Penyakit ikan kerapu yang ditemui di perairan Pulau Pongok yaitu terserang penyakit gila ikan atau seperti sakit maag pada manusia dengan ciri-ciri kepala
berputar-putar di permukaan keramba. Hal ini terjadi mungkin akibat ikan berkompetisi dalam memperoleh makanan dan akhirnya kalah sehingga tidak
kebagian makanan. Ikan yang sakit ini dapat bertahan berhari-hari, ada yang dapat sembuh serta ada juga yang mengalami kematian.
5.4.2.6. Masa Panen Kerapu
Masa panen dilakukan sampai berat tubuh lebih dari 1 kgekor dengan harga jual Rp 180.000,00kg. Untuk mencapai ukuran demikian, biasanya kerapu
ditangkarkan sekitar 6 bulan. Harga ikan kerapu yang kurang dari 1 kg biasanya harga ikan lebih murah sehingga belum saatnya untuk dijual. Penjualan ikan
kerapu dilakukan setiap bulan secara kontinyu dengan cara kapal dari eksportir di Kabupaten Belitung datang menjemput ikan kerapu di Pulau Pongok yang
sebelumnya sudah ada komunikasi bahwa ikan siap dijual. Sistem pembayaran terkadang dilakukan saat ikan kerapu dipanen di Pulau Pongok atau pembayaran
dengan mengambil uang ke tempat eksportir kerapu di Kabupaten Belitung.
5.4.3. Eksportir Ikan Kerapu
Penelitian ini dibatasi untuk budidaya kerapu di perairan Pulau Pongok sehingga tidak terlalu banyak dalam mengupas kegiatan eksportir kerapu di
Kabupaten Belitung. Informasi yang diperoleh bahwa relasi penjualan ikan kerapu yang siap di ekspor bertujuan ke Hongkong, di mana kapal Hongkong ini singgah
dahulu menjemput ikan dibeberapa titik lokasi diantaranya Kepulauan Riau, Mentawai, Lampung, dan Kepulauan Seribu. Setelah ada komunikasi sebelumnya
antara eksportir di Kabupaten Belitung dengan pembeli kerapu di Hongkong, kapal ikan yang siap mengangkut kerapu akan masuk ke Kabupaten Belitung
dengan kuota minimal ikan kerapu sebanyak 2 ton yang siap di ekspor. Sistem pembayaran biasanya secara transfer. Kendala yang pernah dihadapi ketika ikan
sudah siap di ekspor dan kapal sudah diberangkatkan dari Hongkong namun di tengah perjalanan sekitar perairan Kepulauan Riau kapal ini dibajak sehingga
mengalami keterlambatan datang ke Kabupaten Belitung. Jika hal ini terjadi maka akan berakibat pada membengkaknya biaya pakan bagi eksportir kerapu.
5.5. Kelayakan Ekonomi
Kelayakan suatu usaha memerlukan pertimbangan secara ekonomi, jika dalam periode yang sama terdapat beberapa usulan usaha perikanan yang ternyata
layak untuk direalisasikan namun dana terbatas maka perlu dilakukan urutan prioritas terhadap pemilihan usaha-usaha perikanan tersebut sehingga diperlukan
penilaian investasi dan analisis dalam urutan prioritasnya. Budidaya laut dengan sistem keramba jaring apung KJA dalam hal ini pembesaran ikan kerapu yang
bibitnya diambil dari alam, merupakan salah satu pilihan dalam pengembangan kawasan yang ramah lingkungan di Kecamatan Lepar Pongok agar usaha tersebut
dapat berkelanjutan. Selain usaha yang berkelanjutan, daya dukung lingkungan harus diperhatikan sehingga suatu saat bibit dari alam harus digantikan dengan
bibit dari hatchery atau pengambilan bibit dari alam harus dikurangi agar stok di alam tidak terkuras. Budidaya kerapu yang sudah berhasil pembenihannya dalam
hatchery seperti kerapu tikus dan kerapu macan. Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem
KJA memerlukan informasi seperti besarnya nilai investasi, biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan, pendapatan yang diperoleh dari nilai jual hasil panen,
serta kewajiban membayar pinjaman bank jika perolehan sebagian modal dari hasil pinjaman ke bank. Studi kasus budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA di
perairan Pulau Pongok Kabupaten Bangka Selatan akan mendalami KJA milik Bapak Hendri dengan jumlah 64 lobang keramba efektif dari 78 lobang keramba
yang ada dengan periode panen selama 6 bulan. Suatu saat, pengambilan bibit dari alam harus dibatasi dan mulai diupayakan bibit dari hatchery. Perlu adanya
gambaran perbandingan usaha budidaya ikan kerapu sunuk, kerapu macan, dan kerapu tikus dengan investasi yang relatif sama untuk melihat keuntungan
sehingga diperoleh prioritas investasi budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA. Analisis kelayakan usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA dalam
penilaian investasinya menggunakan beberapa metode seperti perhitungan Revenue Cost ratio RC, Payback Period PP, Break Even Point BEP, Net
Present Value NPV, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of Return IRR. Asumsi-asumsi yang digunakan seperti tingkat bunga diskonto
discount rate sebesar 12 mempertimbangkan komunikasi dengan Bapak