menunjukkan respon negatif. Akan tetapi pada kedele tetap direspon secara positif menunjukkan bahwa hiphotesis pertama penelitian tidak dapat diterima.
Fenomena ini diakibatkan oleh reaksi para pelaku ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku industri, terutama industri pakan dan industri
pengolahan kedele yang selalu mengandalkan impor untuk memenuhi kontinuitas pasokan bahan bakunya. Hal ini tidak sesuai teori ekonomi, namun demikian
dapat dijelaskan bahwa industri pengolahan jagung dan kedele mengandalkan kebutuhan pasokan bahan baku dari impor yang cukup besar dan oleh karenanya,
sekalipun terjadi peningkatan harga dunia, volume impor tetap meningkat.
6.3.4. Respon Harga Konsumen Terhadap Guncangan Harga Dunia
Analisis impuls respon harga konsumen beras, harga konsumen jagung
dan harga konsumen kedele terhadap guncangan harga dunia masing-masing komoditas tersebut selama enam puluh bulan waktu ditunjukkan oleh Gambar 23.
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
Gambar 23. Respon Harga Konsumen Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Harga Dunia
Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
-5.00 0.00
5.00 10.00
15.00 20.00
25.00 30.00
35.00
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759
Nila i
Re sp
o n
Per se
n
Periode Bulan Ke- Beras
Jagung Kedele
Pada komoditas beras, guncangan harga dunia beras sebesar seratus persen akan menyebabkan peningkatan harga konsumen beras Indonesia sebesar 31.19
persen pada bulan pertama dan menjadi 21.61 persen pada bulan ketiga. Keseimbangan akan dicapai pada bulan keempat puluh sembilan, dimana mulai
bulan tersebut guncangan harga dunia beras pengaruhnya sudah relatif stabil terhadap harga konsumen beras yang terjadi di Indonesia. Pada komoditas
jagung, guncangan harga dunia jagung sebesar seratus persen akan menyebabkan peningkatan harga konsumen jagung Indonesia sebesar 5.20 persen pada bulan
pertama dan meningkat hingga 5.22 persen pada bulan ketiga. Pada bulan keempat dan selanjutnya terjadi kecenderungan penurunan nilai pengaruh.
Keseimbangan terjadi pada bulan keempat puluh satu, dimana guncangan harga dunia jagung relatif stabil pengaruhnya terhadap harga konsumen jagung di
Indonesia. Pada komoditas kedele, guncangan harga dunia kedele sebesar seratus
persen akan menyebabkanpeningkatan harga konsumen kedele pada bulan pertama sebesar 6.22 persen dan 3.61 persen pada bulan ketiga. Keseimbangan
mulai terjadi pada bulan keempat puluh lima, dimana guncangan harga dunia kedele pengaruhnya relatif stabil terhadap harga konsumen kedele di Indonesia.
Berdasarkan Tabel 44, dapat dilihat bahwa secara-rata respon harga konsumen terhadap perubahan harga dunia adalah positif. Perubahan yang positif terjadi
baik untuk komoditas beras, jagung maupun kedele. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi, bahwa dalam perekonomian yang terbuka perubahan harga dunia akan
berpengaruh positif terhadap perubahan harga konsumen dalam negeri. Hasil analisis ini menunjukkan diterimanya hipothesis pertama penelitian bahwa
perubahan harga dunia akan direspon positif oleh harga domestik yang dalam kasus ini adalah harga konsumen.
Tabel 44. Hasil Analisis Respon Harga Konsumen Komoditas Beras, Jagung,
dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Harga Dunia Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam
Puluh Bulan ke Depan
Periode Nilai Respon Komoditas
Beras Jagung
Kedele 1
31.19 5.20
6.22 3
21.61 5.22
3.61 6
13.40 4.92
0.89 9
9.44 4.47
-0.85 12
7.21 4.02
-1.39 18
4.63 3.32
-0.51 24
3.13 2.86
0.45 36
1.62 2.21
0.43 48
0.96 1.71
0.15 60
0.65 1.31
0.13 Nilai Rata-rata
4.79 2.80
0.35 Nilai Median
2.15 2.48
0.18 Nilai Maksimum
31.19 5.24
6.22 Nilai Minimun
0.65 1.31
-1.39 Nilai Standar deviasi
7.00 1.21
1.45 Nilai Maksimum Periode Ke-
1 2
1 Nilai Minimum Periode Ke-
60 60
12 Stabil Mulai Periode Ke-
49 41
45
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
6.3.5. Respon Volume Konsumsi Terhadap Guncangan Harga Dunia
Hasil analisis respon volume konsumsi masing-masing komoditas
terhadap guncangan harga dunia masing-masing komoditas dalam jangka panjang atau selama enam puluh bulan ditunjukkan pada Gambar 24. Pada saat terjadi
guncangan harga dunia beras sebesar seratus persen, volume konsumsi beras akan mengalami penurunan sebesar 3.15 persen pada bulan pertama, namun respon
pada bulan selanjutnya menunjukkan peningkatan. Keseimbangan terjadi mulai
bulan kedua puluh tujuh dimana guncangan harga dunia beras pengaruh relatif stabil terhadap volume konsumsi beras Indonesia.
