2 000 00 Perkembangan Harga Impor Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele

Ton terjadi pada bulan November 1994 dan harga tertinggi Rp. 10 836 414.79 per Ton terjadi pada bulan Mei 2008. Sementara itu harga jagung terendah adalah Rp. 523 070.68 per Ton pada bulan September 1994 dan harga tertinggi yaitu Rp. 5 318 302.09 per Ton terjadi pada bulan Mei 2008. Sedangkan harga kedele terendah Rp. 898 377.06 terjadi pada bulan September 1994 dan harga tertinggi Rp. 8 621 634.42 per Ton terjadi pada bulan Mei 2008. Sumber : BPS dan Bank Indonesia diolah Gambar 12. Perkembangan Rata-rata Harga Impor Bulanan Komoditas Beras, Jagung dan Kedele Indonesia, dalam Nilai Mata Uang Rupiah, Periode September 1994 – Oktober 2009 Perubahan harga impor dalam nilai Rupiah di samping disebabkan oleh perubahan harga impor dalam nilai US juga disebabkan oleh perubahan nilai tukar dan perubahan jenis komoditas yang diimpor. Pertama, tingginya harga impor beras, jagung dan kedele disebabkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap US yang sangat lemah pada tahun 1998. Kedua, tingginya harga impor dalam nilai mata uang Rupiah juga sebabkan harga impor yang tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Ketiga, pengalihan sumber impor dari China 0.00 2 000 000.00 4 000 000.00 6 000 000.00 8 000 000.00 10 000 000.00 12 000 000.00 H a rg a Im p o r Rp p er To n Bulan Beras dan USA ke Argentina dan beberapa negara lainnya untuk jagung dan dari USA ke negara lain untuk kedele yang harganya lebih tinggi menyebabkan harga impor jagung dan kedele menjadi lebih tinggi dalam nilai US dan hal ini menyebabkan harga dalam nilai mata uang Rupiah juga tinggi pada periode 2004 - 2006. Keempat, berbeda dengan komoditas jagung dan kedele, pada komoditas beras pemerintah menetapkan jenis beras yang diimpor adalah jenis tertentu yang tidak banyak di Indonesia sejak tahun 2002 melalui Instruksi Presiden Inpres No. 92001 yang berlaku sejak 1 Januari 2002. Kebijakan ini ditindak lanjuti oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengenai pengaturan impor beras seperti tertuang dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 9MPPKep12004. Inpres ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional melalui komponen-komponen kebijakan: 1 kebijakan peningkatan produktivitas dan produksi padiberas nasional, 2 kebijakan pengembangan diversifikasi kegiatan ekonomi petani padi, 3 kebijakan harga pembelian gabah atau beras oleh pemerintah, 4 kebijakan impor beras yang melindungi produsen dan konsumen, dan 5 kebijakan pemberian jaminan penyediaan dan penyaluran beras untuk kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan. Sedangkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 9MPPKep12004 tentang Ketentuan Impor Beras, mengatur hal-hal sebagai berikut: 1 impor beras hanya dapat dilakukan oleh importir yang telah mendapat pengakuan sebagai Importir Produsen Beras IP Beras dan importir yang telah mendapat penunjukan sebagai Importir Terdaftar Beras IT Beras, 2 impor beras dilarang dalam masa satu bulan sebelum panen raya, selama panen raya dan dua bulan setelah panen raya ditetapkan oleh Menteri Pertanian, dengan kata lain, impor beras hanya boleh dilakukan diluar masa-masa yang telah ditetapkan tersebut, 3 pelaksanaan importasi beras oleh IT beras hanya dapat dibongkar di pelabuhan tujuan sesuai dengan persetujuan impor yang diberikan oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri, dan 4 beras yang diimpor oleh IP Beras hanya boleh digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi industri yang dimilikinya dan dilarang diperjualbelikan atau dipindahtangankan. Implementasi ketentuan tersebut, disamping jenis beras yang diimpor adalah beras yang kualitas tinggi atau beras yang kurang diproduksi di Indonesia seperti beras ketan dan jasmine rice, Thai fragrant, basmati rice dan jenis beras kualitas premium lainnya, dibebaskan dengan dibatasi jumlahnya. Sementara itu, untuk beras kualitas biasa beras medium juga dilakukan pengaturan jumlah, pelabuhan masuk dan waktu impornya. Kebijakan ini membawa konsekuensi tingginya harga impor beras dalam US dalam periode 2004 - 2006. Berbagai hal di atas menyebabkan harga impor Indonesia meningkat sejak tahun 2004 hingga sekarang.

5.5. Perkembangan Volume Impor Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele