1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1.
Bahan pertimbangan kepada pemerintah khususnya dalam peningkatan mutu pengambilan keputusan dan kebijakan di Departemen Pertanian dan
Departemen Perdagangan yang berkaitan dengan langkah-langkah pengamanan sektor pertanian dalam negeri, peningkatan atau penghapusan
bantuan domestik, persaingan ekspor dan pemotongan tarif komoditas dan sektor pertanian Indonesia.
2. Bahan pertimbangan para anggota DELRI di WTO dan tim penyusunan
bahan perundingan dan penentu kebijakan mengenai SSM dan modalitas- modalitas perjanjian terkait dengannya pendisiplinan kebijakan persaingan
ekspor. 3.
Menambah pengetahuan penulis tentang kebijakan pemerintah terkait perdagangan internasional dan penyiapan bahan perundingan pada forum
WTO terutama mengenai SSM. 4.
Data dan informasi tambahan untuk penelitian yang sejenis pada bidangnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah untuk merumuskan SSM untuk melindungi komoditas pangan utama Indonesia dari dampak negatif liberalisasi
khususnya banjir impor. Komoditas pangan utama yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah beras, jagung, dan kedele. SSM memuat kandungan aspek
volume trigger , price trigger, remedy dan product coverage. Banjir impor dapat
menimbulkan berbagai dampak, salah satunya adalah menurunnya harga domestik
baik di tingkat konsumen maupun di tingkat produsen. Penurunan harga di tingkat konsumen akan menyebabkan peningkatan konsumsi bahan pangan, akan
tetapi penurunan harga di tingkat produsen akan menyebabkan penurunan tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani. Perumusan SSM secara tepat diharapkan
mampu memberikan perlindungan yang memadai kepada produsen dari dampak negatif banjir impor, akan tetapi tidak meningkatkan beban berlebihan bagi
konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis pass-through effect efek perubahan harga dan volume impor terhadap produksi, konsumsi dan harga
domestik, baik harga di tingkat konsumen dan produsen petani di Indonesia. Analisis pass-through effect dilakukan dengan menggunakan hasil analisis
Impulse Response Function dari hasil analisis model time series Structural Vector
Auto Regression SVAR sesuai dengan karakteristik data time series yang
berhasil dikumpulkan untuk dianalisis.
1.7. Keterbatasan Penelitian
Luasnya cakupan aspek yang perlu diteliti dihadapkan pada keterbatasan waktu, data dan informasi, maka untuk mencapai tujuan, penelitian ini dilakukan
dengan keterbatasan sebagai berikut: 1.
Adanya keterbatasan waktu penelitian, penulis tidak menganalisis negara asal impor komoditas pangan, rincian masing jenis produk turunan dari
masing-masing komoditas dan juga pengaruh serbuan impor terhadap masing-masing provinsi di Indonesia. Volume dan harga impor yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil penggabungan volume sesuai dengan volume impor bersih, dan untuk memperoleh sebuah harga
dilakukan perhitungan berdasarkan nilai rata-rata tertimbang dengan mempertimbangkan volume dari masing-masing negara asal impor.
2. Mengingat tidak tersedianya data produksi dan konsumsi bulanan
internasional sesuai dengan negara asal impor, maka harga internasional world price dianggap mewakili situasi permintaan dan penawaran
internasional atau dunia dari komoditas beras, jagung, dan kedele. 3.
Satu-satunya metode analisis yang ditemukan penulis dalam membuktikan terjadinya banjir impor hingga saat ini dan ternyata banyak mendapat
bantahan dalam forum WTO adalah MA. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis lain yang dinilai relatif lebih komprehensif yaitu
analisis pass-through effect, yang sebelumnya sangat populer untuk mengetahui efek atau pengaruh perubahan harga harga ekspor, harga
impor maupun harga domestik sebagai akibat perubahan satu persen dalam kurs domestik terhadap kurs asing. Penerapan analisis pass-through
effect dilakukan bukan untuk melihat pengaruh perubahan kurs akan tetapi
untuk melihat pengaruh perubahan harga internasional atau harga dunia terhadap harga impor dan volume impor, serta harga domestik dan
produksi domestik untuk membuktikan terjadinya banjir impor. Pendekatan analisis pass-through effect untuk pembuktian banjir impor
dan perumusan SSM belum pernah ada sebelumnya. 4.