Pada komoditas jagung, pada bulan pertama, guncangan harga dunia jagung sebesar seratus persen akan menyebabkan volume konsumsi jagung
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0.07 persen dan terus menunjukkan peningkatan pada bulan-bulan selanjutnya. Keseimbangan terjadi pada bulan
keempat puluh empat dan selanjutnya, dimana guncangan harga dunia jagung pengaruhnya relatif stabil terhadap volume konsumsi jagung Indonesia. Pada
komoditas kedele, guncangan harga dunia kedele sebesar seratus persen akan menyebabkan peningkatan volume konsumsi kedele 1.06 persen pada bulan
pertama dan menunjukkan kecenderungan peningkatan pada bulan-bulan selanjutnya. Keseimbangan mulai terjadi dari bulan kedua puluh tujuh dan
selanjutnya, dimana guncangan harga dunia kedele pengaruhnya relatif stabil terhadap volume konsumsi kedele Indonesia.
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
Gambar 24. Respon Volume Konsumsi Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele
Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Harga Dunia Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam Puluh
Bulan ke Depan
-4.00 -3.00
-2.00 -1.00
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Nila
i Re
sp o
n Per
se n
Periode Bulan Ke- Beras
Jagung Kedele
Tabel 45. Hasil Analisis Respon Volume Konsumsi Komoditas Beras,
Jagung, dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Masing- masing Harga Dunia Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia,
Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Periode Nilai Respon Komoditas
Beras Jagung
Kedele 1
-3.15 0.70
1.06 3
5.92 1.10
1.19 6
5.20 1.47
1.29 9
4.38 1.70
1.29 12
3.69 1.88
1.26 18
2.84 2.12
1.15 24
2.46 2.25
1.03 36
2.12 2.33
0.91 48
1.82 2.31
0.84 60
1.51 2.22
0.78 Nilai Rata-rata
2.58 2.09
1.00 Nilai Median
2.23 2.26
0.95 Nilai Maksimum
5.92 2.33
1.30 Nilai Minimun
-3.15 0.70
0.78 Nilai Standar deviasi
1.57 0.41
0.17 Nilai Maksimum Periode Ke-
3 37
8 Nilai Minimum Periode Ke-
1 1
60 Stabil Mulai Periode Ke-
27 44
27
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
Berdasarkan Tabel 45, dapat dilihat bahwa volume konsumsi meningkat apabila terjadi peningkatan harga dunia, namun demikian peningkatan ini
konsumsi sangatlah kecil, jika dibandingkan perubahan harga dunia yang terjadi. Hal ini berarti bahwa gejolak harga dunia sangat kecil pengaruhnya terhadap
perubahan konsumsi, dan perubahan konsumsi yang terjadi adalah searah dengan perubahan harga dunia. Dengan demikian, sekalipun terjadi peningkatan harga
dunia, konsumsi tetap mengalami peningkatan. Beras merupakan kebutuhan pangan utama, sementara itu, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan beras,
jagung, dan kedele sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Sekalipun terjadi peningkatan harga dunia, konsumsi akan terus
meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan industri dan juga pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.
