Nelayan Bubu Tata Niaga Ikan Kerapu Famili Serranidae di Pulau Pongok

dipergunakan untuk penyortiran kerapu sesuai dengan ukuran sortiran dan untuk memisahkan ikan kerapu yang sakit, ikan kerapu selanjutnya dijual kepada Bapak Abeng sebagai eksportir di Kabupaten Belitung dengan tujuan Hongkong. Tujuan menangkarkan ikan kerapu ini adalah membesarkan dan membuat jinak ikan kerapu yang ditangkap dari alam. Ikan kerapu yang masih liar akan membuat stress ikan kerapu sunuk yang lainnya. Membesarkan ikan kerapu sunuk yaitu dari ukuran kerapu kecil sunuk kecil = SK, kurang dari 600 g, kerapu besar sunuk besar = SB, kurang dari 800 g, dan kerapu super sunuk super = SS, sekitar 900 g untuk mencapai ukuran 1 kg ke atas. Jika sudah di atas 1 kgekor biasanya pembeli dari Hongkong menghitungnya per ekor, bukan per kg lagi. Pemberian pakan dalam waktu sekitar 6 bulan dengan jumlah sekitar 10 kglobanghari, untuk efisiensi pada faktanya disesuaikan dengan kondisi perkembangan ikan dalam keramba yaitu terkadang dalam 1 hari diberikan pakan yang cukup dan terkadang tidak diberi makan sama sekali dimana survival rate SR ikan kerapu sekitar 60. Padat tebar bibit sebanyak 240 ekorlobang keramba, dimana setiap lobang keramba berukuran panjang x lebar x tinggi adalah 3 m x 3 m x 3 m atau 27 m 3 . Berdasarkan perhitungan di atas Tabel 18 dengan investasi sebesar Rp 305.000.000,00 belum termasuk biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel maka nilai rasio penerimaan dengan biaya atau RC dalam budidaya ikan kerapu sistem KJA diperoleh sebesar 1,03. Berdasarkan hasil perhitungan RC maka usaha budidaya kerapu sistem KJA dinyatakan layak karena nilai RC lebih besar dari 1 yaitu 1,03. Nilai ini bermakna bahwa setiap biaya produksi yang dikeluarkan untuk budidaya kerapu sistem KJA sebesar Rp 1.000,00 maka akan memperoleh manfaat sebesar Rp 1.030,00. Waktu pengembalian investasi atau Payback Period PP selama 3,54 tahun atau 3 tahun 6 bulan 14 hari. Artinya periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yaitu selama 3,54 tahun dan selanjutnya tinggal memetik keuntungan. Waktu 3,54 tahun ini merupakan waktu yang cukup realistis dan optimis sehingga berdasarkan analisis penilaian investasi dengan masa hidup usaha 5 tahun maka budidaya kerapu sistem KJA ini layak untuk dilaksanakan. Metode PP ini memiliki kelemahan yaitu metode ini tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang dan juga tidak memperhatikan aliran kas masuk setelah payback. Mengenai nilai break even point BEP baik dalam bentuk BEP produksi maupun BEP harga tidak dapat dihitung karena jenis produk, kuantitas produk, dan harga produk yang dihasilkan usaha budidaya ini tidak sama yaitu terdapat spesies kerapu sunuk, kerapu macan, kerapu lumpur, dan kerapu katarap. Sementara pada sisi lain, biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel merupakan satu kesatuan untuk komoditi yang dihasilkan. Nilai BEP dapat dihitung secara mudah pada komoditi dengan satu spesies dan bukan multi spesies serta dengan harga tunggal. Nilai NPV sebesar Rp 41.110.473,00 menunjukan keuntungan bersih yang akan diperoleh selama 5 tahun yang dihitung berdasarkan nilai uang saat ini. Nilai Net BC sebesar 1,20 berarti bahwa manfaat yang diperoleh adalah sebesar 1,20 kali lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Nilai IRR sebesar 21,00 yang ditentukan berdasarkan suku bunga yang wajar dari investasi awal yaitu 12,00 saat mencari nilai present value. Nilai IRR yang dihitung ternyata lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi ini dapat diterima. Berdasarkan semua kriteria penilaian investasi seperti RC, PP, NPV, Net BC, dan IRR maka dapat dikatakan bahwa usaha budidaya kerapu dengan sistem KJA, secara ekonomi layak direkomendasikan untuk dikembangkan di perairan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan. Jika dihitung saldo kas terminal ditambah sisa aset usaha setelah 5 tahun maka diperoleh nilai sebesar Rp 246.270.375,00. Dengan gambaran di atas, semakin besar modal yang ditanamkan untuk usaha ini maka peluang investor untuk memperoleh keuntungan akan semakin banyak.

