Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir

di bawah ambang batas baku mutu maka perairan tersebut masih aman dan memenuhi kriteria daya dukung lingkungan. 2 Pendekatan fisik kawasan Daya dukung lingkungan perairan untuk pengelolaan budidaya ikan kerapu dengan KJA dilakukan dengan pendekatan fisik kawasan sehingga selanjutnya disebut daya dukung kawaasan DDK yaitu dengan menghitung luas kawasan budidaya yang sesuai kelas S1 dan S2. Selanjutnya perlu mengetahui kondisi unsur kimia di sekitar KJA eksisting, berapa luas maksimum yang masih memenuhi daya dukung lingkungan untuk dijadikan acuan dalam menentukan luasan KJA yang masih aman dari pencemaran. Berdasarkan informasi dari salah satu narasumber, KJA sebaiknya dibuat berdasarkan kelompok masyarakat atau pokmas. Alasan dibuat pengelompokan adalah untuk memperkuat tali jangkar KJA dan memudahkan kontrol dari gangguan keamanan. Satu kelompok masyarakat pembudidaya ikan kerapu terdiri dari 10 unit KJA, dan setiap unit KJA dapat menghidupi 1 kepala keluarga. Setiap unit KJA terdiri dari 4 lobang KJA dan 1 rumah jaga dengan luas maksimum 10 m x 10 m = 100 m 2 . Setiap lobang KJA dengan volume 3 m x 3 m x 3 m = 27 m 3 . Desain KJA per kelompok dengan panjang sebanyak 5 unit KJA atau 60 m dan lebar sebanyak 2 unit KJA atau 30 m termasuk ruang kosong antar unit KJA, serta terdapat ruang kosong dari KJA terluar sejauh 50 m maka panjang total adalah 160 m dan lebar total adalah 130 m Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Desain 10 Unit KJA Ruang kosong 60 x 10 m 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 m 60 m Asumsi ini dengan mempertimbangkan sirkulasi air setiap unit KJA agar tidak terjadi pencemaran, pada gambar di atas terdapat 10 unit KJA untuk 10 anggota kelompok masyarakat. Luas per pokmas = panjang x lebar = 160 m x 130 m = 20.800 m 2 atau 2,08 ha Gambar 4. Desain Satu Kelompok Masyarakat Pembudidaya Persamaannya adalah : DDKpokmas = LKS 2,08 pokmas ………………….……. 1 atau DDKu = DDKpokmas x 10 unit KJA ………………. 2 atau DDKl = DDKu x 4 lobang KJA ……………………. 3 atau DDKi = DDKl x 240 ekor ikan . ……………………. 4 Ruang kosong 50 m dari KJA terluar 10 unit KJA 5x2 160 m 130 m 50 m 50 m Dimana : DDKpokmas = daya dukung kawasan per kelompok masyarakat LKS = luas kawasan yang sesuai ha DDKu = daya dukung kawasan untuk seluruh unit KJA = daya dukung kawasan untuk seluruh kepala keluarga DDKl = daya dukung kawasan untuk seluruh lobang KJA DDKi = daya dukung kawasan untuk seluruh ikan kerapu budidaya jika diisi 240 ekorlobang KJA setiap ekor ikan kerapu dengan ukuran berat antara 500 – 800 g, dan panjang sekitar 25 cm. 3.4.3. Analisis Ekonomi Analisis ekonomi untuk menilai kelayakan suatu investasi mencakup pada perhitungan penentuan biaya investasi, biaya operasional dan penerimaan. Analisis usaha pada usaha perikanan umumnya dihitung untuk periode satu tahun, seperti pada usaha budidaya pembesaran atau usaha penangkapan. Menurut Umar 2009, Effendi dan Oktariza 2006, dan Sugiarto et al. 2002, beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi yaitu Revenue Cost Ratio RC, Payback Period PP, Break Even Point BEP, Net Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of Return IRR. Dalam menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya perhitungan di atas kertas itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Perlu untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran- taksiran yang menyesatkan atau yang tidak tepat karena variabel-variabel yang mendasarinya bisa jadi saling berhubungan. Rumus untuk perhitungan atau analisis ekonomi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini : 1 Revenue Cost Ratio RC Analisis ini digunakan untuk melihat layak atau tidaknya suatu usaha yang dilakukan dengan membandingkan penerimaan dengan biaya produksi selama periode waktu tertentu satu musim tanam. Kegiatan usaha yang paling