6.3.6. Respon Harga Produsen terhadap Guncangan Harga Dunia
Respon harga produsen beras, harga produsen jagung, dan harga produsen kedele sebagai akibat guncangan harga dunia masing-masing komoditas selama
enam puluh horizon ditunjukkan oleh Gambar 25. Guncangan harga dunia beras sebesar seratus persen pada bulan pertama akan menyebabkan peningkatan harga
produsen beras sebesar 13.24 persen dan menunjukkan peningkatan dengan kecenderungan yang menurun. Keseimbangan dicapai sekitar bulan kelima puluh
empat, dimana guncangan harga dunia beras pengaruh relatif stabil terhadap guncangan harga produsen beras. Pada bulan pertama saat terjadinya guncangan
harga dunia jagung sebesar seratus persen akan menyebabkan peningkatan harga produsen jagung sebesar 4.65 persen, pada bulan-bulan selanjutnya menunjukkan
peningkatan dengan kecederungan menurun. Keseimbangan akan terjadi pada bulan keempat puluh tiga hingga selanjutnya, dimana guncangan harga dunia
jagung pengaruhnya relatif stabil terhadap harga produsen jagung Indonesia. Pada komoditas kedele, guncangan harga dunia kedele sebesar seratus persen akan
menyebabkan peningkatkan harga produsen kedele sebesar 2.80 persen pada bulan pertama. Kemudian pada bulan kedua menunjukkan peningkatan menjadi
1.36 persen dan meningkat menjadi 3.44 persen pada bulan ketiga. Keseimbangan akan terjadi pada bulan ketiga puluh delapan hingga selanjutnya,
dimana guncangan harga dunia kedele relatif stabil pengaruhnya terhadap harga produsen kedele Indonesia.
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
Gambar 25. Respon Harga Produsen Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Harga Dunia
Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Tabel 46. Hasil Analisis Respon Harga Produsen Komoditas Beras, Jagung,
dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Harga Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam Puluh Bulan ke
Depan
Periode Nilai Respon Komoditas
Beras Jagung
Kedele 1
13.24 4.65
2.80 3
12.07 4.12
3.44 6
7.50 3.82
1.96 9
5.42 3.77
0.85 12
4.64 3.77
0.58 18
3.93 3.75
0.99 24
3.28 3.61
1.17 36
2.16 3.10
0.70 48
1.45 2.52
0.43 60
1.02 2.00
0.32 Nilai Rata-rata
3.52 3.21
0.94 Nilai Median
2.62 3.36
0.72 Nilai Maksimum
13.70 4.65
3.49 Nilai Minimun
1.02 2.00
0.32 Nilai Standar deviasi
3.11 0.68
0.78 Nilai Maksimum Periode Ke-
2 1
2 Nilai Minimum Periode Ke-
60 60
60 Stabil Mulai Periode Ke-
54 43
38
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Nila
i Re
sp o
n Per
se n
Periode Bulan Ke- Beras
Jagung Kedele
Tabel 46, menunjukkan bahwa perubahan harga produsen akan searah dengan perubahan harga dunia, yaitu sesuai dengan teori ekonomi dalam pasar
terbuka yang menyatakan bahwa apabila terjadi peningkatan harga dunia maka harga produsen juga akan mengalami peningkatan dan demikian juga apabila yang
terjadi sebaliknya. Hasil analisis ini menunjukkan diterimanya hipothesis pertama penelitian bahwa perubahan harga dunia akan direspon positif oleh harga
domestik yang dalam kasus ini adalah harga harga produsen.
6.3.7. Respon Volume Produksi Terhadap Guncangan Harga Dunia
Respon volume produksi beras, volume produksi jagung dan volume produksi kedele Indonesia sebagai akibat guncangan harga dunia masing-masing
komoditas selama enam puluh bulan ditunjukkan oleh Gambar 26. Guncangan harga dunia beras sebesar seratus persen akan menyebabkan peningkatan volume
produksi beras sebesar 6.17 persen pada bulan pertama dan 13.75 persen pada bulan ketiga. Pada bulan selanjutnya menunjukkan peningkatan dengan
kecenderungan menurun dan keseimbangan mulai terjadi pada bulan kesembilan belas, dimana guncangan harga dunia beras pengaruhnya relatif stabil terhadap
volume produksi beras. Pada komoditas jagung, guncangan pada harga dunia jagung sebesar seratus persen akan menyebabkan penurunan volume produksi
jagung sebesar 0.87 persen pada bulan pertama dan menyebabkan peningkatan 0.31 persen pada bulan ketiga. Pengaruh guncangan ini mulai tidak kelihatan lagi
pada bulan kedua puluh lima atau dengan kata lain keseimbangan dicapai pada bulan kedua puluh lima. Respon volume produksi kedele terhadap guncangan
harga dunia kedele sebesar seratus persen pada bulan pertama akan menyebabkan
peningkatan volume produksi kedele Indonesia sebesar 13.05 persen dan 4.38 persen pada bulan ketiga. Volume produksi kedele akan berfluktuasi dengan
kecenderungan penurunan pada kisaran -1.24 persen hingga 2.80 persen. Pengaruh guncangan harga dunia kedele terhadap volume produksi kedele relatif
tidak kelihatan lagi pada bulan ketiga puluh dua atau dengan kata lain keseimbangan dicapai pada bulan ketiga puluh dua.
