Model Pemilihan Lokasi Verifikasi Sistem

3. Halaman Informasi Lingkungan

Halaman ini berisi tentang informasi penangan limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan batang kelapa sawit ini menjadi LCM serbuk sawit. Pada halaman ini pengguna dapat mengetahui jenis limbah yang dihasilkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan secara rinci. Tampilan dari halaman informasi lingkungan industri LCM serbuk sawit adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 32. Gambar 32. Tampilan halaman informasi lingkungan

4. Halaman Informasi Instruksi Penggunaan Sistem

Halaman ini berisi tentang informasi tata cara penggunaan sistem secara keseluruhan. Pada halaman ini pengguna akan diberikan petunjuk dalam melakukan input data yang diperlukan guna menunjang keputusan dalam perencanaan industri LCM serbuk sawit ini. Tampilan dari halaman informasi petunjuk penggunaan sistem adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 33 dan Lampiran 21. Gambar 33. Tampilan halaman informasi petunjuk penggunaan sistem

B. Verifikasi Sistem

1. Model Pemilihan Lokasi

Model pemilihan lokasi potensial ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi yang strategis dan potensial sebagai lokasi pendirian industri LCM serbuk sawit. Teknik yang digunakan dalam model ini adalah Metode Perbandingan Eksponensial MPE dimana pembobotan dilakukan dengan menggunakan penilaian alternatif dan kriterai yang diperoleh dari wawancara dan pengisian kuisioner oleh para pakar. Terdapat tiga orang pakar yang diwawancarai dalam penentuan bobot alternatif dan kriteria. Ketiga pakar tersebut yaitu :  Harry Muhammad Nadir, Ak. : Pelaku bisnis kelapa sawit di PT. Bakrie Sumatera Plantation,Tbk.  Ir. Nandra Djajantia : Pelaku bisnis kelapa sawit dan staff Information and Technology di PT. Chevron Indonesia.  Ir. Freddy Ibrahim : Operation Manager drilling processing di PT. Tiara Bumi Petroleum. Kriteria dan alternatif tersebut diberikan rentang penilaian dengan skala satu sampai sembilan. Penilaian yang dilakukan oleh pakar adalah dengan memberikan bobot nilai dari kriteria kemudian memberikan bobot alternatif berdasarkan kriterianya pada kuisioner. Terdapat tujuh kriteria yang dijadikan pertimbangan dalam penentuan alternatif lokasi pendirian industri LCM serbuk sawit, yaitu :  Ketersediaan Bahan Baku Penilaian dari variabel ini adalah ada tidaknya sumber bahan baku pada suatu alternatif lokasi atau jauh tidaknya sumber bahan baku dengan alternatif lokasi. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang terdapat sumber bahan baku atau dekat dengan sumber bahan baku.  Ketersediaan Tenaga Kerja Penilaian dari variabel ini adalah banyak tidaknya tenaga kerja yang tersedia pada suatu alternatif lokasi dan mahal tidaknya gaji tenaga kerja pada daerah tersebut. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang terdapat banyak tenaga kerja dan berbiaya minimum untuk gaji pekerjanya.  Ketersediaan Infrastruktur yang Baik Penilaian dari variabel ini adalah baik tidaknya kondisi infrastruktur pada suatu alternatif lokasi. Infrastuktur meliputi jalan, fasilitas air, fasilitas listrik, dan jaringan komunikasi. Alternatif lokasi yang baik adalah yang memiliki lokasi infrasturktur memadai  Masyarakat Sekitar yang Mendukung Penilaian dari variabel ini adalah kondusif tidaknya budayadan kebiasaan masyarakat yang tinggal pada suatu alternatif lokasi. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang masayarakatnya mendukung berdirinya suatu industri baru.  Sudah Terbangunnya Jaringan Distribusi Penilaian dari variabel ini adalah sudah terbangun tidaknya jaringan distibusi produk pertanian pada suatu alternatif lokasi. Jarignan distribusi ini mencakup ada tidaknya jaringan distributor pada daerah tersebut dan mudah tidaknya akses keluar masuk produk dan barang dari dan ke alternatif lokasi tersebut. Alternatif lokasi yang baik adalah yang sudah terbangun jaringan distribusi dengan baik dan akses keluar masuk produk dan barang mudah.  Peraturan Pemerintah Lokal yang Mendukung Penilaian dari variabel ini adalah kondusif tidaknya sikap Pemerintah Lokal terhadapa pembangunan industri. Sikap Pemerintah Lokal ini mencakup kemudahan prosedur perizinan usaha, perpajakan, dan peraturan lainnya. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang Pemerintah lokalnya mendukung untuk pembangunan industri.  Biaya Penilaian dari variabel ini adalah besar tidaknya efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk membangun industri pada suatu alternatif lokasi. Biaya ini mencakup biaya pembanguna fisik industri, biaya perizinan usaha, biaya tenaga kerja dan semua aspek yang membuthkan pembiayaan. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang mendukung efisiensi biaya yang besar. Pada model pemilihan lokasi industri LCM serbuk sawit ini, terdapat sepuluh alternatif lokasi, yaitu kabupaten Rokan Hulu, Kampar, Pelalawan, Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Simalungun, Langkat, Musi Banyuasin, Pasaman Barat, dan Dharmas Raya. Kesepuluh alternatif tersebut diperoleh berdasarkan luas areal perkebunan kelapa sawit yang dimiliki dari tiap-tiap kabupaten tersebut dan hasil studi literatur yang mendukung dan sesuai dengan kondisi saat ini berdasarkan ketersediaan bahan baku tersebut. Dalam penggunaan model pemilihan lokasi, pengguna dari sistem ini dapat menggunakan data yang telah didapat berdasarkan wawancara dengan pakar atau dapat juga dengan memasukkan penilaian pada kolom-kolom variabel yang telah disediakan bagi para pengguna. Hasil keluaran atau output pemilihan lokasi industri LCM serbuk sawit berdasarkan pakar dengan menggunakan teknik MPE menghasilkan urutan alternatif lokasi yang akan dipilih yang dapat dilihat pada Gambar 34. Nilai MPE terbesar dari alternatif yang diberikan yang akan dijadikan lokasi industri potensial dalam pendirian industri LCM serbuk sawit. berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh ketiga pakar dan perhitungan bobot dengan teknik MPE maka didapatkan kabupaten Rokan hulu sebagai lokasi potensial dalam pendirian industri LCM serbuk sawit dikarenakan memiliki nilai MPE terbesar dibandingkan dengan alternatif lokasi lainnya. Gambar 34. Tampilan halaman model pemilihan lokasi

2. Model Prakiraan Bahan Baku