5.5.2. Perbandingan Usaha Kerapu dengan 4 Lobang KJA

Berdasarkan informasi dari beberapa narasumber sebagai praktisi budidaya kerapu bahwa 1 unit KJA yang terdiri dari 4 lobang keramba dapat menjadi alternatif usaha bagi 1 kepala keluarga. Proyeksi perhitungan ekonomi dilakukan terhadap jenis ikan kerapu sunuk, kerapu macan dan kerapu tikus Tabel 18. Analisis kelayakan usaha budidaya kerapu ini penting bagi pihak investor atau yang berkepentingan agar dapat mempertimbangkan dan memilih jenis ikan kerapu apa yang akan dibudidayakan berdasarkan jumlah modal yang dimiliki untuk investasi dalam bidang perikanan. Mengacu pada Tabel 18, berdasarkan perhitungan revenue cost ratio RC dari ketiga spesies ikan kerapu maka budidaya kerapu tikus menunjukan peringkat tertinggi dengan nilai RC sebesar 1,28 disusul dengan kerapu macan sebesar 1,20 dan kerapu sunuk sebesar 1,10. Nilai RC untuk semua spesies ikan kerapu menunjukan lebih dari 1 sehingga usaha layak untuk dilaksanakan. Jika dilakukan pemilihan usaha dari ketiga spesies di atas maka pilihan utama yaitu pada budidaya ikan kerapu dengan nilai RC paling besar, di mana semakin besar nilai RC maka keuntungan usaha akan semakin besar. Berdasarkan perhitungan payback period PP dari ketiga spesies ikan kerapu maka budidaya kerapu tikus menunjukan peringkat PP tertinggi sebesar 2,86 tahun atau 2 tahun 10 bulan dan 10 hari, disusul dengan PP kerapu sunuk sebesar 2,95 tahun atau 2 tahun 11 bulan dan 12 hari, dan PP kerapu macan sebesar 3,11 tahun atau 3 tahun 1 bulan dan 10 hari. Semakin pendek waktu pengembalian modal usaha maka semakin prioritas untuk dipilih dan dilaksanakan usaha budidaya ikan kerapu tersebut, disini terlihat bahwa PP untuk semua spesies ikan kerapu tidak melebihi masa hidup usaha budidaya kerapu tersebut. Jika melihat pada periode waktu untuk pengembalian modal maka urutan prioritas usaha budidaya kerapu adalah kerapu tikus, kerapu sunuk, dan kerapu macan. BEP produksi untuk ketiga spesies ikan kerapu, pada tahun ke satu berbeda dengan tahun lainnya karena saat membangun konstruksi KJA membutuhkan waktu 1 bulan dari 1 tahun produksi atau di tahun pertama hanya efektif 11 bulan untuk berproduksi. BEP penjualan ketiga spesies ini adalah sebagai berikut : 1 Penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun pertama akan mencapai BEP tidak mengalami untung dan tidak rugi jika batas produksi minimal sebesar 963 kg. Artinya jika produksi ikan kerapu sunuk pada tahun pertama di bawah 963 kg maka usaha akan mengalami kerugian. Penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP tidak mengalami untung dan tidak rugi jika batas produksi minimal sebesar 1.050 kgtahun. Artinya jika produksi ikan kerapu sunuk pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima di bawah 1.050 kgtahun maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4 lobang keramba, penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun pertama sebesar 1.056 kg dan pada tahun kedua