Pongok tercatat menggunakan kapal dengan tonase sekitar 3 - 5 GT sebanyak 328 unit kapal, 5
– 10 GT sebanyak 104 unit, dan 10 – 20 GT sebanyak 12 unit. Nelayan yang berada di Pulau Lepar, hasil tangkapannya biasa dijual di Tempat
Pendaratan Ikan Sadai, sedangkan nelayan di Pulau Pongok menjual ikan ke Sadai, Belitung, dan Jakarta. Hal ini dilakukan tergantung informasi harga ikan
dan cuaca di laut yang bersahabat untuk membawa hasil tangkapan ikan ke tempat yang paling aman dari terjangan gelombang. Ikan yang dibawa ke Jakarta
biasanya ikan yang sudah dikeringkan oleh pemiliknya.
4.6. PDRB Kabupaten Bangka Selatan
Fokus utama pembangunan ekonomi tentunya untuk meningkatkan daya beli masyarakat, atau secara makro digambarkan melalui peningkatan PDRB per
kapita. Tetapi tentunya kebijakan pembangunan secara makro ini tidak dapat mengabaikan kebijakan pembangunan secara mikro. Pekerjaan di sektor informal
pada umumnya menghasilkan nilai tambah yang lebih kecil dari pekerjaan di sektor formal. Oleh karena itu, transformasi pekerjaan dari sektor informal ke
sektor formal dapat dijadikan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian, baik secara makro ataupun secara mikro. Mengingat sektor
pertanian masih merupakan leading sector di Kabupaten Bangka Selatan, maka bentuk transformasi ini dapat diwujudkan, salah satunya dengan mengembangkan
agribisnis dan agro-industri termasuk pada subsektor perikanan. Namun tentunya dibutuhkan kajian yang lebih komprehensif sebelum kegiatan tersebut
dilaksanakan. Penduduk Kabupaten Bangka Selatan memiliki sebaran sektor pekerjaan
yang berkonstribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB kabupaten. PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah bruto barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi berdasarkan harga pada setiap tahun. Konstribusi yang relatif besar untuk PDRB Kabupaten Bangka Selatan atas dasar harga berlaku
laporan tahun 2008 yaitu dari sektor pertanian sebesar Rp 784.746 juta 40,76
terutama subsektor perikanan. Produksi perikanan laut sebesar 23.854 ton dengan nilai mencapai Rp 596.350.000 juta rupiah. Sektor pertambangan dan penggalian
sebesar Rp 553.113 juta 28,73, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 250.002 juta 12,98 terutama dari subsektor perdagangan. Selanjutnya
sektor bangunan sebesar Rp 112.377 juta 5,84, dan sektor jasa-jasa sebesar Rp 95.010 juta 4,93. Sedangkan untuk sektor lainnya berkonstribusi relatif kecil
yaitu dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp 53.681 juta 2,79, sektor industri pengolahan sebesar Rp 49.118 juta 2,55, sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 21.588 juta 1,12, dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 5.746 juta 0,30. Selanjutnya struktur
perekonomian di Kecamatan Lepar Pongok, konstribusi terbesar berasal dari sektor pertanian yaitu 62,37 dengan subsektor utama yaitu perikanan laut. Dari
angka PDRB ini dapat dilihat bahwa usaha yang dominan untuk pulau kecil adalah pada subsektor perikanan sehingga keberlanjutannya harus diperhatikan.
4.7.
Kondisi Ekosistem 4.7.1.
Kondisi Ekosistem Mangrove
Secara keseluruhan ekosistem mangrove yang ada di Kabupaten Bangka Selatan sekitar 12.223 ha Djamali et al. 2009. Kondisi di Kecamatan Lepar
Pongok yang merupakan pulau-pulau kecil yang terpisah dari daratan induk dengan wilayah pengendapan pasir akibat gelombang, substrat yang umumnya
sedimen kearah darat yang sedikit berlumpur dan karang mati agak mengarah ke lautnya, mangrove tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan
organik. Mangrove di Kabupaten Bangka Selatan masih dapat ditemukan sampai sekitar 200 meter ke arah darat dan hampir tumbuh di sekeliling bibir pantai di
kecamatan ini. Tegakan Avicennia sp. akar napasnya muncul ke atas lumpur pantai. Pohon-pohon bakau Rhizophora sp., yang biasanya tumbuh di zona
terluar, mengembangkan akar tunjang untuk bertahan dari ganasnya gelombang. Jenis-jenis Avicennia sp. dan Sonneratia sp. menumbuhkan akar napas yang
muncul dari pekatnya lumpur untuk mengambil oksigen dari udara. Ditemukan juga jenis Bruguiera sp. yang mempunyai akar lutut, sementara
pohon-pohon Xylocarpus sp. berakar papan yang memanjang berkelok-kelok yang dapat menunjang tegaknya pohon di atas lumpur, sambil mendapatkan udara bagi