Berdasarkan pertimbangan bahwa sesuai dengan hasil-hasil pertemuan tenaga ahli FAO yang menyarankan menggunakan metode Vector Auto
Regression Analysis analisis VAR yang dapat dilihat dari berbagai
publikasi FAO tentang import surge methodology, maka dalam penelitian
ini digunakan pendekatan analisis pass-through effect harga dunia, harga harga impor dan volume impor terhadap harga domestik untuk
membuktikan terjadinya banjir impor dan menyusun kerangka SSM dengan menggunakan model analisis SVAR sesuai dengan karakteristik
data time series yang berhasil dikumpulkan untuk dianalisis. Analisis SVAR memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan analisis VAR
dan MA, dan penelitian ini dinilai relatif lebih komprehensif. Namun demikian, penelitian ini tetap memliki keterbatasan karena variabel yang
dimasukkan dalam analisis jenis dan jumlahnya tetap masih relatif terbatas.
5. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam menggunakan variabel tarif
impor karena nilainya sama dalam periode tertentu. Dalam pengolahan data dengan menggunakan SVAR nilai yang sama tersebut menyebabkan
near singular matrix sehingga proses pengolahan data tidak dapat
dilakukan. Oleh karena itu penulis menggunakan pendekatan nilai marjin perdagangan antara harga internanasional pada negara sumber impor di
luar negeri dengan harga importir di Indonesia sebagai pengganti nilai tarif impor.
6. Dalam penelitian ini digunakan asumsi bahwa Indonesia merupakan
negara yang berada dalam kondisi negara kecil dengan perekonomian terbuka small open economy country.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perlindungan Terhadap Dampak Negatif Liberalisasi Perdagangan
2.1.1. Special Safeguard
Sebelum membahas mengenai Special Safeguard Mechanism SSM, adalah penting untuk mengetahuai secara sekilas mengenai Special Safeguards
SSG. SSM dilahirkan atas dasar upaya untuk memberikan perlindungan khusus yang relatif lebih baik dan adil bagi negara-negara berkembang dari dampak
negatif liberalisasi perdagangan, dimana SSG merupakan mekanisme perlindungan khusus dalam perjanjian WTO sebelumnya. Kesepakatan dalam
perjanjian WTO pada intinya adalah untuk mengurangi segala jenis hambatan perdagangan dan proses liberalisasi perdagangan dimulai sejak kesepakatan
tersebut berlaku. Kesepakatan WTO memiliki tiga prinsip yang dapat dikatakan
sebagai ciri utama. Pertama, diturunkannya tarif bea masuk produk yang diperdagangkan tariff reduction. Kedua, dihilangkannya hambatan-hambatan
non tarif non tariff barriers elimination. Ketiga, dibukanya pasar produk yang
bersangkutan di dalam negeri market access. Pemberlakukan ketiga hal tersebut, akan menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif.
Sesuai dengan perjanjian WTO, dalam rangka mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi, ada dua macam perlindungan yang dapat
dipergunakan. Pertama, perlindungan yang termasuk dalam AoS WTO. Kedua,
perlindungan khusus yang diperuntukkan bagi produk pertanian, dan termuat
tersendiri dalam Pasal 5 AoA. Jenis perlindungan pertama merupakan perjanjian
tersendiri dan berlaku untuk semua jenis produk baik produk pertanian maupun bukan pertanian. Sebelum SSG diterapkan, suatu negara harus mampu