Analisis Kesenjangan Audit pemasaran pada PT Gilland Ganesha Divisi Agrobisnis

Kesenjangan pertama adalah kesenjangan positif dimana strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut lebih ahead atau lebih agresif dibandingkan dengan lingkungan bisnisnya CAI CSI. Kesenjangan negatif akan terjadi bila strategi tertinggal atau keagresifan strategi tersebut kurang dibandingkan dengan turbulensi lingkungan bisnisnya CAI CSI. Sedangkan kesenjangan nihil akan terjadi bila terjadi fit antara strategi dan tingkat turbulensi lingkungan bisnis CAI = CSI. 3.4. Marketing Effectiveness Review MER Marketing Effectiveness Review merupakan suatu instrumen atau alat untuk strategic control pengendalian strategis yang digunakan untuk mengetahui efektivitas seluruh potensi atau sumberdaya pemasaran yang dimiliki perusahaan dalam mendukung kinerja proses pemasaran dalam menghadapi pesaing bisnis. Lima komponen penting yang harus diamati dalam instrument Marketing Effectiveness Review MER yaitu: 1 Filosofi pelanggan Customer Philosophy, meliputi pertanyaan: a. Apakah manajemen menyadari pentingnya mendesain perusahaan untuk memenuhi kebutuhan needs dan keinginan wants dari target pasar yang dipilih? b. Apakah manajemen mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang berbeda untuk segmen pasar yang berbeda? c. Apakah manajemen mempertimbangkan semua komponen sistem pemasaran pemasok, saluran distribusi, pesaing, pelanggan dan lingkungan dalam perencanaan bisnisnya? 2 Organisasi pemasaran yang terintegrasi Integrated Marketing Organization, meliputi pertanyaan: a. Apakah terdapat keterpaduan dan pengendalian terhadap fungsi-fungsi utama pemasaran? b. Apakah manajemen pemasaran mampu bekerja dengan baik dengan bagian manajemen lainnya? c. Seberapa baikkah pengelolaan proses pengembangan produk baru? 3 Informasi pasar yang memadai Adequate Marketing Information, meliputi pertanyaan: a. Kapan terakhir kali dilakukan riset pemasaran mengenai pelanggan, pengaruh pembelian, saluran distribusi, dan pesaing baru? b. Seberapa baikkah manajemen mengetahui potensi penjualan dan profitabilitas dari segmen pasar, pelanggan, wilayah, produk saluran distribusi dan volume pembelian yang berbeda? c. Seberapa besar usaha yang sudah dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan efektivitas biaya berbagai pengeluaran perusahaan? 4 Orientasi strategis Strategic Orientation, meliputi pertanyaan: a. Sejauh mana tingkat perencanaan pemasaran secara formal? b. Seberapa mengesankan strategi pemasaran saat ini? c. Seberapa majukah pemikiran dan perencanaan contingency yang menyiapkan skenario berdasarkan situasi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang? 5 Efisiensi operasional Operational Efficiency, meliputi pertanyaan: a. Seberapa baikkah strategipemasaran yang ditetapkan, dikomunikasikan dan diimplementasikan? b. Apakah manajemen melaksanakan tugas secara efektif dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pemasaran yang telah ada? c. Apakah manajemen mampu bereaksi secara cepat dan efektif untuk setiap perkembangan yang sedang berlangsung?

3.5. Kerangka Pemikiran Operasional

Pasca pelepasan kerjasama dengan Tangkolo Farm, PT GiGa mengalami penurunan dan fluktuasi penjualan yang sangat signifikan. Sementara itu situasi persaingan semakin kompetitif yang ditandai dengan peningkatan agresivitas dan kapabilitas pesaing serta kehadiran pendatang baru dengan produk yang lebih superior dalam lingkungan industri sayuran organik. Untuk meningkatkan posisi dalam persaingan sayuran organik, PT GiGa harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana posisi perusahaan agar dapat menyusun rencana strategis yang tepat. Audit pemasaran dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang posisi perusahaan di dalam situasi persaingan. Audit pemasaran yang digunakan adalah audit pemasaran dari Strategic Marketing Plus 2000 yang dikembangkan oleh Hermawan Kartajaya bersama konsultan pemasaran MarkPlus. Audit pemasaran Strategic Marketing Plus 2000 merupakan salah satu alat untuk menilai sejauh mana program pemasaran yang dilakukan perusahaan. Audit pemasaran melihat posisi perusahaan dalam lingkungan industri yang sedang berkembang. Lingkungan industri tersebut dapat dipantau melalui permintaan pelanggan, kondisi persaingan, dan pengaruh perubahan lingkungan. Analisis Strategic Marketing Plus 2000 dilakukan pada dua lingkungan yaitu lingkungan perusahaan dan lingkungan industri PT GiGa. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan menilai strategi, taktik, dan nilai pemasaran yang telah berjalan. Hasil analisis akan terangkum dalam matriks Company Alignment Profile CAP. Matriks CAP terdapat tiga bagian, yaitu: 1 strategi, terdiri dari: segmentation segmentasi, targeting target, dan positioning posisi, 2 taktik, terdiri dari: differentiation diferensiasi, marketing mix bauran pemasaran, dan selling penjualan, 3 nilai, terdiri dari: brand merek, service servis, dan process proses. Analisis lingkungan industri menganalisis sisi pemintaan pelanggan C1, pesaing C3 dan perubahan C4. Hasil analisis ini terangkum dalam Competitive Setting Profile CSP. Matriks CSP terdapat tiga bagian, yaitu: 1 permintaan pelanggan, terdiri dari: tercerahkan, tahu informasi, berkemampuan, 2 pesaing, terdiri dari: umum, agresivitas, kapabilitas, 3 Perubahan, terdiri dari: teknologi, ekonomi-sosial-politik dan market pasar. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis kesenjangan gap, yaitu membandingkan indeks lingkungan perusahaan Company Alignment IndexCAI yaitu hasil dari matriks CAP dan indeks lingkungan industri Competitive Setting Index CSI yang merupakan hasil dari matriks CSI. Terdapat tiga kemungkinan hasil analisis kesenjangan, yaitu kesenjangan positif dimana CAI CSI, kesenjangan negatif dimana CAI CSI, dan kesenjangan nihil dimana CAI = CSI. Audit pemasaran selanjutnya menilai efektifitas program pemasaran perusahaan melalui analisis Marketing Effectiveness Review MER. MER digunakan perusahaan untuk melihat sejauh mana sumberdaya pemasraan yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara efektif. Instrumen MER terdiri dari filosofi pelanggan, organisasi pemasaran terpadu, informasi pemasaran yang