Pendekatan Fisik Kawasan Pendugaan Daya Dukung Lingkungan

5.5. Kelayakan Ekonomi

Kelayakan suatu usaha memerlukan pertimbangan secara ekonomi, jika dalam periode yang sama terdapat beberapa usulan usaha perikanan yang ternyata layak untuk direalisasikan namun dana terbatas maka perlu dilakukan urutan prioritas terhadap pemilihan usaha-usaha perikanan tersebut sehingga diperlukan penilaian investasi dan analisis dalam urutan prioritasnya. Budidaya laut dengan sistem keramba jaring apung KJA dalam hal ini pembesaran ikan kerapu yang bibitnya diambil dari alam, merupakan salah satu pilihan dalam pengembangan kawasan yang ramah lingkungan di Kecamatan Lepar Pongok agar usaha tersebut dapat berkelanjutan. Selain usaha yang berkelanjutan, daya dukung lingkungan harus diperhatikan sehingga suatu saat bibit dari alam harus digantikan dengan bibit dari hatchery atau pengambilan bibit dari alam harus dikurangi agar stok di alam tidak terkuras. Budidaya kerapu yang sudah berhasil pembenihannya dalam hatchery seperti kerapu tikus dan kerapu macan. Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA memerlukan informasi seperti besarnya nilai investasi, biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan, pendapatan yang diperoleh dari nilai jual hasil panen, serta kewajiban membayar pinjaman bank jika perolehan sebagian modal dari hasil pinjaman ke bank. Studi kasus budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA di perairan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan akan mendalami KJA milik Bapak Hendri dengan jumlah 64 lobang keramba efektif dari 78 lobang keramba yang ada dengan periode panen selama 6 bulan. Suatu saat, pengambilan bibit dari alam harus dibatasi dan mulai diupayakan bibit dari hatchery. Perlu adanya gambaran perbandingan usaha budidaya ikan kerapu sunuk, kerapu macan, dan kerapu tikus dengan investasi yang relatif sama untuk melihat keuntungan sehingga diperoleh prioritas investasi budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA. Analisis kelayakan usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA dalam penilaian investasinya menggunakan beberapa metode seperti perhitungan Revenue Cost ratio RC, Payback Period PP, Break Even Point BEP, Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of Return IRR. Asumsi-asumsi yang digunakan seperti tingkat bunga diskonto discount rate sebesar 12 mempertimbangkan komunikasi dengan Bapak Noviar dari Bank Sumsel Babel di Kabupaten Bangka, April 2011, perhitungan rentang usaha selama 5 tahun, penyusutan peralatan sebesar 10 - 20 pertahun, tidak ada pinjaman modal ke bank karena terkait persyaratan yang sulit dipenuhi oleh masyarakat di pulau kecil dan pertimbangan faktor pengusaha yang terkesan khawatir dalam hal pengembalian modal utang. Beberapa kesulitan seperti agunan berupa hak kepemilikan tanah oleh peminjam harus berupa tanah bersertifikat dari Badan Pertanahan Nasional dan juga lokasi perbankan yang jauh dari Pulau Pongok sehingga mobilitas membutuhkan waktu cukup lama, sedangkan pemeliharaan ikan budidaya membutuhkan ketelatenan setiap hari sehingga tidak dapat ditinggalkan, serta alasan lainnya. Dengan berbagai kesulitan ini maka untuk biaya investasi diputuskan untuk tidak meminjam uang ke perbankan, kecuali ada program pemerintah yang memfasilitasi peminjaman uang dengan bunga yang terjangkau. Gambaran usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Kerapu No Kriteria Kerapu Sunuk 64 KJA Kerapu Sunuk 4 KJA Kerapu Macan 4 KJA Kerapu Tikus 4 KJA 1 Investasi 305.000.000 52.500.000 52.500.000 52.500.000 2 RC 1,03 1,10 1,20 1,28 3 PP tahun 3,54 2,95 3,11 2,86 4 BEP produksi kg Thn ke 1 Thn ke 2 - 5 963 1.050 971 1.060 247 270 5 BEP harga Rp 164.123 66.402 195.255 6 NPV 41.110.473 17.695.494 14.417.809 19.919.628 7 Net BC 1,20 1,55 1,44 1,63 8 IRR 21,00 36,39 31,66 39,68

5.5.1. Kerapu Sunuk dengan 64 Lobang KJA

Sumberdaya ikan kerapu hidup di perairan Kecamatan Lepar Pongok ini secara langsung dapat menghidupi 11 kepala keluarga nelayan bubu, 3 kepala keluarga anak buah nelayan bubu, 5 kepala keluarga pegawainya Bapak Hendri, 13 kepala keluarga nelayan bagan, keluarga ABK nelayan bagan, dan keluarga Bapak Hendri sendiri. Sebagai pengusaha KJA, Bapak Hendri menangkarkan ikan kerapu dalam 64 lobang keramba efektif selama 6 bulan pemeliharaan seluruh lobang KJA lebih dari 64 lobang keramba, di luar 64 lobang keramba