6.5. Analisis Efek Perubahan atau Pass-Through Effect Analysis
6.5.1. Analisis Pass-Through Effect Terhadap Harga Konsumen
Hasil analisis derajat pass-through harga dunia, harga impor, tarif impor dan volume impor terhadap harga konsumen komoditas beras, jagung, dan kedele
disajikan pada Tabel 73. Tabel 73.
Derajat Pass-Through Harga Dunia, Harga Impor, Tarif Impor dan Volume Impor Terhadap Harga Konsumen Komoditas Beras,
Jagung, dan Kedele Indonesia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Periode Derajat Pass-Through PW terhadap PC
Derajat Pass-Through PM terhadap PC Beras
Jagung Kedele
Beras Jagung
Kedele 1
75.01 47.50
25.00 22.89
5.70 61.69
3 82.46
47.85 27.09
42.82 8.96
71.45 6
84.34 48.33
29.31 57.04
13.55 79.80
9 83.06
48.68 27.44
65.83 16.95
83.56 12
81.31 48.93
22.54 72.22
18.88 84.87
18 78.46
49.34 13.99
81.02 19.42
84.44 24
76.32 49.78
14.31 86.57
17.92 83.13
36 72.82
50.69 21.44
91.89 14.25
81.97 48
69.98 51.34
22.99 92.94
11.30 81.56
60 67.76
51.69 23.00
92.19 9.03
80.68 Periode
Derajat Pass-Through TM1 terhadap PC Derajat Pass-Through QM terhadap PC Beras
Jagung Kedele
Beras Jagung
Kedele 1
5.40 16.34
9.69 0.00
0.00 0.00
3 9.67
23.92 11.72
-3.86 1.48
-7.02 6
12.16 32.39
18.98 -9.00
3.27 -16.28
9 12.80
38.82 29.29
-13.62 4.88
-25.08 12
13.16 43.65
40.38 -17.50
6.41 -33.63
18 13.70
49.76 57.03
-22.93 9.12
-47.84 24
13.54 53.09
63.42 -26.20
11.34 -56.55
36 11.59
56.50 64.97
-29.83 14.90
-64.59 48
9.05 58.14
67.01 -31.90
17.76 -70.02
60 6.77
58.92 68.95
-33.33 20.07
-74.06
Keterangan : PW = Harga Dunia; TM1 = Tarif Impor; PM = Harga Impor; QM = Volume Impor dan PC = Harga Konsumen
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24 diolah
Berdasarkan Tabel 73, dalam jangka waktu enampuluh bulan, perubahan seratus persen harga dunia masing-masing komoditas menyebabkan perubahan
harga konsumen beras 67.76 persen, harga konsumen jagung 51.69 persen, dan 23.00 persen harga konsumen kedele. Sementara itu perubahan seratus persen
harga impor masing-masing komoditas menyebabkan perubahan 92.19 persen harga konsumen beras, 9.03 persen harga konsumen jagung, dan 80.68 persen
harga konsumen kedele. Pada perubahan yang diakibatkan oleh tarif impor, setiap seratus persen perubahan tarif impor masing-masing komoditas
menyebabkan 6.77 persen harga konsumen beras, 58.92 persen harga konsumen jagung dan 68.95 persen harga konsumen kedele. Sedangkan dari segi volume
impor, setiap perubahan volume impor masing-masing komoditas sebesar seratus persen akan menyebabkan perubahan harga konsumen beras -33.33 persen, 20.07
persen harga konsumen jagung dan -74.06 persen harga konsumen kedele. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa beras, jagung, dan kedele memiliki tingkat
responsivitas pass-through yang berbeda-beda, sehingga dari segi pass-though effect
terhadap harga konsumen hiphotesis kedua penelitian diterima.
6.5.2. Analisis Pass-Through Effect terhadap Volume Konsumsi
Hasil analisis derajat pass-through harga dunia, harga impor, tarif impor dan volume impor terhadap volume konsumsi komoditas beras, jagung dan kedele
disajikan pada Tabel 74. Berdasarkan Tabel 74, dalam periode enam puluh bulan ke depan perubahan seratus persen harga dunia masing-masing komoditas
menyebabkan perubahan terhadap volume konsumsi beras sebesar 48.30 persen, perubahan volume konsumsi jagung sebesar 38.61 persen dan perubahan terhadap
volume konsumsi kedele sebesar 65.71 persen. Sementara itu, dari segi pengaruh perubahan harga impor, perubahan harga impor masing-masing komoditas akan
menyebabkan perubahan volume konsumsi beras sebesar 34.64, perubahan volume konsumsi jagung sebesar 44.27 persen, dan perubahan volume konsumsi
kedele sebesar 30.48 persen.