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
Gambar 26. Respon Volume Produksi Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele
Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Harga Dunia Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam Puluh
Bulan ke Depan
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 47, diperoleh gambaran bahwa pada komoditas beras dan jagung peningkatan harga dunia akan berpengaruh pada
peningkatan produksi beras dan jagung dan hal ini sesuai dengan teori ekonomi yang berlaku. Namun demikian untuk komoditas kedele, respon peningkatan
volume produksi positif hanya terjadi pada periode awal, dan secara rata-rata peningkatan harga dunia justru berpengaruh nagatif terhadap volume produksi
kedele. Peningkatan harga dunia yang umumnya serentak terjadi untuk komoditas
-4.00 -2.00
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759 Nila
i Respo
n P
er sen
PeriodeBulan Ke- Beras
Jagung Kedele
beras, jagung, dan kedele, maka respon positif akan terjadi pada komoditas beras dan jagung dan respon negatif akan terjadi pada komoditas kedele. Dengan
demikian apabila terjadi peningkatan harga dunia volume produksi beras dan jagung akan meningkat, sementara produksi kedele justru mengalami penurunan.
Tabel 47. Hasil Analisis Respon Volume Produksi Komoditas Beras, Jagung,
dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Harga Dunia Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Dunia, Selama Enam
Puluh Bulan ke Depan
Periode Nilai Respon Komoditas
Beras Jagung
Kedele 1
6.17 -0.87
13.05 3
13.75 0.31
4.38 6
7.35 0.83
0.76 9
2.92 0.98
-0.82 12
1.18 1.11
-1.22 18
0.60 1.31
-1.05 24
0.55 1.36
-0.71 36
0.41 1.20
-0.46 48
0.30 1.03
-0.43 60
0.22 0.89
-0.36 Nilai Rata-rata
1.67 1.05
-0.08 Nilai Median
0.48 1.11
-0.46 Nilai Maksimum
13.75 1.36
13.05 Nilai Minimun
0.22 -0.87
-1.24 Nilai Standar deviasi
3.46 0.43
2.61 Nilai Maksimum Periode Ke-
3 23
1 Nilai Minimum Periode Ke-
60 1
13 Stabil Mulai Periode Ke-
19 25
32 Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
6.3.8. Respon Tarif Impor Terhadap Guncangan Tarif Impor
Analisis impuls respon rengan melihat tarif impor masing-masing komoditas Indonesia akibat guncangan tarif impor masing-masing komoditas
Indonesia itu sendiri, adalah analisis yang juga perlu untuk dilakukan. Analisis ini perlu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh guncangan tarif impor terhadap
variabel lainnya mengingat perlindungan terhadap produsen dari dampak negatif liberalisasi menggunakan instrumen tarif. Guncangan tarif impor untuk masing-
masing komoditas Indonesia terhadap tarif impor masing-masing komoditas itu sendiri memiliki pola yang sama untuk beras, jagung dan kedele pada bulan
pertama. Dimana saat terjadi guncangan tarif impor masing-masing komoditas Indonesia maka tarif impor beras, tarif impor jagung dan tarif impor kedele akan
mengalami peningkatan. Hasil analisis respon tarif impor masing-masing komoditas Indonesia terhadap guncangan tarif impor masing-masing komoditas
yaitu beras, jagung, dan kedele Indonesia dalam jangka waktu selama enam puluh bulan ke depan ditunjukkan pada Gambar 27.
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24
Gambar 27. Respon Tarif Impor Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia Terhadap Guncangan Masing-masing Tarif Impor
Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Berdasarkan Gambar 27, guncangan tarif impor beras Indonesia sebesar seratus persen pada horizon pertama akan menyebabkan peningkatan tarif impor
beras Indonesia sebesar 53.09 persen dan 19.17 persen pada bulan ketiga. Keseimbangan akan terjadi sekitar bulan ketujuh belas, dimana guncangan relatif
sudah tidak berpengaruh lagi. Pada komoditas jagung, pada bulan pertama saat
-10.00 0.00
10.00 20.00