Analisis Frekuensi Banjir Impor dan Pemicu Harga dan Volume

7.1. Analisis Frekuensi Banjir Impor dan Pemicu Harga dan Volume

Impor Analisis IRF, FDEV dan Pass-Through Effect pada pembahasan sebelumnya telah berhasil membuktikan bahwa telah terjadi banjir impor dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, namun belum dapat mengetahui frekuensi terjadinya banjir impor dan besaran pemicu volume dan harga impor volume dan price trigger penyebab terjadinya banjir impor. Oleh karena itu diperlukan pendekatan lain dalam perhitungan frekuensi lonjakan volume impor dan jatuhnya harga yang menyebabkan terjadinya banjir impor, yaitu metode Hodrick-Prescott Filter HPF. Hasil analisis metode HPF disajikan pada Lampiran Hasil Analisis Frekuensi Banjir Impor, dengan kesimpulan hasil analisis disajikan pada Tabel 77. Dalam periode September 1994-Oktober 2009 telah terjadi 64 kali lonjakan volume impor beras, 86 kali lonjakan volume impor jagung dan 88 kali lonjakan volume impor kedele yang menyebabkan banjir impor masing-masing komoditas tersebut di Indonesia. Berdasarkan harga nomimal, pada komoditas beras terjadi jatuhnya harga lebih dari 100 kali, pada harga jagung 95 kali atau lebih dan pada harga kedele 91 kali atau lebih. Sementara itu, jika dihitung berdasarkan harga riil 2007 = 100 telah terjadi jatuhnya harga beras 98 kali atau lebih, harga jagung 84 kali atau lebih dan harga kedele 96 kali atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa jatuhnya harga beras baik secara nominal maupun riil lebih banyak terjadi jika dibandingkan dengan jagung dan kedele. Berdasarkan perjanjian SSG, bahwa jatuhnya harga dapat dihitung berdasarkan harga referensi harga impor rata-rata tahun 1986 - 1988. Harga diukur dalam mata uang negara bersangkutan dan dengan kebijakan nilai tukar saat itu, jika diukur dengan nilai nominal tidak akan terjadi banjir impor bagi Indonesia. Pengukuran secara riil menunjukkan bahwa berdasarkan refensi SSG telah terjadi 144 kali jatuhnya harga beras, 44 kali jatuh harga jagung dan 123 kali jatuh harga kedele yang menyebabkan terjadinya banjir impor dalam periode September 1994-Oktober 2009. Tabel 77. Hasil Analisis Frekuesi Banjir Impor Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia, Berdasarkan Metode Hodrick-Prescott Filter, Periode September 1994 - Oktober 2009 Jumlah Kejadian Kriteria Banjir Impor Komoditas Beras Jagung Kedele Frekuensi Lonjakan Volume Impor 64 86 88 Frekuensi Jatuhnya Harga Nominal a. Harga Dunia 104 95 104 b. Harga Impor Indonesia 104 105 95 c. Harga Konsumen Indonesia 101 95 94 d. Harga Produsen Indonesia 105 98 91 Frekuensi Jatuhnya Harga Riil 2007 = 100 a. Harga Dunia 98 84 97 b. Harga Impor Indonesia 109 102 104 c. Harga Konsumen Indonesia 105 104 96 d. Harga Produsen Indonesia 101 93 102 e. Harga Referensi SSG 1986-1988 144 44 123 Trigger Persen dari Rata-rata Trend a. Volume Impor 104.32 109.06 108.58 b. Harga Impor Nominal 87.52 86.05 86.01 c. Harga Impor Riil 2007 = 100 90.61 89.18 90.03 Sumber : Lampiran 28 hingga Lampiran 57 diolah Penelusuran secara berurutan mulai jatuhnya harga dunia, jatuhnya harga impor, melonjaknya volume impor, jatuhnya harga konsumen dan jatuhnya harga produsen menunjukkan bahwa banjir impor terjadi pada saat lonjakan volume impor beras rata-rata mencapai 104.32 persen meningkat 4.32 persen dari rata- rata trendnya, lonjakan volume impor rata-rata mencapai 109.06 persen meningkat 9.06 persen dari rata-rata trendnya dan lonjakan volume impor kedele rata-rata mencapai 108.58 persen meningkat 8.58 persen di atas rata-rata trendnya. Jika didasarkan pada harga nominal, maka banjir impor terjadi ketika harga impor nominal jatuh hingga rata-rata 87.52 persen menurun 12.48 persen untuk beras, 86.05 persen menurun 13.95 persen untuk jagung dan 86.01 persen menurun 13.99 persen untuk kedele di bawah rata-rata trendnya. Sedangkan dari segi harga riil, banjir impor terjadi ketika harga riil jatuh hingga rata-rata 90.01 persen menurun 9.99 persen untuk beras, 89.18 persen 10.82 persen untuk jagung dan 90.03 persen menurun 9.97 persen untuk kedele di bawah rata- rata trendnya. Nilai-nilai tersebut merupakan besaran volume trigger dan price trigger bagi komoditas beras, jagung dan kedele. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi banjir impor terhadap komoditas beras, jagung, dan kedele dengan intensitas yang berbeda-beda, sehingga hiphotesis ketiga penelitian terbukti dan diterima.

7.2. Rumusan Kerangka Special Safeguard Mechanism