Tabel 74. Derajat Pass-Through Harga Dunia, Harga Impor, Tarif Impor dan
Volume Impor Terhadap Volume Konsumsi Komoditas Beras, Jagung dan Kedele Indonesia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Periode Derajat Pass-Through PW terhadap QC Derajat Pass-Through PM terhadap QC
Beras Jagung
Kedele Beras
Jagung Kedele
1 -10.02
6.36 4.24
5.27 -0.71
3.44 3
10.43 8.32
6.26 25.66
1.22 3.64
6 21.34
10.68 10.63
27.97 3.88
4.12 9
26.51 12.75
16.26 26.81
6.49 4.93
12 29.54
14.71 22.67
25.60 9.26
6.05 18
33.18 18.42
34.72 24.08
15.32 9.11
24 35.90
21.89 42.71
23.80 21.45
12.75 36
40.76 28.11
52.16 26.03
31.70 19.64
48 44.93
33.61 59.83
30.20 39.01
25.42 60
48.30 38.61
65.71 34.64
44.27 30.48
Periode Derajat Pass-Through TM1terhadap QC Derajat Pass-Through QM terhadap QC
Beras Jagung
Kedele Beras
Jagung Kedele
1 -6.35
7.09 1.44
0.92 0.00
0.45 3
-19.05 7.90
1.74 -5.25
-0.13 0.50
6 -30.65
9.85 2.26
-12.25 0.50
0.90 9
-38.54 11.97
2.74 -18.50
1.77 1.22
12 -44.45
14.06 3.14
-24.21 3.38
1.48 18
-53.32 18.14
3.79 -34.34
7.01 1.85
24 -59.97
22.06 4.39
-43.04 10.85
2.02 36
-69.01 29.33
5.72 -56.88
18.70 2.14
48 -74.56
35.80 6.79
-66.90 26.43
2.60 60
-78.16 41.59
7.31 -74.16
33.90 3.51
Keterangan : PW = Harga Dunia; TM1 = Tarif Impor; PM = Harga Impor; QM = Volume Impor dan QC = Volume Konsumsi
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24 diolah
Perubahan tarif impor beras sebesar seratus persen akan menyebabkan perubahan volume konsumsi beras sebesar -78.16 persen, sedangkan perubahan
tarif impor jagung sebesar seratus persen akan menyebabkan perubahan volume konsumsi jagung sebesar 41.59 persen dan perubahan volume kedele sebesar
seratus persen akan menyebabkan perubahan volume konsumsi kedele sebesar 7.31 persen. Dari segi perubahan volume impor, adanya perubahan volume impor
beras sebesar seratus persen akan menyebabkan perubahan volume konsumsi beras sebesar -74.16 persen, perubahan volume impor jagung sebesar seratus
persen akan menyebabkan perubahan volume konsumsi jagung 33.90 persen dan
perubahan volume impor kedele sebesar seratus persen akan menyebabkan perubahan volume konsumsi kedele sebesar 3.51 persen. Seperti pada hasil
analisis pass-through terhadap harga konsumen, hasil analisis pass-through terhadap volume konsumsi juga menunjukkan bahwa beras, jagung, dan kedele
memiliki tingkat responsivitas pass-through yang berbeda-beda, sehingga dari segi pass-though effect terhadap volume konsumsi hiphotesis kedua penelitian
diterima.
6.5.3. Analisis Pass-Through Effect Terhadap Harga Produsen
Hasil analisis derajat pass-through harga dunia, harga impor, tarif impor dan volume impor terhadap harga produsen komoditas beras, jagung dan kedele
disajikan pada Tabel 75. Berdasarkan Tabel 75, dapat dilihat bahwa pada bulan keenam puluh apabila harga dunia masing-masing komoditas berubah seratus
persen, maka harga produsen beras akan berubah 66.07 persen, harga produsen jagung akan berubah 59.21 persen dan harga produsen kedele akan berubah 61.35
persen. Apabila harga impor masing-masing komoditas berubah seratus persen, maka harga produsen beras akan berubah 98.37 persen, harga produsen jagung
berubah -10.32 persen, dan harga produsen kedele akan berubah 59.61 persen. Sementara itu jika tarif impor masing-masing komoditas berubah seratus persen,
maka harga produsen beras -13.50 persen, harga produsen jagung berubah 87.17 persen, dan harga produsen kedele berubah 91.15 persen. Sedangkan jika volume
impor masing-masing komoditas berubah seratus persen maka harga produsen beras -52.86 persen, harga produsen jagung berubah 24.39 dan harga produsen
kedele berubah -73.45 persen. Seperti pada hasil analisis pass-through terhadap harga konsumen dan volume konsumsi, hasil analisis pass-through terhadap
harga produsen juga menunjukkan bahwa beras, jagung, dan kedele memiliki tingkat responsivitas pass-through yang berbeda-beda, sehingga dari segi pass-
though effect terhadap harga produsen hiphotesis kedua penelitian diterima.
