Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Pangkalpinang sebesar 27,3
o
C, dengan suhu maksimum sebesar 33,7
o
C dan suhu minimum sebesar 23,0
o
C. Sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 66,0 hingga 83,6 persen pada tahun 2009. Sementara, intensitas penyinaran matahari pada tahun
2009 rata-rata bervariasi antara 28,1 hingga 86,3 persen dan tekanan udara rata- rata antara 1008,4 hingga 1010,4 mb.
Tabel 6. Jumlah Curah Hujan Tahun 2009 No Bulan
Curah Hujan mm
Hari Hujan
hari Rata-rata
Kecepatan Angin knot
Arah Angin
1 Januari
249,4 23
3,2 Barat laut
2 Februari
49,6 16
3,3 Utara
3 Maret
370,3 24
2,0 Utara
4 April
95,2 12
2,4 Timur
5 Mei
240,8 21
2,5 Timur
6 Juni
129,7 44
4,4 Timur
7 Juli
155,6 13
4,8 Tenggara
8 Agustus
78,0 7
5,7 Timur
9 September
11,8 5
5,9 Timur
10 Oktober
94,8 13
3,8 Timur
11 November
184,6 24
2,2 Timur laut
12 Desember
205,4 28
2,1 Barat laut
Rata-rata 2009 155,4
17 3,5
2008 177,1
18 3,6
Sumber : Bangka Selatan dalam angka 2010
Sedangkan data untuk 2 dua bulan terakhir yaitu Bulan Februari sampai Maret tahun 2011 diperoleh data curah hujan seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Curah Hujan Bulan Februari dan Maret Tahun 2011 No Bulan
Curah Hujan mm
Hari Hujan
hari Rata-rata
Kecepatan Angin knot
Arah Angin
1 Februari
179,30 19
3,89 Barat laut
2 Maret
305,70 24
1,98 Barat daya
Sumber : BOST Center 2011
4.3. Kondisi Tanah dan Hidrologi
Keadaan tanah di Kabupaten Bangka Selatan umumnya memiliki pH tanah rata-rata di bawah 5,0 yang didalamnya mengandung mineral bijih timah dan
bahan galian lainnya seperti pasir kwarsa, kaolin, batu gunung, dan lain-lain. Hal ini menimbulkan dampak kurang bagus untuk perkembangan kegiatan perikanan
air tawar. Bentuk dan keadaan tanahnya adalah sebagai berikut : 4 berbukit seperti Bukit Paku, Permis dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan
tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam
51 berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit
dan Batuan Plutonik Masam 20 lembahdatar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Podsolik berasal
dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit 25 rawa dan bencahdatar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial
Hedromotif dan Clay Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
Kondisi hidrologi di Kabupaten Bangka Selatan terdiri dari sungai utama, sungai sekunder, dan sungai tersier. Sungai utama seperti Sungai Bantel di
Kecamatan Toboali, Sungai Kepoh di Kecamatan Air Gegas, sungai Bangka Kota, Sungai Kurau, Sungai Kepoh, Sungai Balar, Sungai Bangka Ujung di Kecamatan
Payung, Sungai Bangka Kota di Kecamatan Simpang Rimba, Sungai Ulin, Sungai Bangka Ujung, Sungai Balar, dan Sungai Lubuk Abik di Kecamatan Pulau Besar,
dan di Kecamatan Lepar Pongok hanya terdapat sungai sekunder. Di Pulau Pongok sendiri, mungkin kurang tepat dikatakan sungai tetapi boleh dikatakan
parit karena kecil dan tidak ada sumber air mengalir kecuali jika terjadi hujan. Daerah aliran sungai DAS yang terdapat di Kabupaten Bangka Selatan
dapat dikelompokan ke dalam : a.
DAS Bantel, terletak sebagian besar di Kelurahan Toboali dan Kelurahan Tukak Kecamatan Toboali. DAS ini berupa hutan non mangrove seluas 5.940
ha dan lahan terbuka 2.293 ha. b.
