personal melalui presentasi penjualan, pertemuan penjualan, komunikasi melalui media elektronika telepon, fax, email serta melalui pameran dagang nasional maupun internasional.
Dalam melakukan promosi produk LCM serbuk sawit dilakukan penjualan dengan menjual sendiri menggunakan tenaga pemasar yang dimiliki perusahaan. Konsumen dari industri LCM serbuk
sawit yaitu beberapa industri penyedia lumpur pengeboran serta perusahaan-perusahaan pengeboran minyak yang masih sedikit mengetahui kehadiran produk LCM serbuk sawit. Oleh
karena itu tahapan untuk memperkenalkan kepada konsume dimulai dari menarik perhatian awareness, setelah itu tumbuh minat interest, kemudian berkehendak desire untuk melakukan
action pembelian produk tersebut. Di Indonesia, produk LCM serbuk sawit sama sekali belum digunakan oleh industri penyedia lumpur pengeboran dan perusahaan-perusahaan pengeboran
minyak akan tetapi sudah ada beberapa industri yang menghasilkan produk sejenis dengan LCM serbuk sawit dengan menggunakan bahan baku seperti serbuk gergaji. Oleh karena itu, perusahaan
ini perlu menciptakan pasar, sehingga untuk memperoleh pasar perlu diciptakan pula pasar pengguna LCM serbuk sawit serta memperkenalkan produk yang dibuat pada pasar dengan
menciptakan citra produk pada benak konsumen industri sebagai produk tersandar yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan oleh masing-masing industri penyedia lumpur pengeboran maupun
perusahaan-perusahaan pengeboran yang ada di Indonesia.
B. Analisis Teknis dan Teknologis
1. Spesifikasi Bahan Baku
Limbah batang sawit yang selama ini menjadi persoalan serius bagi pengelola kebun ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk aditif didalam proses pengeboran minyak.
Potensi ini belum banyak diketahui orang padahal dapat dijadikan sebagai bahan baku industri pengolahan batang kelapa sawit menjadi serbuk sawit, stok limbah kayu kelapa sawit sangat
melimpah. Limbah yang tidak pernah diperhitungan sebelumnya bisa dijadikan bahan baku alternatif.
Batang kelapa sawit terdiri dari dua komponen utama yaitu jaringan ikatan pembuluh vascular bundles dan jaringan parenkim. Hasil analisa kimia menunjukkan bahwa kadar pati
kelapa sawit termasuk tinggi Bakar, 2003. Kelapa sawit merupakan bahan yang memiliki sejumlah kekurangan. Kelemahan tersebut menurut Bakar 2003 antara lain terletak pada
stabilitas dimensi, kekuatan, keawetan dan sifat permesinan. Dalam bentuk alami, kayu gergajian kelapa sawit dimensinya tidak stabil dengan variasi susut 9.2-14. Dari segi kekuatan, kayu
kelapa sawit tergolong sangat lemah dimana papan tepinya termasuk kedalam kelas kuat IV-V. Dari segi keawetan, tergolong sangat tidak awet kelas V. Dengan demikian perlu dilakukan
upaya perbaikan kualitas dengan penambahan bahan plastik. Tabel 5 menunjukkan sifat-sifat dasar dari batang kelapa sawit.
Tabel 5 . Komponen-komponen batang kelapa sawit
Komponen Kandungan
Air 12.05
Abu 2.25
SiO2 0.48
Lignin 17.22
Hemiselulosa 16.81
α-selulosa 30.77
Pentosa 20.05
Sumber : Nasution DY, 2001
Pohon kelapa sawit produktif hingga berumur 25 tahun, tingginya mencapai 9 – 12 meter
dan diameter 45 – 65 cm. Komponen-komponen yang terkandung dalam kayu kelapa sawit adalah
selulosa, lignin, parenkim, air, dan abu Tomimura, 1992. Menurut Lasino 2005 Pemanfaatan batang kelapa sawit hingga saat ini penggunaannya
baru sampai pada pengolahan menjadi papan komposit, kayu plastik, papan partikel dan panel kayu. Dengan banyaknya jumlah limbah kelapa sawit, maka salah satu upaya yang harus dilakukan
adalah dengan pemanfaatan limbah tersebut untuk berbagai kebutuhan sehingga mempunyai nilai ekonomis seperti pada produk serbuk sawit. Diagram alir pengolahan batang kelapa sawit menjadi
serbuk sawit dapat dilihat pada Gambar 18 sebagai berikut.
Gambar 18. Diagram alir proses pengolahan batang kelapa sawit menjadi serbuk sawit
2. Ketersediaan dan Prakiraan Bahan Baku