Tabel 75. Derajat Pass-Through Harga Dunia, Harga Impor, Tarif Impor dan
Volume Impor Terhadap Harga Produsen Komoditas Beras, Jagung, dan Kedele Indonesia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Periode Derajat Pass-Through PW terhadap PF
Derajat Pass-Through PM terhadap PF Beras
Jagung Kedele
Beras Jagung
Kedele 1
42.19 42.45
11.28 11.16
30.98 44.48
3 54.03
40.04 18.24
28.99 25.97
44.77 6
58.12 38.90
25.59 41.78
19.12 45.03
9 58.23
39.37 30.46
50.73 13.26
45.02 12
58.21 40.60
34.42 57.96
8.30 45.09
18 59.64
43.91 42.96
69.47 0.81
46.26 24
61.67 47.30
51.01 78.35
-3.87 48.82
36 64.52
52.86 59.06
90.11 -8.09
54.43 48
65.71 56.67
61.27 95.97
-9.58 57.82
60 66.07
59.21 61.35
98.37 -10.32
59.61 Periode
Derajat Pass-Through TM1 terhadap PF Derajat Pass-Through QM terhadap PF
Beras Jagung
Kedele Beras
Jagung Kedele
1 7.58
16.50 6.39
0.00 0.00
0.00 3
13.47 34.22
12.26 -3.75
3.28 -1.98
6 15.22
49.68 22.84
-8.25 5.83
-7.58 9
11.92 59.38
34.37 -13.08
7.10 -14.57
12 7.78
66.01 45.23
-18.11 7.99
-21.65 18
1.84 74.06
60.52 -27.19
9.77 -33.73
24 -1.73
78.53 67.77
-34.17 11.82
-42.52 36
-6.58 83.33
76.26 -43.40
16.33 -55.41
48 -10.38
85.82 84.82
-49.05 20.64
-65.83 60
-13.50 87.17
91.15 -52.86
24.39 -73.45
Keterangan : PW = Harga Dunia; TM1 = Tarif Impor; PM = Harga Impor; QM = Volume Impor dan dan PF = Harga Produsen
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24 diolah
6.5.4. Analisis Pass-Through Effect Terhadap Volume Produksi
Hasil analisis derajat pass-through harga dunia, harga impor, tarif impor dan volume impor terhadap volume produksi komoditas beras, jagung dan kedele
disajikan pada Tabel 76. Berdasarkan Tabel 76, dalam jangka waktu enampuluh bulan perubahan harga dunia sebesar seratus persen pada masing-masing
komoditas akan menyebabkan perubahan volume poduksi beras sebesar 31.34
persen, volume produksi jagung sebesar 19.41 persen dan volume produksi kedele sebesar -4.98 persen. Sementara itu dari segi perubahan harga impor masing-
masing komoditas sebesar seratus persen, maka volume produksi beras akan berubah sebesar 13.45 persen, volume produksi jagung akan berubah sebesar -
2.91 persen dan volume produksi kedele akan berubahan -0.11 persen. Tabel 76.