DAS Kepoh, terletak di bagian timur Kabupaten Bangka Selatan. DAS ini terdiri dari 9.455 ha hutan non mangrove, 5.454 ha lahan terbuka, 509 ha
lahan terbuka recharge area, 26 ha kolong recharge area.
c. DAS Nyirih, terletak di bagian timur Kabupaten Bangka Selatan. DAS ini
terdiri dari 42.040 ha hutan non mangrove, 9.023 ha lahan terbuka, 1.641 ha lahan terbuka recharge area.
d. DAS Kurau, terletak di bagian utara Kabupaten Bangka Selatan. DAS ini
terdiri dari 23.224 ha hutan non mangrove, 10.217 ha lahan terbuka , 3.110 ha lahan terbuka recharge area, 285 ha kolong recharge area.
e. DAS Bangka Kota, terletak di bagian barat Kabupaten Bangka Selatan. DAS
ini hanya sebagian kecil saja yang termasuk ke dalam administrasi Kabupaten Bangka Selatan yaitu terdiri dari 24.935 ha hutan non mangrove, 320 ha lahan
terbuka recharge area, 38 ha kolong recharge area. 4.4.
Kondisi Kependudukan dan Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009 sebanyak 163.200 jiwa Tabel 8. Mata pencaharian penduduk terkonsentrasi pada
pengembangan sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan laut, serta perdagangan. Kepadatan penduduk dari 7 kecamatan, kepadatan tertinggi
terdapat di Kecamatan Tukak Sadai yaitu 81 orangkm
2
, dan yang paling rendah di Kecamatan Toboali sebanyak 38 orangkm
2
. Penduduk usia kerja pada tahun 2009 di Kabupaten Bangka Selatan yang berumur 15 tahun ke atas terhitung sebanyak
114.862 jiwa atau sekitar 70,77 dari total penduduk, namun demikian tercatat sebagai pencari kerja sebanyak 883 orang.
Tabel 8. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bangka Selatan No Kecamatan
Luas Daerah
km
2
Laki- laki
Orang Perempuan
Orang Jumlah
Orang Rata-rata
penduduk per km
2
1 Toboali
1.460,34 28.633
27.099 55.692
38 2
Air Gegas 853,64
19.171 17.883
37.054 43
3 Payung
372,95 9.409
8.728 18.137
49 4
Simpang Rimba
362,30 10.687
9.920 20.607
57 5
Lepar Pongok 261,98
6.352 6.349
12.701 49
6 Tukak Sadai
126,00 5.361
4.827 10.188
81 7
Pulau Besar 169,87
4.778 3.985
8.763 52
Tahun 2009 3.607,08
84.536 78.664
163.200 45
2008 3.607,08
82.042 79.045
161.087 45
Sumber : Bangka Selatan dalam angka 2010
Tabel 9. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin No Kelompok umur thn
Laki-laki Orang
Perempuan Orang
Jumlah Orang
1 0 - 4
8.668 8.117
16.785 2
5 - 9 8.107
7.555 15.662
3 10 - 14
7.267 8.624
15.891 4
15 - 19 8.363
8.519 16.882
5 20 - 24
9.629 8.886
18.515 6
25 - 29 8.609
7.681 16.290
7 30
– 34 6.985
6.695 13.680
8 35
– 39 6.513
6.020 12.533
9 40
– 44 5.725
4.739 10.464
10 45
– 49 4.254
3.662 7.916
11 50
– 54 3.113
3.179 6.292
12 55
– 59 2.696
1.875 4.571
13 60
– 64 2.313
761 3.074
14 65
– 69 1.557
920 2.477
15 70
– 74 351
710 1.061
16 75+
386 721
1.107
Jumlah tahun 2009 84.536
78.664 163.200
2008 82.042
79.045 161.087
Sumber : Bangka Selatan dalam angka 2010
Jumlah pegawai negeri sipil PNS di lingkungan pemda Kabupaten Bangka Selatan sebanyak 1.776 orang pada tahun 2009. Jumlah penduduk di Kecamatan
Lepar Pongok yang menjadi lokasi penelitian memiliki sebaran penduduk seperti ditunjukan pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kecamatan Lepar Pongok No Desa
