Indonesia dapat ditandai salah satunya dengan semakin banyaknya pasar modern atau ritel dan model pemasaran alternatif yang menjual produk organik.
Berdasarkan data APOI Asosiasi Produsen Organik Indonesia sepanjang tahun 2000 hingga 2004 terjadi kenaikan jumlah produsen sekitar 500 persen
5
. Para pendatang baru ini menawarkan produk yang lebih superior daripada produk
yang pernah ada. Kehadiran pendatang baru membuat pemain lama meningkatkan agresifitas dan kapabilitas perusahaan untuk dapat bertahan dan memperkukuh
eksistensi dalam industri sayuran organik. Kedua dapat mengancam posisi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri.
Situasi persaingan yang semakin tajam dirasakan oleh salah satu perusahaan dalam industri sayuran organik yaitu PT. Gilland Ganesha Divisi
Agrobisnis PT GiGa. PT GiGa merupakan supplier sayuran organik dengan merek GiGa Organic. Sayuran organik tesebut dipasok ke swalayan-swalayan
terkemuka di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Peningkatan situasi persaingan mengharuskan PT Gilland Ganesha Divisi Agrobisnis PT GiGa membandingkan
bentuk usaha yang sebenarnya dengan situasi persaingan competitive audit, menerapkan strategi bersaing yang tepat berdasarkan hasil audit kompetitif
strategy formulation dan meningkatkan daya saing perusahaan sesuai dengan strategi yang telah disusun capability enhancement.
1.2 Perumusan Masalah
Pada awalnya, PT GiGa bekerja sama dengan Tangkolo Farm, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang budidaya sayuran organik. Tangkolo Farm
yang memiliki lahan seluas 14 hektar bertanggung jawab pada kegiatan produksi sedangkan PT GiGa bertanggung jawab pada penanganan pasca panen, quality
control dan distribusi. Sayuran-sayuran ini kemudian dipasarkan dengan merek
Tangkolo Farm. Manajemen PT GiGa dan Tangkolo Farm bekerja sama untuk membentuk pasar. Manajemen gabungan ini berhasil memperoleh kurang lebih 40
pelanggan ritel diantaranya Hero, Giant, Foodmart, Hypermart yang berlokasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya Namun kerjasama antara PT GiGa dan Tangkolo
6
[Anonim]. 2006. http:apoi03.wordpress.com200808 [5 Februari 2009]
Farm hanya berlangsung selama sepuluh bulan Periode Februari – Desember
2008. Hal ini disebabkan adanya masalah internal antara manajemen PT GiGa dan Tangkolo Farm sehingga kerjasama tidak dapat dilanjutkan.
Selepas kerjasama dengan Tangkolo Farm, PT GiGa memulai langkah sebagai supplier sayuran organik. PT GiGa tidak melakukan kegiatan budidaya
sehingga untuk memenuhi pasokan sayuran organik, menjalin kerjasama dengan empat supplier sayuran organik mitra tani di wilayah Darmaga, Cisarua dan
Cipanas. Selanjutnya sayuran organik dari mitra tani mengalami penanganan pasca panen dan didistribusikan kepada para pelanggan. PT GiGa mulai aktif
sebagai supplier sayuran organik pada akhir bulan Januari 2009, dengan memasok ke dua ritel yaitu Superindo Cibinong dan Cibubur. Jumlah pelanggan terus
mengalami peningkatan, hingga saat ini PT GiGa telah memiliki 19 pelanggan reseller
yang terdiri dari 14 ritel dan lima agen. PT GiGa menghadapi kondisi yang cukup berat pasca pelepasan
kerjasama antara PT GiGa dan Tangkolo Farm, yaitu penurunan nilai penjualan. Pada kerjasama PT GiGa dan Tangkolo Farm, nilai penjualan rata-rata periode
bulan Oktober-Desember 2008 adalah Rp 115.977.461. Sedangkan nilai penjualan rata-rata PT GiGa periode Februari-Mei 2009 adalah Rp 54.121.641.
PT GiGa mengalami penurunan nilai penjualan rata-rata yang sangat signifikan sebesar
53,3 persen. Selain itu, PT GiGa juga masih mengalami fluktuasi dalam hal nilai penjualan. Penurunan dan fluktuasi nilai penjualan akan berdampak pada kinerja
perusahaan dan dapat mempengaruhi posisi perusahaan dalam persaingan.
Tabel 3 . Nilai Penjualan PT GiGa
Nilai penjualan dalam kerjasama
Nilai penjualan pasca pelepasan kerjasama
Bulan 2008 Nilai Penjualan
dalam Rupiah Bulan 2009
Nilai Penjualan dalam Rupiah
Oktober 128.837.145
Februari 22.163.440
November 113.285.106
Maret 62.352.910
Desember 105.810.133
April 53.003.010
Mei 78.967.205
Penjualan rata-rata 115.977.461
Penjualan rata-rata 54.121.641
Sumber: Divisi Pemasaran PT GiGa
Sebagai pendatang baru PT GiGa harus menghadapi situasi persaingan yang rumit complicated yaitu peningkatan agresivitas dan kapabilitas pesaing
terdahulu seperti Amani Organic Island, Agatho Organic, Bukit Organik, Kem Farm,
Berkah Organik, Real Organic, dan lain-lain. Ditambah dengan pendatang baru yang menawarkan produk yang lebih superior dibandingkan produk yang
telah ada. Situasi persaingan semakin lama akan semakin canggih sophisticated bahkan menjadi kacau chaos.
Situasi-situasi tersebut mengharuskan PT GiGa melakukan audit pemasaran untuk mendapatkan profil lingkungan bisnis dan profil faktor-faktor
internal yang mempengaruhi perusahaan. Audit pemasaran dapat memberikan alternatif strategi untuk menghadapi persaingan di masa yang akan datang.
Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan maka perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1 Bagaimana profil internal PT GiGa yang meliputi strategi, taktik, dan nilai
perusahaan? 2
Bagaimana profil lingkungan bisnis PT GiGa yang meliputi pelanggan, pesaing, dan perubahan?
3 Bagaimana kesesuaian strategi pemasaran PT GiGa dengan situasi
persaingan? 4
Sejauh mana efektifitas pemasaran yang dimiliki PT GiGa.
1.3. Tujuan Penelitian