Derajat Pass-Through Harga Dunia, Harga Impor, Tarif Impor dan Volume Impor Terhadap Volume Produksi Komoditas Beras, Jagung
dan Kedele Indonesia, Selama Enam Puluh Bulan ke Depan
Periode Derajat Pass-Through PW terhadap QF
Derajat Pass-Through PM terhadap QF Beras
Jagung Kedele
Beras Jagung
Kedele 1
19.65 -7.97
52.47 -40.12
-11.62 0.73
3 46.48
-2.13 42.90
-18.64 -6.91
4.42 6
55.31 2.29
42.41 -7.24
-5.19 8.01
9 52.19
4.67 40.14
-0.95 -6.77
11.28 12
47.32 6.41
36.42 2.91
-9.04 13.10
18 40.63
9.35 26.54
7.01 -11.44
13.49 24
37.29 11.83
17.65 9.15
-10.83 11.64
36 34.10
15.35 7.10
11.52 -7.42
6.78 48
32.43 17.68
0.15 12.77
-4.76 2.95
60 31.34
19.41 -4.98
13.45 -2.91
-0.11 Periode
Derajat Pass-Through TM1 terhadap QF Derajat Pass-Through QM terhadap QF Beras
Jagung Kedele
Beras Jagung
Kedele 1
1.07 10.47
3.93 -1.57
-17.81 -13.37
3 24.01
9.25 2.56
-5.64 -23.67
-30.97 6
44.36 9.04
5.26 -5.63
-28.50 -32.34
9 49.19
8.77 7.16
-4.57 -30.13
-33.35 12
47.11 8.40
8.63 -4.26
-30.25 -34.83
18 40.08
8.33 10.05
-5.20 -29.19
-37.48 24
34.80 9.43
9.32 -6.48
-27.85 -38.81
36 28.09
12.76 5.21
-8.44 -25.37
-38.78 48
24.07 15.72
1.54 -9.76
-23.31 -38.20
60 21.44
18.05 -0.98
-10.69 -21.58
-37.86
Keterangan : PW = Harga Dunia; TM1 = Tarif Impor; PM = Harga Impor; QM = Volume Impor dan QF = Volume Produksi
Sumber : Lampiran 22 hingga Lampiran 24 diolah
Perubahan tarif impor masing-masing komoditas sebesar seratus persen akan menyebabkan perubahan volume produksi beras sebesar 21.44 persen,
volume produksi jagung sebesar 18.05 persen, dan volume produksi kedele sebesar -4.98 persen. Sedangkan dari apabila perubahan dilihat dari segi volume
produksi masing-masing komoditas sebesar seratus persen, maka volume produksi
beras akan berubahan sebesar -10.69 persen, volume produksi jagung berubah sebesar -21.58 persen, dan volume produksi kedele berubah sebesar -37.86 persen.
Seperti pada hasil analisis pass-through terhadap harga konsumen, volume konsumsi, dan harga produsen, hasil analisis pass-through terhadap volume
produksi juga menunjukkan bahwa beras, jagung, dan kedele memiliki tingkat responsivitas pass-through yang berbeda-beda, sehingga dari segi pass-though
effect terhadap volume produksi hiphotesis kedua penelitian diterima.
VII. ANALISIS FREKUENSI BANJIR IMPOR, PEMICU HARGA DAN VOLUME IMPOR, DAN
RUMUSAN KERANGKA SPECIAL SAFEGUARD MECHANISM BAGI
KOMODITAS BERAS, JAGUNG, DAN KEDELE INDONESIA
Aplikasi SSM adalah sebagai alat perlindungan sementara sehingga akan diterapkan jika peneerapan SSM memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang
dimaksud terutama menyangkut price trigger maupun volume trigger. Trigger adalah tingkatan atau besaran nilai tertentu dimana SSM memenuhi syarat untuk
dipakai sebagai alat perlindungan sementara atas terjadinya banjir impor. SSM akan diterapkan berdasarkan price trigger dan volume trigger. Pemicu harga atau
price trigger ditentukan berdasarkan falling import price besaran kejatuhan harga
impor yang disebabkan oleh jatuhnya harga dunia. Kondisi ini menyebabkan kejatuhan harga domestik, yang tentunya disebabkan oleh tekanan harga impor,
yang sebagian besar diakibatkan oleh fluktuasi harga dunia. Kejatuhan harga domestik dapat mengancam produksi domestik dan juga mengancam pendapatan
dan kejahteraan produsen domestik. Pemicu volume impor atau volume trigger adalah jumlah impor suatu produk telah melewati tingkatan tertentu dan periode
tertentu yang memicu terjadinya banjir impor yang umumnya terjadi karena volume impor meningkat secara tajam di atas trendnya. Namun demikian analisis
ini belum dapat digunakan untuk menentukan besaran pemicu harga dan volume yang menyebabkan terjadinya banjir impor dan frekuensi terjadinya banjir impor.
Oleh karena itu untuk menentukan besaran pemicu harga dan volume serta frekuensi banjir impor digunakan alat analisis lainnya.