Luas Daerah
km
2
Laki- laki
Orang Perempuan
Orang Jumlah
Orang Jumlah
Rumah Tangga
KK
1 Penutuk
44,145 1.069
920 1.989
612 2
Tanjung Labu 47,460
1.073 1.021
2.094 576
3 Pongok
86,74 1.877
2.164 4.041
922 4
Tanjung Sangkar
51,610 1.102
1.068 2.170
640 5
Kumbung 29,098
326 287
613 178
6 Celagen
2,927 905
889 1.794
329
Jumlah 261,98
6.352 6.349
12.701 3.257
Keterangan : perkiraan dari perhitungan data citra Landsat TM
Sumber : Kecamatan Lepar Pongok dalam angka 2010
Pembangunan sosial ekonomi perlu ditunjang oleh sarana pendidikan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Pada tahun 2009 di Kabupaten Bangka
Selatan memiliki SD sebanyak 85 unit, SLTP sebanyak 23 unit, dan 15 unit setingkat SMU. Jumlah murid keseluruhan dari SD sampai SMU sebanyak 29.846
orang atau meningkat sekitar 4,13 dari tahun 2008. Sedangkan untuk Desa Pongok memiliki fasilitas pendidikan tertinggi yaitu SD sebanyak 2 unit.
Fasilitas kesehatan di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009 memiliki SDM tenaga medis untuk dokter umum sebanyak 19 orang, dokter gigi 3 orang,
dan sarjana kesehatan sebanyak 8 orang, perawat kesehatan 142 orang, perawat gigi 17 orang, dan bidan 37 orang. Sedangkan untuk Desa Pongok atau Pulau
Pongok ditempatkan tenaga medis untuk dokter umum sebanyak 1 orang, paramedis 8 orang, bidan desa 1 orang, dan dibantu oleh dukun beranak sebanyak
4 orang. Keyakinan masyarakat di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009
menunjukan pemeluk Agama Islam sebanyak 152.031 jiwa, Agama Kristen Protestan 1.457 jiwa, Agama Kristen Katolik 592 jiwa, Agama Hindu 303 jiwa,
Agama Budha 1.091 jiwa, Agama Konghucu 2.028 jiwa.
4.5. Kegiatan Perikanan
Penduduk di Kabupaten Bangka Selatan yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan perikanan dapat dibagi ke dalam perikanan budidaya dan perikanan
tangkap. Berdasarkan program dari DKP Bangka Selatan, sudah didorong adanya kegiatan budidaya rumput laut dan keramba jaring apung KJA untuk ikan kerapu
tikus. Dalam perkembangannya sampai saat ini masih mengalami beberapa kendala sehingga belum optimal menjadi mata pencaharian utama. Kondisi
eksisting budidaya laut berdasarkan data dari DKP Bangka Selatan tahun 2007 yaitu sebesar 13 ha. Budidaya rumput laut jenis Euchema cotonii jumbo dengan
sistem rakit kayu atau bambu yang diberi jaring untuk mengamankan bibit dari gangguan predator, pertumbuhannya cukup bagus namun terkendala dengan
masalah harga yang rendah dan pemasaran yang masih sulit sehubungan jumlah rumput laut yang relatif sedikit menurut informasi calon pembeli sehingga hal ini
tidak menguntungkan bagi penduduk yang menanam rumput laut. Budidaya ikan kerapu tikus dengan sistem keramba jaring apung sudah diuji coba oleh DKP
Bangka Selatan namun tidak dapat tumbuh optimal, mungkin karena pakan buatan yang relatif mahal, lokasi relatif jauh dari daratan utama Pulau Bangka, serangan
penyakit, serta bibit yang belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan perairan di Kabupaten Bangka Selatan. Namun demikian, masih terdapat budidaya
