanya  juga
walinya siapa.” Namun,  sistem  pendampingan  bagi  narapidana  diadakan  di  sela-sela
kegiatan pembinaan keagamaan. Karena  jumlah narapidana  yang aktif  mengikuti pembinaan  keagamaan  relatif  sedikit  maka  petugas  bisa  membagi-bagi  tugas
mereka  untuk  memberikan  pendampingan.  Pendampingan  ini  juga  dilakukan untuk  memberikan  kesaksian  dan  kejelasan  apabila  suatu  saat  nanti  narapidana
tersebut ingin mengajukan asimilasi. “paling kalo pendampingan itu ada di Bapas Balai Pemasyarakatan
86
, itu di  sana  ada  itu  PK  Pendamping  Pemasyarakatan.  Kan  kalo  mereka  ini
udah  keluar  dari  lapas,  mereka  urusannya  sama  Bapas.  Itu  dari  Bapas nanti yang ngontrol.”
87
85
Wawancara Pribadi denga Bapak Suwarno, pada tanggal 2 Maret 2015.
86
Balai  Pemasyarakatan  yang  selanjutnya  disebut  BAPAS  adalah  pranata  untuk melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan.
87
Wawancara Pribadi dengan Bapak Suwarno, pada tanggal 2 Maret 2015.