Perubahan Competitive Setting Profile CSP

krisis berpengaruh terhadap penjualan, globalisasi, perubahan gaya hidup, publikasi kesehatan, dan kelas sosial.

3.2.2.4. Situasi Persaingan Bisnis

Berdasarkan audit profil lingkungan bisnis CSP perusahaan dapat mengetahui persaingan bisnis yang sedang dihadapi. Persaingan bisnis dipengaruhi oleh kondisi masing-masing C yaitu C1 Customer, C3 Competitor, dan C4 Change. Situasi persaingan bisnis mengalami pergeseran dari situasi stable stabil, interrupted terganggu, complicated rumit, sophisticated canggih sampai akhirnya chaos kacau. Tabel 5 . Situasi Persaingan Bisnis Situasi Persaingan Stabil 2C Terganggu 2,5C Rumit 3C Canggih 3,5C Kacau 4C Pelanggan C1 Pembeli Konsumen Pelanggan Klien Mitra Pesaing C3 Tidak ada Lemah Kuat Liar Tidak terlihat Perubahan C4 Tidak ada Bertahap Kontinu Susah ditebak Mengejutkan Sumber: Kartajaya 2002 Situasi 2C terjadi apabila sebuah perusahaan tidak mempunyai pesaing sama sekali dalam melayani pelanggan. Selain itu juga tidak ada perubahan lingkungan bisnis yang berarti. Dalam situasi seperti ini, pelanggan semata-mata diperlakukan sebagai seorang pembeli dalam sebuah transaksi. Karena tidak punya pilihan lain, pembeli dalam posisi sangat lemah, sehingga ia harus menerima produk atau jasa apapun yang ditawarkan perusahaan. Situasi seperti ini merupakan situasi “ekstrem kiri” yang bersifat monopoli. Situasi persaingan ini disebut 2C karena hanya ada dua C yang aktif yaitu pelanggan C1 dan perusahaan C2. Pesaing C3 dan perubahan C4 dianggap belum berperan apapun. Selanjutnya tingkat persaingan mulai bergeser dari 2C ke 2,5C. Selain pelanggan C1 dan perusahaan C2, pesaing C3 mulai berperan walaupun belum sepenuhnya. Keberadaan pesaing masih bersifat mild karena change mulai berperan secara gradual. Pada situasi ini perlakuan terhadap konsumen meningkat, konsumen tidak hanya sekedar dianggap pembeli tetapi mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan. Oleh karena itu predikat pembeli mengalami perubahan menjadi pelanggan. Pada situasi persaingan 3C rumit, pesaing telah aktif secara penuh. Pesaing menjadi kuat disebabkan change yang semakin kontinu. Dalam situasi ini konsumen harus diperlakukan sebagai pelanggan yang penting jika tidak ingin pelanggan berpaling ke pesaing. Dalam situasi ini posisi pelanggan semakin kuat karena banyak pilihan. Perusahaan harus mampu menguasai pelanggan dengan membuat strategi bersaing yang tepat, karena pada situasi inilah persaingan yang sebenarnya terjadi. Situasi persaingan semakin memanas dan bergeser menjadi 3,5C atau canggih. Pesaing semakin liar dan perubahan mulai susah ditebak atau dikendalikan karena perubahan-perubahan yang terjadi diskontinu. Dalam kondisi persaingan seperti ini, konsumen sudah harus diperlakukan sebagai klien yang harus diperhatikan lebih dari sekedar pelanggan biasa. Pada kondisi 4C semua “C” sudah sangat aktif. Pesaing semakin tidak terlihat , terjadi perubahan-perubahan yang mengejutkan dan pelanggan yang sudah pintar dan berpengalaman. Situasi menjadi kacau dan memaksa perusahaan memperlakukan pelanggan sebagai mitra kerja.

3.3. Analisis Kesenjangan

Strategi harus diformulasikan sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis di mana perusahaan atau suatu unit bisnis berada di dalamnya agar perusahaan mempunyai kinerja yang baik Ansoff 1990, diacu dalam Kartajaya 2002. Oleh karena itu, dia menganjurkan perusahaan untuk melakukan analisis kesenjangan antara lingkungan bisnis dan strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan kata lain analisis kesenjangan selisih antara melihat nilai yang didapat dari audit profil internal perusahaan CAI dan nilai yang didapat dari audit profil lingkungan bisnis CSI. Dengan membandingkan kedua variabel tersebut yaitu lingkungan bisnis dan strategi perusahaan, maka akan terjadi tiga kemungkinan kesenjangan.