jenis kerapu hasil tangkapan dari alam atau dikenal dengan sebutan penangkaran. Kondisi perikanan tangkap di Kabupaten Bangka Selatan, sekarang ini
memiliki alat tangkap yang beragam seperti jaring, pancing, bubu, sero, bagan, pintur, panah, dan jala. Penggunaan jaring ini memiliki nama seperti sungkur,
jaring gill net, trammel net, rawai dasar, jaring kepiting, dan jaring kembung. Sarana kapal yang digunakan mulai dari perahu tanpa mesin sampai dengan
menggunakan kapal bermotor. Kapal yang biasa digunakan di Kabupaten Bangka Selatan berukuran panjang 12 m, lebar 2 m, dalam 0,65 m, 5 GT, kecepatan 5
miljam, mesin dompeng 24 PK, dilengkapi GPS, radio SSB, dengan awak kapal sebanyak 3 ABK dan lama melaut sekitar 1 hari. Sedangkan produksi tangkapan
ikan di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2004 sampai dengan Oktober 2007 dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Produksi Perikanan Tahun 2004-2007 Kabupaten Bangka Selatan
No Jenis Ikan Produksi Per Tahun Ton
2004 2005
2006 2007
1 Sebelah
250 268
283 280
2 Biji Nangka
595 610
634 640
3 Ikan Merah
300 330
346 347
4 Kerapu
1.250 1.262
1.275 1.270
5 Kakap
400 431
457 460
6 Kurisi
370 376
398 400
7 Ekor Kuning
257 280
283 290
8 Pari
1.200 1.225
1.241 1.250
9 Bawal Hitam
308 338
349 340
10 Bawal Putih
324 350
362 365
11 Selar
99 105
112 115
12 Senangin
60 64
78 80
13 Kembung
285 310
324 325
14 Tenggiri
950 967
985 982
15 Tongkol
2.000 2.018
2.027 2.020
16 Rajungan
800 875
900 915
17 Kepiting
300 340
351 355
18 Udang
400 420
434 450
19 Kerang darah
600 650
660 662
20 Cumi dan sotong
325 355
370 372
21 Tamban
1.100 1.118
1.124 1.120
22 Golok-golok
700 768
777 780
23 Manyong
400 440
448 445
24 Teri
300 323
336 335
25 Ikan lidah
350 374
400 410
26 Gerot-gerot
120 145
153 155
27 Talang
200 220
229 230
28 Selanget
132 150
165 168
28 Julung-julung
100 120
124 137
30 Kapas-kapas
375 410
418 420
31 Belanak
420 445
480 486
32 Gulamah
475 526
537 550
33 Cakalang
150 169
182 200
34 Selangat
1.100 1.210
1.218 1.220
35 Bandeng
100 145
160 161
36 Ikan pedang
300 530
576 570
37 Mata besar
180 198
215 217
38 Beronang lingkis
270 310
327 325
39 Ikan cucut
800 875
890 880
40 Selar
110 120
127 127
41 Lemuru
250 275
284 286
42 Terubuk
150 162
172 173
43 Lemadang
250 278
290 286
44 Ikan Layaran
215 218
232 235
45 Kuniran
350 362
375 380
46 Kuro
100 124
134 136
Jumlah 18.072
21.589 22.242
22.350
Estimasi Tahun 2007 24.000
Estimasi ikan rucah 5 1.200
Sumber : DKP Kabupaten Bangka Selatan 2007
Produksi perikanan yang terdata di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Produksi Perikanan di Kabupaten Bangka Selatan
No Kecamatan
Volume ton Nilai xRp 1.000
1 Toboali
6.416 96.240.000
2 Tukak Sadai
8.076 121.140.000
3 Lepar Pongok
6.079 91.185.000
4 Pulau Besar
2.423 36.345.000
5 Simpang Rimba
3.320 49.800.000
6 Airgegas
- -
7 Payung
- -
Total 26.314
394.710.000
Sumber : Bangka Selatan dalam angka 2010
Subsektor perikanan ini cukup dominan dengan komoditi utama seperti ikan kerapu, kakap merah, udang, cumi-cumi, sirip ikan hiu, dan lain-lain. Produksi
perikanan tahun 2009 meningkat dari produksi tahun 2008 yaitu volume sebesar 24.142 ton dengan nilai Rp 362.130.000.000,00.
