Permintaan Pelanggan Competitive Setting Profile CSP

2002. Lebih jauh mereka berpendapat bahwa harapan pelanggan bukan hanya dipengaruhi personal need, tetapi juga komunikasi eksternal, baik dari perusahaan itu sendiri maupun dari pesaing. Dengan demikian, tingkat persaingan akan sangat menentukan tingkat harapan pelanggan. Keinginan dan harapan pelanggan bersifat dinamis atau berubah dari waktu ke waktu. Secara umum pelanggan yang memiliki tingkat sofistikasi yang tinggi akan mempunyai keinginan yang semakin spesifik dan harapan yang semakin tinggi. Competitive Audit dari Strategic Marketing Plus 2000 melihat tingkat permintaan pelanggan berdasarkan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. Tiga dimensi yang akan diukur dalam competitive audit untuk melihat permintaan pelangan adalah enlightened tercerahkan, informationalized tahu informasi, dan empowered berkemampuan. 1 Tercerahkan. Definisi seorang pemimpin yang sudah enlightened atau tercerahkan adalah pemimpin yang mempunyai visi ke depan dan mampu mengkomunikasikan visinya kepada bawahannya Oakley dan Krug 1991, diacu dalam Kartajaya 2002. Dengan analogi yang sama, seorang pelanggan yang sudah tercerahkan adalah pelanggan yang mempunyai pandangan ke depan, lebih rasional serta sanggup mempengaruhi pelanggan lain. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses pencerahan ini adalah pendidikan. 2 Tahu Informasi. Istilah informationalized digunakan untuk menggambarkan proses pembebasan karyawan dari hierarki dan birokrasi Peters 1992, diacu dalam Kartajaya 2002. Apabila seorang karyawan memiliki akses dan informasi tentang konsumen, maka dia mempunyai kesempatan lebih baik untuk melayani konsumen. Sebaliknya, informationalized customer adalah pelanggan yang mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada. Hal ini terutama disebabkan oleh mudahnya dan cepatnya pelanggan untuk mendapatkan informasi. 3 Berkemampuan.Dimensi ketiga adalah empowered yaitu kemampuan pelanggan untuk merealisasikan apa yang menjadi keputusannya. Oleh karena dekatnya dengan perilaku pembelian, dimensi ini dapat dianggap paling dominan dalam menentukan perilaku pelanggan, terutama pada saat tingkat persaingan semakin tinggi. Proses pembentukan atau perubahan perilaku pelanggan seringkali dievaluasi dengan melihat ketiga komponen perilaku, yaitu: kognitif, afektif dan konatif psikomotor. Tercerahkan lebih mengacu kepada kognitif yaitu berhubungan dengan knowledge terhadap merek-merek yang ada di pasar. Tahu informasi lebih berpengaruh terhadap afektif yang menyebabkan pelanggan mampu mengevaluasi merek-merek yang ada di pasar. Berkemampuan lebih berhubungan kepada konatif yaitu tendensi untuk melakukan suatu perilaku pembelian akan suatu merek.

3.2.2.2. Pesaing

Audit yang dilakukan berdasarkan kerangka kerja Strategic Marketing Plus 2000 melihat tiga dimensi dari pesaing, yaitu general umum, aggressiveness agresivitas, dan capability kapabilitas. Dimensi umum lebih menggambarkan jumlah pesaing yang ada dalam industri tersebut. Selain jumlah pesaing saat ini, dimensi umum ini juga mencakup pesaing potensial di masa- masa yang akan datang dan pesaing dari produk substitusi. Dimensi yang kedua adalah agresivitas yaitu seberapa jauh para pesaing menetapkan strateginya secara kreatif dan efektif. Satu pesaing yang sangat kreatif dan efektif dalam menerapkan strateginya akan lebih berbahaya dibandingkan puluhan pesaing yang pasif saja. Agresivitas pesaing ini menyebabkan semua pemain dalam industri tersebut berusaha untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar tetap bertahan dalam pasar. Keunggulan kompetitif pada umumnya bersumber pada empat hal yaitu: Pertama, price dan quality; Kedua, timing dan know-how; ketiga, strong hold; dan keempat, deep pocket D‟Aveni 1994, diacu dalam Kartajaya 2002. Dimensi agresivitas terutama berhubungan dengan usaha-usaha untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang bersumber pada tiga hal pertama dari empat sumber yang disebutkan ole h D‟Aveni. Dimensi ketiga untuk melakukan analisis terhadap pesaing adalah kapabilitas pesaing. Kapabilitas dalam kerangka dari D‟Aveni ini analog dengan sumber keempat deep pocket dalam suatu usaha perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dimensi kapabilitas ini diukur berdasarkan kondisi keuangan, karyawan dan aset-aset tangible terutama yang berhubungan dengan teknologi. Pengukuran dan observasi terhadap para pesaing dengan meihat ketiga dimensi ini didasari atas pergerakan tingkat persaingan suatu industri yang terdiri dari tiga tahap tipikal, yaitu embrio-boundary-boundaryless. Tahap embrio direfleksikan dengan mulainya beberapa pesaing yang masuk dimensi umum. Ketika para pesaing mulai meningkatkan agresifitasnya, batas-batas industri semakin jelas dan terjadi persaingan yang bersifat langsung. Pada tahap ini, setiap perusahaan dapat dengan mudah melihat siapa saja yang jadi pesaingnya. Ketika kapabilitas semakin berperan terutama dengan perkembangan teknologi informasi, batas-batas industri menjadi semakin kabur boundaryless. Demikian juga dengan kemampuan perusahaan untuk menganalisis siapa yang menjadi pesaing langsungnya karena terlalu banyak pesaing yang bersifat tidak langsung

3.2.2.3. Perubahan

Perubahan terdiri dari tiga dimensi, yaitu teknologi, ekonomi, dan pasar dan sosial. Teknologi adalah faktor yang paling vital dalam mempengaruhi perubahan terhadap permintaan pelanggan dan pesaing. Teknologi adalah principal driver of competition Porter 1985, diacu dalam Kartajaya 2002. Teknologi memiliki peranan besar untuk mengubah struktur industri, menciptakan industri baru, dan juga mempengaruhi competitive advantage suatu industri. Hal ini juga didukung oleh D‟Aveni dalam Kartajaya 2002 yang berargumentasi bahwa perubahan teknologi adalah driver yang paling penting dalam terjadinya hypercompetition , yaitu situasi dimana tidak ada perusahaan yang mempunyai competitive advantage yang berkesinambungan. Pendapat lain menyebutkan bahwa teknologi adalah dimensi yang paling bertanggung jawab terhadap perubahan ekonomi, mengubah perilaku sosial suatu pasar, bisnis, struktur organisasi, dan strategi yang harus ditetapkan perusahaan Davis dan Davidson 1991, diacu dalam Kartajaya 2002. Selain dimensi teknologi, competitive audit juga melakukan audit terhadap pengaruh perubahan ekonomi pada daya beli konsumen, seberapa besar perbaikan