500 00 Perkembangan Volume Konsumsi Komoditas Beras, Jagung, dan

produksi dalam negeri. Volume konsumsi baik beras, jagung maupun kedele meningkat seiring dengan peningkatan produksi. Kedua, pasokan dari impor. Impor dilakukan untuk menyeimbangkan produksi dan kebutuhan konsumsi. Oleh karenanya, sekalipun produksi dalam negeri turun pada bulan tertentu, volume konsumsi tetap meningkat karena pasokan dari impor. Sumber : BPS dan Badan BIMAS dan Ketahanan Pangan diolah Gambar 16. Perkembangan Rata-rata Volume Konsumsi Bulanan Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia, Periode September 1994 – Oktober 2009 Ketiga, perkembangan jumlah penduduk dan konsumsi per kapita. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Indonesia meningkat rata-rata 2.32 persen per tahun dalam periode 1994 - 2009. Sementara berdasaakan data SUSENAS, konsumsi per kapita beras dan jagung masing-masing menurun rata- rata 1.93 persen per tahun dan 0.95 persen per tahun, sedangkan untuk kedele meningkat rata-rata 1.12 persen per tahun dalam periode 1994 - 2009. Dalam periode tersebut, volume konsumsi total rumah tangga langsung mengalami 0.00 500 000.00 1 000 000.00 1 500 000.00 2 000 000.00 2 500 000.00 3 000 000.00 3 500 000.00 4 000 000.00 1 9 9 4 M 9 1 9 9 5 M 7 1 9 9 6 M 5 1 9 9 7 M 3 1 9 9 8 M 1 1 9 9 8 M 1 1 1 9 9 9 M 9 2 M 7 2 1 M 5 2 2 M 3 2 3 M 1 2 3 M 1 1 2 4 M 9 2 5 M 7 2 6 M 5 2 7 M 3 2 8 M 1 2 8 M 1 1 2 9 M 9 Vo lum e K o ns um si T o n Bulan Beras Jagung Kedele peningkatan 1.01 persen per tahun untuk beras, 1.81 persen per tahun untuk jagung dan 2.53 persen per tahun untuk kedele. Keempat, komoditas beras, jagung dan kedele digunakan sebagai benih, bahan baku industri pangan dan pakan ternak dan penggunaan untuk kegiatan ekonomi lainnya. Hasil kompilasi data dari berbagai sumber diantaranya penggunaan input benih usahatani, Neraca Bahan Makanan NBM Badan BIMAS dan Ketahanan Pangan BBKP dan Statistik Industri BPS, menunjukkan bahwa dalam periode 1994 - 2009, konsumsi benih padi setara dengan beras meningkat rata-rata 1.64 persen per tahun, konsumsi benih jagung meningkat rata- rata 3.29 persen per tahun, dan konsumsi benih kedele menurun rata-rata 1.73 persen per tahun. Sementara itu, pada konsumsi untuk bahan baku industri pengolahan pangan dan pakan ternak menunjukkan bahwa pada komoditas beras terjadi peningkatan rata-rata 14.36 persen per tahun, pada komoditas jagung meningkat rata-rata 13.67 persen per tahun, dan untuk kedele meningkat rata-rata 5.58 persen per tahun. Dalam periode yang sama, konsumsi untuk penggunaan lainnya meningkat rata-rata 3.75 persen per tahun untuk beras, meningkat 3.94 persen per tahun untuk jagung, dan meningkat 1.71 persen untuk kedele. Kelima, dalam periode September 1994 - Oktober 2009, berdasarkan hasil analisis data bulanan konsumsi diketahui bahwa pada satu hingga dua bulan menjelang kegiatan hari besar nasional, pada bulan saat perayaan, dan satu bulan berikutnya terjadi peningkatan konsumsi antara 8.02 persen hingga 46.32 persen untuk beras, antara 5.51 persen hingga 22.07 persen untuk jagung, dan antara 11.04 hingga 16.07 persen untuk kedele jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi bulanan pada tahun yang bersangkutan. Perlu diketahuhi bahwa tinggi rendahnya persentase tergantung dari apakah pada saat tersebut bersamaan dengan waktu panen raya, bersamaan waktu dengan pemerintah mengambil kebijakan impor, dan situasi dan kondisi perekonomian tertentu. Pada kondisi situasi seluruhnya normal panen biasa atau tidak panen raya dan paceklik, tidak bersamaan waktu dengan impor dan kondisi dan situasi perekonomian normal tidak ada krisis finansial, ekonomi maupun situasi yang mengganggu aktivitas ekonomi lainnya rata-rata peningkatan konsumsi pada saat perayaan hari beras nasional adalah 22.63 persen untuk beras, 9.16 persen untuk jagung, dan 12.06 persen untuk kedele dibanding dengan rata-rata tahun yang bersangkutan. Keenam, penurunan atau peningkatan harga di tingkat konsumen kecuali pada bulan-bulan bersamaan perayaan hari besar nasional, dimana pada saat itu konsumsi menunjukkan peningkatan. Sedangkan di luar waktu perayaan hari besar nasional, peningkatan harga diiringi dengan penurunan konsumsi atau sebaliknya. Kecuali jika pemerintah menempuh operasi pasar, harga dapat berubah sedikit menurun tetapi volume konsumsi relatif tidak berubah.

5.9. Perkembangan Nilai Marjin Perdagangan Produsen dan Konsumen