Dalam menghasilkan produksi perikanan ini, jumlah nelayan yang terlibat di Kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah Nelayan di Kabupaten Bangka Selatan No Kecamatan
Jumlah Nelayan
orang Nelayan
Penuh orang
Nelayan Sambilan
Utama orang
Nelayan Sambilan
Tambahan orang
1 Toboali
1.749 1.108
109 39
2 Tukak Sadai
1.334 1.034
86 24
3 Lepar Pongok
2.959 2.569
110 34
4 Pulau Besar
742 320
135 25
5 Simpang Rimba
891 404
187 48
6 Airgegas
- -
- -
7 Payung
- -
- -
Total 7.675
5.435 627
190
Sumber : Bangka Selatan dalam angka 2010
Sedangkan sarana kapal dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Sarana Kapal Nelayan di Kabupaten Bangka Selatan
No Kecamatan
Jumlah Buah
Tanpa Perahu
Buah Perahu
Tanpa Motor
Buah Perahu
pakai Motor
Buah Kapal
Motor Buah
1 Toboali
1.178 18
150 75
935 2
Tukak Sadai 485
11 91
25 358
3 Lepar Pongok
1.677 26
221 12
1.418 4
Pulau Besar 252
- 51
6 195
5 Simpang Rimba
338 -
64 9
265 6
Airgegas -
- -
- -
7 Payung
- -
- -
-
Total 3.930
55 577
127 3.171
Sumber : Bangka Selatan dalam angka 2010
Sarana kapal bermotor yang digunakan kebanyakan menggunakan kapal dengan tonase sekitar 3 - 5 GT sebanyak 1.663 unit kapal, 5
– 10 GT sebanyak 129 unit, dan 10
– 20 GT sebanyak 20 unit. Nelayan di wilayah Kecamatan Lepar
Pongok tercatat menggunakan kapal dengan tonase sekitar 3 - 5 GT sebanyak 328 unit kapal, 5
– 10 GT sebanyak 104 unit, dan 10 – 20 GT sebanyak 12 unit. Nelayan yang berada di Pulau Lepar, hasil tangkapannya biasa dijual di Tempat
Pendaratan Ikan Sadai, sedangkan nelayan di Pulau Pongok menjual ikan ke Sadai, Belitung, dan Jakarta. Hal ini dilakukan tergantung informasi harga ikan
dan cuaca di laut yang bersahabat untuk membawa hasil tangkapan ikan ke tempat yang paling aman dari terjangan gelombang. Ikan yang dibawa ke Jakarta
biasanya ikan yang sudah dikeringkan oleh pemiliknya.
4.6. PDRB Kabupaten Bangka Selatan
Fokus utama pembangunan ekonomi tentunya untuk meningkatkan daya beli masyarakat, atau secara makro digambarkan melalui peningkatan PDRB per
kapita. Tetapi tentunya kebijakan pembangunan secara makro ini tidak dapat mengabaikan kebijakan pembangunan secara mikro. Pekerjaan di sektor informal
pada umumnya menghasilkan nilai tambah yang lebih kecil dari pekerjaan di sektor formal. Oleh karena itu, transformasi pekerjaan dari sektor informal ke
sektor formal dapat dijadikan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian, baik secara makro ataupun secara mikro. Mengingat sektor
pertanian masih merupakan leading sector di Kabupaten Bangka Selatan, maka bentuk transformasi ini dapat diwujudkan, salah satunya dengan mengembangkan
agribisnis dan agro-industri termasuk pada subsektor perikanan. Namun tentunya dibutuhkan kajian yang lebih komprehensif sebelum kegiatan tersebut
dilaksanakan. Penduduk Kabupaten Bangka Selatan memiliki sebaran sektor pekerjaan
yang berkonstribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB kabupaten. PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah bruto barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi berdasarkan harga pada setiap tahun. Konstribusi yang relatif besar untuk PDRB Kabupaten Bangka Selatan atas dasar harga berlaku
laporan tahun 2008 yaitu dari sektor pertanian sebesar Rp 784.746 juta 40,76